11) Musuhan saja

37.7K 5K 121
                                    

Brakk

Pintu kamarku tiba-tiba didobrak. Aku yang sedang membaca buku bertema tata krama bangsawan terkejut. Bagaimana tidak? Pintu kamarku tiba-tiba didobrak, pelaku yang mendobrak pintu kamarku adalah Papa gondrong, pakaian Papa juga tidak mencerminkan kepribadian Duke, kacau sekali.

"Cepatlah berganti baju," Suruh Papa gondrong setelah menetralkan nafasnya.

Aku mengernyit bingung, apa-apaan coba?

"Maksudnya?" Tanyaku.

"Apa yang kau tunggu? Cepat berganti baju!" Kata Papa tak sabaran. Bahkan ia menarik tanganku untuk berganti baju.

Papa membuka lemari pakaian ku, memilihkan ku salah satu baju yang menurutnya bagus, lalu melemparnya ke arah ku. Dengan setengah hati aku menangkap baju yang Papa lemparkan. Ada apa dengan makhluk ini?

"Berganti bajulah dulu, barulah aku akan memberitahu mu," Kata Papa sembari mendorongku masuk ke ruang berganti pakaian.

Yasudah, sebagai anak baik seperti Malika kecap bango. Aku mengganti pakaian ku sesuai yang Papa gondrong katakan. Setelah selesai aku melangkahkan kaki keluar dan saat itu juga Papa mendorong tubuhku, mendudukkan ku di tepi kasur, memasangkanku sendal higheels, dan memaksaku berdiri. Aku hanya pasrah melihat cekatan makhluk di hadapan ku.

Papa mengelus rambut ku guna merapikan dan mempercantik penampilan ku. Ia pun mulai memberitahu alasan mengapa ia menyuruhku berganti baju.

"Pangeran Afonso ingin berkencan denganmu, berhati-hati lah. Jangan membuatku malu dengan membuat bencana," Ahh, begitu rupanya. Tunggu apa!? Pangeran Afonso!?

Nama lengkapnya adalah Orion Remon Afonso. Putra sulung Raja dan Ratu Afonso. Menjadi penerus pertama adalah takdirnya. Pangeran Afonso menjadi lelaki yang mengambil hati Veddira saat ia menolong Veddira dalam suatu bencana. Dan tentu saja, dialah pemeran utama pria di cerita 'Unwanted bond'. Oh tidak, mengapa ia mengajakku berkencan!?

"Yakin?" Tanyaku memastikan.

"Dia sudah ada di depan gerbang, pergilah," Kata Papa dan menuntunku menuju kereta Pangeran Afonso berada.

Hahaha. Ayo kita bermusuhan saja, Papa gondrong.

♩ ♩ ♩ ♩

Cup

Hilang sudah keperawanan punggung tanganku. Semoga punggung tanganku tidak hamil seperti koki bertubuh hamil 6 bulan.

"Salam, Nona Veddira," Sapa Pangeran Afonso.

Ku akui, semua tokoh dalam ceritaku memiliki visual yang mengagumkan. Seperti authornya.

"Salam, Pangeran Afonso," Balasku.

Pangeran di hadapan ku mendongakkan kepala, lalu tersenyum tipis. Walaupun senyumannya tipis, tapi itu menambah ketampanan 100000%.

"Jaga baik-baik putri bungsuku," Oh astaga Papa gondrong. Untuk ke sekian kalinya kau mengakui ku sebagai putrimu, merdeka!

"Tentu saja, Duke," Ya ya, ayolah aku malas berdiri lama-lama disini.

"Mari berkencan, Nona Veddira," Ajak Pangeran Afonso sembari memberiku lengannya.

Aku hanya diam dan langsung mengamit tanganku pada lengannya. Tidak ada senyuman ataupun kesedihan di wajahku, hanya ekspresi datar bak triplek.

Kami berpamitan, lalu pergi. Ku lihat sekilas Papa dan Kakak tampanku hanya menatapku datar lalu langsung memasuki istana kembali. Astaga, berdosa.

Aku memberi jarak antara aku dan Pangeran Afonso. Tidak ingin dekat-dekat. Anggap saja Pangeran di sebelahku ini adalah Virus Corona, tidak boleh dekat-dekat.

"Mengapa kau memberi jarak, Nona Veddira?" Tanya Pangeran Afonso lalu menarik pinggang ku agar berdekatan dengannya.

Aku hanya bersikap acuh tak acuh dan membiarkan tangannya berada di pinggangku. Kalau aku nanti tidak perawan kan, tidak ada yang peduli.

"Kemana?" Tanyaku

"Kemana apanya?"

"Kita," Jawabku

"Kita kemana? Maksud?" Oh ayolah Pangeran, otakmu sedang tidak memiliki sinyal ya?

"Kita mau kemana?" Kalau dia masih tidak mengerti, akan ku ambil otaknya lalu memakannya, huh.

"Jalan-jalan,"

"Ya kemana?" Tanyaku dengan nada jengkel.

Pangeran Afonso malah terkekeh, lalu mengelus pelipisku.

"Ke pelaminan, bagaimana?" Goda nya.

"Jijik. Lebih baik aku menikahi sopir keretamu daripada harus menikahimu," Sarkasku.

"Oh astaga. Jadi begini rasanya berbicara dengan anak bungsu keluarga Franklin? Lucu sekali," Pangeran Afonso kini tertawa seperti orang gila.

Beberapa menit kemudian ia menghentikan tawanya. Ia menatapku lalu menyelipkan beberapa helai rambutku. Aku hanya diam saja, malas salah tingkah.

"Kau membuat ku ingin mengetahui dirimu lebih dalam," Yasudah cari tau, kenapa malah mengatakannya padaku? Aish bodoh sekali.

"Lantas, Apa peduliku?" Sahutku.

"Benar-benar. Kini aku tau mengapa kau di sebut gadis bencana," Aku authornya, kenapa kau sok tau sekali?

"Sepertinya kita perlu berteman," Tawarnya.

"Tidak mau, aku malas berteman dengan jelmaan iblis," Sinisku.

"Kalau begitu, dirimu jelmaan apa? Malaikat? Tidak mungkin," Dia mengejekku sekarang, ckckck.

"Aku jelmaan manusia cantik bak bidadari dengan sifat iblis, puas?" Kini aku menatapnya. Tatapanku bukan tatapan biasa, yakni tatapan seakan menantangnya berdebat.

"Hm. Aku puas dengan jawabanmu," Jawabnya lalu mengelus surai coklatku.

"Jadi, maukah kau berteman dengan jelmaan iblis ini?"

"Lebih baik kita musuhan saja," Kataku lalu memberi jarak lagi, menatap keluar. Mari kita lihat ada berapa spesies orang menyebalkan disini.

 Mari kita lihat ada berapa spesies orang menyebalkan disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang