38) Jadilah bodyguard ku

14.4K 2.3K 103
                                    

Kalian tau? Semenjak kejadian Soraya yang melukaiku, kedua Kakakku menjadi overprotektif kepadaku. Sebenarnya aku juga tidak masalah, itu tandanya mereka benar-benar menyayangi ku. Tapi masalahnya, mereka sampai mengatur dalamanku. Dalaman hey DALAMAN!

"Kau mau mandi? Ambil dalamanmu di tasku, kalau bisa kau pakai saja handukku. Ku tunggu kau di luar tenda,"

"Sudah mengecek baju mu, kan? Tidak ada tanda-tanda kejahatan disana, kan?"

Hilang sudah martabat ku sebagai perempuan. Aku yang berwajah angkuh kini berubah menjadi wajah memerah menahan malu. Aku tidak masalah kalau mereka membicarakannya secara privasi, namun...

"VEDDIRA ELMEIRA FRANKLIN, DALAMANMU MENGAPA MASIH BERADA DI TASKU? KAU LUPA MENGAMBILNYA LAGI!" Takbir.

Aku ingin sekali rasanya melempar Kakak lelaki buta ke sumur. Lalu melihatnya tenggelam dan mati perlahan, hahaha!.

"Lama sekali kau ini. Tidak ada bagian tubuhmu yang sakit, kan?" Saat aku baru saja keluar kamar mandi, Kakak brainly berjalan langsung menanyai tentang kondisi tubuhku.

"Aku sehat, aku kuat, kondisi tubuhku sangatlah sehat," Sombongku. Kakak brainly berjalan mencibir mendengar kesombongan ku.

"Siapa yang 3 hari lalu menangis di gendonganku hanya karena di dorong secara kasar oleh Soraya yang mirip dengan hewan?" Sarkas Kakak brainly berjalan yang membuatku memutar bola mataku. Memang, kejadian tersebut terjadi 3 hari yang lalu, tapi mengapa ia mengingatkan ku tentang kejadian itu lagi, sih? ;(.

"Waktu itu memang sakit, wajar kalau aku menangis. Keadaan sekarang berbeda, aku sudah sehat," Kataku lalu berlagak memamerkan kedua ototku yang sebenarnya tidak ada.

"Kurus kerempeng begitu mana ada sehat? Cih," Decih Kakak brainly berjalan.

"TIDAK USAH KAU MENGANTAR KU LAGI! PERGI SANA DASAR KAU OTAK BERJALAN YANG GEMUK!" Amukku yang membuat para murid menahan tawanya. Heh? Mengumpat ayo mengumpat.

"Cerewet. Sudah ayo pergi," Ajak Kakak brainly berjalan. Dan kami pun berjalan beriringan menuju tenda.

♩ ♩ ♩ ♩

Aku sekarang sedang jalan-jalan bersama kedua Kakak tampanku. Mereka mengikuti dari belakang, sedangkan aku berada di depan memimpin mereka, hoho.

Aku dengan mata berbinar menatap ke atas, lebih tepatnya ke langit malam. Jika di istana pemandangan langit malam sangatlah cantik sehingga menenangkanku, maka pemandangan langit malam di hutan tempat kami berkemah sangatlah mengagumkan. Aku sangat menikmati pemandangannya.

Saking asiknya aku menatap langit malam, sampai-sampai aku tak menyadari bahwa di depanku ada seseorang. Alhasil aku-

Brukk

"Shh awh," Menabraknya, haha tentu.

"Nona berhati batu? Ah maafkan aku," Ternyata, orang yang ku tabrak adalah lelaki merah.

Aku menatapnya sebentar, berdiri, berkecak pinggang lalu melototi lelaki merah. Bahkan aku tidak sadar kedua Kakakku kini menatap tajam lelaki merah.

"Jidatku sakit bertemu dengan dadamu, huhuu jidatkuu," Ringisku lalu mengadu ke kedua Kakakku.

"Perlu aku ganti tulang lelaki merah menjadi kapas? Agar saat kau menabrak dadanya, kau tidak merasa kesakitan,"

"Kasihan sekali dirimu, gadis bencana. Lihatlah jidatmu sekarang berwarna merah, haha!"

"Huuft! Kalian tidak menyayangiku lagi," Kataku dengan nada kesal.

"Ya,"

"Memang,"

"Hiish, sudah sana kalian kembali ke tenda. Aku ingin pergi bersama lelaki merah saja. Ayo kita pergi, lelaki merah," Aku menarik tangan lelaki merah lalu berjalan meninggalkan kedua Kakakku. Sampai mereka berkata,

"Mau kami kurung di kamar, hm?" Takbir? No. Syahadat? Yes.

"Ayo sini ikut! Dasar tsundere," Cibirku yang dihadiahi dengan kekehan dari lelaki merah.

"Apa? Mengapa kau terkekeh, ha?" Sewotku pada lelaki merah. Ia hanya menjawabnya dengan mengendikkan bahu.

Tak jauh dari kami, terdapat api unggun yang membara. Di sekitar api unggun tersebut juga ada beberapa orang, lelaki mungkin? Aku juga tidak tau.

Aku, lelaki merah, dan kedua Kakakku menghampiri api unggun tersebut. Saat sudah tiba di depan api unggun tersebut, aku baru menyadari bahwa orang-orang yang mengelilingi api unggun adalah Pangeran Orion, Daryan, dan Vadlan.

"Heyyie semuanya~, kalian sedang apa disini, huh?" Sapaku lalu duduk di kayu yang kosong. Dengan cepat kedua Kakakku duduk di sampingku, otomatis aku berada di tengah-tengah mereka.

"Ritual memanggil iblis,"

"Mencari pengampunan,"

"Membakar hutan,"

Tidak ada jawaban yang normal, waras, dan terpercaya. Semua jawaban tidak jelas, huh.

"Aish, kalian menyebalkan sekali," Aku mengerucutkan bibirku kesal. Jika ditotalkan, maka jumlah lelaki yang bersamaku sekarang adalah 6 orang. Hoho, aku sudah cocok menjadi playgirl.

Aku menatap keempat lelaki yang tak lain adalah Pangeran Orion, Daryan, lelaki merah, dan Vadlan. Berpikir sebentar lalu tersenyum manis.

"Aku memiliki tawaran menarik untuk kalian berempat," Kataku sembari menunjuk keempat lelaki yang ku maksud. Samar ku dengar suara dengusan dari kanan dan kiriku. Hehe, kau cemburu ya Kak?

Keempat lelaki yang ku tunjuk mengerutkan dahi bingung. Ku lihat wajah mereka menampakkan ekspresi penasaran, membuatku semakin tak sabar memberi tau mereka tawaran yang ku maksud.

"Jadilah bodyguard ku. Jika salah satu dari kalian menjadi bodyguard ku dengan baik, patuh, disiplin, dermawan, dan sebagainya. Maka aku akan mengangkat orang tersebut menjadi suamiku. Bagaimana? Berminat?"

Seakan aku sedang menawarkan bazar, aku dengan mudahnya mengatakan serangkaian kata tersebut. Kedua Kakakku mengernyit tak percaya. Sepertinya mereka tidak setuju dengan ku ;(.

Setelah mengatakan tawaranku. Ku lihat keempat lelaki tersebut tersenyum miring.

Duh enaknya dikelilingi para lelaki tampan~

Duh enaknya dikelilingi para lelaki tampan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang