"Jadi, kau dekat dengan banyak lelaki? Aku cemburu,"
"Jangan berdekatan dengan para buaya. Mereka berbahaya bagimu, Veddira,"
"Perlu ku borgol dirimu di kamarku, Nona manis? Kau bisa membuatku gila,"
"Kau kan kekasihku. Mengapa malah bermesraan dengan lelaki lain, sayang?"
"Gadis bencana, aku pusing melihat semua kelakuanmu, ckckck,"
"Mate ku tidak boleh berdekatan dengan manusia. Apa perluku cincang daging mereka, hm?" Mengapa manusia setengah serigala ini mengakuiku sebagai Mate nya? Mengapa!?
Hahaha. Ku pikir mereka akan berpihak ke Soraya, ternyata malah mengatakan bahwa mereka tidak senang aku berdekatan ataupun bermesraan dengan banyak lelaki.
"Terserahku dong," Belaku.
"Tida bisa," Sahut mereka berenam serempak.
"Veddira Elmeira Franklin, Papa dengar kau memiliki lebih dari 1 kekasih!?" Tiba-tiba saja Papa muncul.
Tolong, aku dikeroyok huhu.
♩ ♩ ♩ ♩
"Surat apa ini?" Saat aku tiba di kelas, aku menemukan sebuah surat yang ditujukan padaku. Aku menatap surat tersebut secara keseluruhan, lalu membukanya.
Ini sudah jam pulang sekolah. Aku masih tinggal di sekolah karena mendapat hukuman dari 14 AD huhu.
[Kepada yth Nona Veddira, musuhku.
Salam perpecahan seperti katamu.
Ku harap kau membaca surat ini dan tidak menjadi pengecut dengan cara hanya membaca dan tidak mengikuti perintahku, Nona Veddira. Aku berada di rooftop sekolah. Pergilah kesana lalu kita akan bermain. Kali ini, aku yang membuat arena pertarungan.
Dariku, Nona Soraya, musuhmu.]
Aku diam menatap surat yang selesai ku baca. Jujur saja, aku bukanlah sosok yang pandai bertarung. Aku hanya dapat memancing lawanku dan membuatnya terpuruk sendirian. Ya walaupun sepertinya, fisik tubuhku terbilang bagus.
Baiklah. Aku akan menemuinya. Bukan aku yang pengecut disini, tapi dia, Soraya Ariedne Edelmiro.
Tap tap tap tap
Langkah kakiku terdengar di penjuru lorong sekolah. Aku masih dalam perjalanan menuju rooftop sekolah. Sebenarnya malas, sih. Tapi sekali-kali kita melihat pemeran utama yang menantang musuhnya.
Klek
Pintu rooftop terbuka. Mataku langsung menatap sosok Soraya yang membelakangiku. Ia sudah tidak memakai pakaian sekolah, ia memakai gaun sutra. Selayaknya pemeran utama, ia tampak sangat menawan.
"Nona Veddira, aku sudah menduga kau akan datang kemari," Soraya membalikkan tubuhnya menghadapku. Ia menyandarkan tubuhnya pada pembatas rooftop. Terlihat berbahaya, tapi terserah dia, sih.
"Aku.. sangatlah tidak menyangka bahwa, kau adalah musuhku," Kata Soraya. Heran, mengapa dia mengatakan sesuatu yang sudah pasti?.
"Tapi aku juga senang. Berarti aku dapat mencemari namamu tanpa seseorang pun mencurigaiku," Ini bukanlah sosok Soraya yang sebenarnya, ia terlihat seperti iblis. Tapi bagus, haha.
"Kalau begitu.. bersiaplah, Nona Veddira. Kau akan membusuk karena diasingkan. Ku tunggu kau di pengadilan," Soraya mulai duduk di pembatas rooftop.
"Tidak, jangan melakukan itu, Nona Soraya!" Larangku dengan nada panik.
"Aku harus melakukannya...," Kata Soraya. Matanya terlihat sangat membenciku dan ingin aku hancur sehancur-hancurnya.
"T-tidak, ku mohon.. pikirkan perasaan keluargamu, Nona Soraya..," Aku masih mencoba untuk membujuk Soraya agar tidak melakukan percobaan b*n*h d*r* dengan embel-embel menuduhku sebagai pelakunya.
"Keluarga? Aku tidak menganggap mereka sebagai keluarga ku. Mereka hanya tempatku bersinar terang, Nona Veddira," Soraya terlihat tertawa terbahak-bahak. Bukannya terlihat menggemaskan, Soraya terlihat mengerikan di mataku.
"K-kau ternyata lebih licik dariku yang seorang gadis bencana," Kataku gagap. Kakiku bergetar, sangking bergetarnya aku sampai tak dapat menopang diriku sendiri. Alhasil, aku terduduk.
"Benar, aku lebih licik dan jahat darimu. Ahh, aku jadi ingin sekali melihatmu hancur di pengadilan nanti," Soraya mulai berdiri di pembatas rooftop dan merentangkan tangannya.
"Kau musuhku yang paling hebat, Nona Veddira. Selamat tinggal," Pamit nya dan... Hahaha, dia melompat saat itu juga.
"TIDAK! NONA SORAYA TIDAK!" Teriakku histeris.
Sekali lagi. Ku katakan sekali lagi, Soraya sangatlah bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasyVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...