33) Nyasar

15.9K 2.7K 65
                                    

Aku sedang berada di kolam renang istana. Di bawah terangnya sinar rembulan, aku hanya diam memikirkan hal yang terjadi hari ini.

Aku senang, sudah pasti. Yang ku herankan adalah..., Mengapa sampai sekarang tidak ada mimpi tentang jiwa pemilik asli tubuh ku saat ini? Maksudku, aku tidak pernah bermimpi tentang Veddira asli yang akan mengatakan "Tolong jadilah diriku, aku ingin merasakan hangatnya keluarga. Blablablabla".

Kalau boleh jujur. Aku juga ingin mendapatkan kehangatan keluarga. Dan ya, aku mendapatkannya sekarang. Tapi, aku juga ingin bermimpi tentang pemilik asli tubuh ini!

"Yasudah lah. Setidaknya aku selalu bermimpi tentang duda kaya," Ucapku gamblang.

Mendongakkan kepala, menatap langit yang dihiasi bintang-bintang dan bulan. Aku sedari dulu sangat menyukai langit malam. Menurutku, langit malam adalah contoh dari 'Bersinarlah di tempat tergelap di dunia' . Dan aku suka dengan kalimat itu.

Aku tersenyum. Tiba-tiba saja, ada seseorang yang menabrakku. Alhasil, aku masuk ke dalam kolam renang bersamanya.

Aku sedikit, sangat sedikit membuka mataku. Cukup bodoh, aku tidak bisa berenang. Fakta yang sampai sekarang paling tidak bisa ku percaya. Kalian bayangkan saja, aku yang menjadi sosok angkuh, sombong, dan terlalu percaya diri ternyata sosok yang tak dapat berenang. Apa kata dunia!?

Ku lihat seseorang meraih tubuhku lalu memeluknya erat. Samar-samar ku lihat warna rambutnya adalah merah. Ia membawa tubuhku naik ke daratan, menggendongku, menidurkanku di tepian kolam renang, dan ntah modus atau khawatir dengan keadaanku, ia memberiku nafas buatan.

Hangat. Satu kata mendeskripsikan secara singkat apa yang ku rasakan sekarang. Ku harap tidak ada semburan merah di pipiku, huft.

Puk puk puk

Ia menepuk-nepuk pipiku. Orang tersebut juga memanggil-manggil namaku. Aku berpura-pura memejamkan mata seolah aku tak sadarkan diri. Orang tersebut lantas mendekatkan telinganya ke dada kiriku, tepatnya di jantungku. Aku dengan setengah mati menahan tawaku.

"Hey bangun, Nona Veddira. Kau ingin aku mati diasingkan, ha?" Sahut nya sarkas namun dapatku tangkap nada kekhawatiran.

Memang benar. Membunuh salah satu bangsawan konsekuensinya adalah diasingkan. Namun, aturan tersebut berlaku untuk para bangsawan. Sedangkan para warga diberi hukuman mati, dan keluarga korban berhak memilih hukuman mati seperti apa yang akan diterima sang pelaku.

Sekali lagi. Orang tersebut memberiku nafas buatan sekali lagi. Aku yang memiliki ide nakal lantas melumat bibirnya lembut. Ku rasakan ia terkejut dengan lumatanku, namun ia tidak menolaknya.

Aku melepaskan tautan bibir kami. Dengan jahil aku mencubit hidung lelaki merah. Ya, dialah orang yang membuatku terjatuh ke kolam renang sekaligus orang yang menyelamatkan ku.

"Bibirmu kenyal, aku suka," Pujiku yang membuat lelaki merah salah tingkah.

"Yasudah. Jadi kekasihku mulai sekarang," Lagi-lagi ia menembak ku dengan cara tidak elite.

"Tidak mau," Tolakku.

"Kau kenapa berada disini?" Tanyaku.

"Nyasar," Jawab nya singkat.

"Jadi kekasihku mulai sekarang," Kekeuh nya.

"Tidak mau, wle," Tolakku. Aku menjulurkan lidah ke arahnya lalu kabur. Tapi aku berhenti setelah berjalan beberapa langkah.

"Ada yang tertinggal," Kataku lalu mendekati lelaki merah lagi.

"Ini," Kataku sembari menunjuk rambut lelaki merah. Ia mengerutkan kening tanda ia penasaran dengan maksudku.

"Hihi, lucu," Ucapku lalu mengacak-acak rambut lelaki merah. Dan aku kabur yang benar-benar kabur meninggalkannya seorang diri.

"Rambutku yang diacak, tapi kenapa hatiku ikut teracak? Akhh," Geram lelaki merah merasakan debaran hebat di jantungnya.

Rambut lelaki merah halus. Apa aku perlu menanyakan shampoo apa yang ia kenakan? Oh iya, perlu.

♩ ♩ ♩ ♩

Seperti Veddira di chapter sebelumnya. Hati Veddira menghangat mendengar apresiasi keluarganya tentang prestasinya. Dan hati author menghangat melihat komen support dari kalian, haha lebay.

 Dan hati author menghangat melihat komen support dari kalian, haha lebay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang