"Veddira, kau dipanggil Raja Afonso untuk ke istananya sekarang," Kata Papa.
Aku yang sedang meminum susu caramel lantas tersedak. Kedua Kakak tampanku menepuk-nepuk punggungku agar perasaan ku lebih baik. Dirasa sudah lebih baik, aku melototi Papa.
"Papa sedang memberitahukan ku sebuah omong kosong, kan?" Tanyaku memastikan.
"Ancamannya, pangkat keluarga kita akan diturunkan jika kau tidak pergi ke istana Afonso," Papa memberitahu ku konsekuensi jika aku tidak pergi ke istana Afonso.
"Raja macam apa itu!? Kenapa dia berlaku seenaknya!?" Gerutuku.
Aku mengomel sepanjang sarapan. Mulutku sampai berbusa pun aku tak peduli. Yang pastinya, sekarang aku sedang kesal!
"Apa para perempuan memang seperti ini saat kesal?" Tanya Kakak lelaki buta yang tidak ku dengar. Ia juga menatapku dengan tatapan yang sulit ku dekskripsikan.
"Biasalah. Hormon perempuan," Jawab Kakak brainly berjalan yang juga memperhatikanku yang sedang mengoceh tak habis-habisnya.
"Veddira," Panggil Papa.
"Apa Papa?" Jawabku dengan nada kesal.
"Makan, berganti baju, lalu berangkat ke istana Afonso," Suruh Papa.
"Ti.dak.ma.u," Tegasku.
"Yasudah, selamat menikmati kemiski-,"
"Aduh! Roti sarapan kali ini sangaat lah lezat! Siapa yang membuatnya?" Ucapan Papa ku potong dengan sengaja. Aku tidak mau miskin, aku tidak mau miskin!
"Para koki, Nona," Jawab pelayan.
"Wah bagus-bagus. Ia pandai sekali membuat roti selezat ini," Pujiku sambil menganggukkan kepala.
Drama lagi drama lagi, huuft.
♩ ♩ ♩ ♩
"Mari ikuti saya, Nona Veddira," Ucap salah satu ksatria kerajaan Afonso.
Hahaha. Ntah malapetaka apa yang menimpaku. Kini, aku benar-benar menginjakkan kaki di keramik istana kerajaan Afonso. Aku menatap sekeliling. Sekarang, aku berada di lorong menuju singgasana Raja afonso, alias ruang utama.
Klek
Pintu besar kini terbuka, menampakkan singgasana Raja dan anggota keluarganya. Tak ada yang berbeda dari ruangan ini, hanya beberapa dekorasi yang diperindah.
"Salam hormat, Raja Afonso," Sapaku dan membungkukkan badan kepada Raja Afonso.
"Salam, Nona Veddira. Bagaimana perjalananmu menuju kesini?" Balas sekaligus tanya Raja Afonso.
"Kerajaan Afonso memang dipenuhi dengan keindahan, ya," Pujiku. Ya tidak sepenuhnya berdusta, pemandangan kerajaan Afonso memang luar biasa bagus, aku mengatakan yang sebenarnya.
"Terima kasih atas pujiannya, Nona Veddira," Ucap Raja Afonso berterimakasih padaku.
"Sama-sama, Yang mulia," Balasku.
"Aku menyuruh mu datang kesini karena keadaan darurat," Raja Afonso mulai membicarakan topik yang ingin ia sampaikan padaku. Sebut saja, tujuan ia memanggilku ke istana Afonso.
"Ada apa, Yang mulia?" Tanyaku.
"Tuan muda Chandra sedang masa pertumbuhan. Kini ia menjadi anak yang ingin tau banyak hal. Ia ingin pergi kesana-kemari. Sampai-sampai, kami kualahan menjaga Tuan muda Chandra," Jelas Raja Afonso.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasyVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...