17) Incaran

27.6K 3.9K 6
                                    

Brukk

"Shh, aww s-sakit..," Ringis seorang gadis yang sengaja aku tabrak.

"Whoopsie, maafkan aku. Tapi aku sengaja melakukannya, haha!," Ucapku dan menatap jijik ke arah gadis yang kini tertunduk memegangi kakinya.

"Kau terlalu jahat, Nona Veddira. Tidak seharusnya Nona melakukan hal tidak terpuji seperti ini," Sahut teman gadis yang ku tabrak, ia pun membantu gadis itu berdiri.

"Kau tidak mendengar perkenalan ku tadi? Aku bilang, salam perpecahan semuanya," Kataku. Aku tersenyum manis ke arahnya dan sedikit memilin rambut coklatku.

"Ini baru hari pertama, dan kau sudah membuat keributan? Sekolah akan segera mengeluarkan mu, Nona Veddira," Kata teman gadis yang ku tabrak, ia juga menatapku tajam. Kau pikir aku pengecut yang akan ketakutan mendengar penuturan katamu? Tentu tidak, cih.

"Ya, lantas?" Tanyaku.

"Bersiaplah mendapatkan surat peringatan dari sekolah," Kata nya lalu meninggalkan ku. Ia juga membopong gadis yang ku tabrak tadi. Kasihan sekali~

"Aku akan menantikannya," Kataku, membalikkan badan, melangkahkan kaki ke arah berlawanan dari korban pertamaku, maksudku gadis yang ku tabrak tadi, hihi.

Saat aku sedang berjalan dengan santai, ada sekumpulan lelaki yang menghalangi jalanku. Mereka melirik ku lalu mengepungku. Mereka pun mulai melontarkan gombalan-gombalan yang menurutku cheesy.

"Nona Veddira. Coba anda berkaca, disana terdapat wajah calon masa depanku," Gombal lelaki berambut hitam.

"Apa? Dia calon masa depanku, jangan halu kau," Kau juga jangan halu.

"Sudahlah, dia hanya tertarik padaku. Benarkan, Nona Veddira?" Tanya lelaki berambut emas lalu mengecup pipi kanan ku. Menjijikkan.

"Aish, dasar hama. Minggir, aku ingin lewat. Bukan malah mendengar ocehan preman," Kataku lalu mendorong para lelaki yang mengepungku. Syukurlah tenaga ku cukup kuat untuk mendorong mereka semua.

"Wow santai Nona Veddira. Kau mengatai kami preman? Mana ada preman setampan kami?" Cegat lelaki berambut hitam.

"Harusnya kau bilang 'kami bukanlah preman, tapi Pangeran', bukan malah bilang 'mana ada preman setampan kami?', itu sama saja kalian mengakui bahwa diri kalian preman," Mengapa orang-orang di masa kini sangatlah menyebalkan?

"Setidaknya, walaupun kami preman, kami tetap tampan," Sahut lelaki berambut emas.

"Percaya diri sekali kau," Kataku dan menghentakkan tanganku yang dicegat oleh lelaki berambut hitam. Secara otomatis tautan tangan kami terlepas. Akupun kembali melangkahkan kakiku meninggalkan lelaki-lelaki menyebalkan itu.

"Incar dia, jangan lepaskan sampai dia menjadi milikku," Samar-samar ku dengar penuturan kata lelaki berambut hitam.

"Pasti. Buat dia memohon-mohon sambil berlutut kepadamu. Aku juga sedikit jengkel melihat sikap angkuh nya tadi,"

Mari kita memutar balikkan perkataan mereka. Kira-kira perlu waktu berapa lama ya membuat mereka berlutut di hadapanku? Heum...

 Kira-kira perlu waktu berapa lama ya membuat mereka berlutut di hadapanku? Heum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang