Jika aku tak sadarkan diri saat siang, maka aku sudah sadar saat malam. Dan kini aku sendirian di kamar ku. Tidak ada siapa-siapa selain diriku sendiri,aku benar-benar sendirian.
Aku menoleh ke arah jendela kamarku. Selama beberapa menit aku melamun. Lalu aku berdiri dan menuju jendela kamarku. Membuka gordennya lalu duduk disana.
Aku menatap rembulan, indah sekali. Rasanya aku ingin ke bulan lalu melihat ke arah bumi, tapi tentu saja itu mustahil.
Merasa bosan duduk di jendela, aku memutuskan untuk keluar kamar. Saat keluar dari kamar, aku melihat ksatria pribadi ku, Atlas. Dia menatapku lalu membungkukkan badan kepadaku. Aku hanya merespon dengan tatapan datar.
"Aku sedang ingin jalan-jalan. Kalau ada yang mencariku, katakan saja bahwa aku belum sadar," Pinta ku padanya.
"Baik, Nona," Bagus, ia menurut. Syukurlah.
Aku melangkahkan kakiku. Aku masih saja dibuat kagum oleh pemandangan istana ini, sangatlah megah namun elegan. Kira-kira berapa lama istana ini dibuat?
Aku memutuskan untuk menaiki tangga sampai puncaknya, aku melihat ada pintu, tanpa pikir panjang aku membuka pintu tersebut dan wow, pemandangan perkotaan dapat ku lihat dengan jelas. Aku menutup pintu kembali dan melangkahkan kaki menuju pembatas, sepertinya ini rooftop.
Pemandangan di bawah sana membuat ku betah, bahkan aku tidak menyadari bahwa ada seseorang yang kini berada di belakangku.
"Permisi, Nona manis," Sapa nya.
Aku menoleh ke arahnya. Melihat sosok pelaku yang memanggilku 'Nona manis'. Dan ku akui, dia tipeku.
Rambutnya berwarna perak. Postur tubuhnya bagus. Hembusan angin malam membuat rambutnya bergerak menerpa wajahnya, sangat tampan ugh. Lupakan, sepertinya dia makhluk menyebalkan.
"Ahh, anda sangat cantik. Bagaimana kalau kita berkenalan?" Tanya nya mendekat ke arah ku.
"Malas," Jawabku.
"Hanya berkenalan, Nona. Yakin malas?" Apa kataku? Dia makhluk menyebalkan.
"Terserah, sampai jumpa lelaki perak," Pamit ku tak lupa dengan lambaian tangan kepadanya.
Aku sudah keluar dari rooftop. Meninggalkan lelaki perak yang tidak ku ketahui namanya, tapi masa bodoh, aku tak peduli.
Sementara, lelaki itu masih berada di rooftop.
Author POV
Lelaki perak masih berada di rooftop. Ia menatap lurus-lurus ke arah pintu yang dimana Perempuan yang ia panggil 'Nona manis' menghilang. Ia sedikit berpikir lalu menyeringai.
"Mangsa baru. Betapa enaknya menjadi lelaki perayu kelas kakap," Kata nya.
Asap putih muncul di sekitar lelaki perak, bersamaan dengan menghilangnya sosoknya. Kita tidak tau akan kah ia menemui Veddira atau tidak. Yang pasti, Veddira sudah masuk ke dalam list mangsa nya.
♩ ♩ ♩ ♩
Ingin melihat visualisasi tokoh dalam cerita The Villainess? Baiklah, Author akan menunjukkannya~
Veddira Elmeira Franklin
Duke Felix Genio Franklin
Zevrey Abercio Franklin
Zephir Damon Franklin
Lelaki perak
See you soon! Adios ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasyVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...