Suara terompet kerajaan terdengar di pendengaran ku dan semua orang yang ada di sekolah. Menandakan bahwa sekarang, waktunya untuk pulang ke istana masing-masing.
Aku merapikan buku-buku yang ada di mejaku lalu menumpuknya menjadi satu menara. Cukup tinggi, tapi badanku lebih tinggi dari tumpukan buku itu.
Aku melihat ke isi tasku. Mengecek apakah ada barang yang tertinggal atau tidak. Setelah dirasa tidak ada, aku pun menutup tasku lalu menggantungnya di lenganku. Tas sekolah ku bukan tas ransel, tapi tas bahu perempuan untuk murid perempuan. Dan tas selempang pria untuk murid lelaki.
Aku membawa tumpukan buku yang tadi ku tumpuk di tanganku. Sedikit kesusahan tapi ku paksakan. Aku hanya berfokus pada tumpukan buku di tanganku, sampai-sampai aku tidak menyadari ada seorang lelaki berjalan ke arahku sambil menunduk.
Brukk
Tumpukan buku yang tadi berada di tanganku kini berada di lantai, berserakan. Aku sedikit meringis kesakitan karena bokongku terasa nyeri. Dirasa sudah mendingan, aku menatap sosok lelaki yang menabrakku.
"Perhatikan langkahmu, Nona Veddira," Ternyata lelaki tersebut adalah Pangeran Orion, aish.
"Kau yang menabrakku, Pangeran Orion," Belaku. Aku mulai memungut buku-buku ku yang berserakan di lantai.
Pangeran Orion juga membantuku, lalu memberikan buku yang ia pungut kepadaku, dengan setengah hati aku menerimanya.
"Terima kasih, aku duluan," Pamitku kepada Pangeran Orion. Syukurlah tidak ada adegan cegat-menyegat kali ini, dia juga melangkahkan kaki pergi, fiyuh.
Aku menuju ke gerbang sekolah. Beberapa kereta kuda terlihat menunggu para Pangeran atau Putri yang akan menumpangi kereta itu. Aku menoleh ke arah kiri, dan ku lihat kedua Kakak tampanku sedang masuk ke dalam kereta kuda. Dengan sedikit berlari, aku menuju ke kereta kuda yang dimasuki kedua Kakak tampanku.
"Selamat sore kedua Kakak tampanku~," Sapaku saat sudah mendudukkan bokongku dengan nyaman di kursi kereta. Kedua Kakak tampanku hanya melirikku, tidak membalas sapaanku. Jahat.
Aku menurunkan tumpukan buku yang yang tadi ku bawa, menaruhnya di lantai kereta. Akupun mulai memposisikan diri. Aku akan menceritakan semua kejadian yang ada di sekolah kepada kedua Kakak tampanku, hehe.
"Hey Kakak tampan, apakah kalian tau apa saja kejadian yang ku perbuat di sekolah?"
"Tidak, dan tidak mau tau," Kata Kakak brainly berjalan.
"Terserah, tapi aku ingin bercerita. Siapkan kuping kalian atau aku akan membuatnya merah seperti kejadian semalam," Ancamku.
Mereka diam tidak merespon ancamanku. Aku yang menganggap diamnya mereka itu sebagai 'ya' memulai cerita tentang kejadian yang ku perbuat di sekolah.
Keinginan yang tidak tercapai no 4 sudah tercapai, horey!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasyVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...