"Ahh! Ada kelelawar di makananku. Apakah koki disini tidak pernah memperhatikan dengan baik masakan mereka!?" Amukku sambil mendobrak meja makan.
"Maafkan saya, Nona Veddira. Sepertinya koki kami sedang lalai dalam memasak," Kata Ketua Dewan Nugara. Membungkukkan badan, mengambil alih piringku, lalu pergi. Diikuti oleh beberapa AD yang turut mengambil alih piring para bodyguard ku.
"Nona Veddira," Panggil seseorang yang membuatku menoleh ke arahnya.
"Kau disini, Ketua Dewan?" Tanyaku. Ketua Dewan sekolahku juga disini.
"Ya," Jawab nya.
"Lantas? Kau memiliki keperluan disini?" Tanyaku kepo.
"Mengawasimu agar tidak membuat bencana," Jawab nya, terlalu singkat.
"Terlambat," Kataku lalu menyeringai.
"TOLONG! ADA KEBAKARAN!" Teriak salah satu murid yang berlarian ke arah kami.
"AYO CEPAT KALIAN KELUAR!" Suruh ksatria yang menjaga Nugara Middle High School.
"Ada apa ini!?" Tanya Kepala Sekolah yang kini berada di depanku dengan wajah paniknya.
"Penyambutanmu untukku sangatlah keren, Kepala Sekolah," Kataku membuat Kepala Sekolah menoleh ke arahku, menatapku heran.
"Lupakan. Aku ingin berjalan ke taman sekolah ini. Apakah boleh?" Tanyaku meminta izin.
"Tidak sekarang, sedang terjadi kerusuhan," Tolak Kepala Sekolah.
"Ohyaa? Ini adalah kerusuhan? Ku pikir ini cara kalian menyambut tamu..," Kataku polos. Aku membekap mulutku seakan tidak percaya.
"Maafkan atas kerusuhan yang terjadi, Nona dan Tuan muda sekalian," Kata Kepala Sekolah meminta maaf, dan pergi menolong murid-murid yang ketakutan.
"Harusnya aku yang meminta maaf, hehe," Aku terkikik melihat beberapa pahlawan kesiangan yang dengan gentle nya membantu murid-murid.
"Satu kerusuhan, sudah terjadi," Kataku lalu meninggalkan kantin.
"Perlu kita apakan anak itu?"
"Kurung lalu menikah sirih denganku,"
"Kau gila? Dia Mate ku,"
"Diam. Dia adikku,"
"Heran. Veddira menyukaiku bukan kalian,"
"Teruslah berhalusinasi. Nona manis hanya tertarik denganku,"
"Aneh. Gadis bencana malah diperebutkan, ckckck," Decak Ketua Dewan melihat keenam lelaki memperebutkan ku.
"KALIAN TIDAK MAU MEMBANTUKU?" Teriakku di ujung kantin, sedangkan ketujuh lelaki itu berada di tengah kantin.
"MAU,"
"Jijik,"
Aku mengangguk, memutar tubuhku lalu melangkahkan kakiku menuju rooftop sekolah ini.
Tap tap tap
"Hentikan langkahmu, Nona Veddira," Suruh seseorang. Saat aku menoleh ke arahnya, adacadabra! Dia adalah Wakil Ketua Dewan Nugara.
"Apa?" Tanyaku. Ia dengan sombongnya bersedekap dada dan menghampiriku.
"Jadi, kaulah orang yang membuat Branwen phone?" Tanya nya sambil menatapku remeh.
"Jadi, kaulah Wakil Ketua Dewan disini namun tidak tau berita terbaru?" Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah bertanya balik padanya.
"Jawab pertanyaanku dulu," Kata nya sambil memilin rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasíaVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...