Veddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan.
Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...
"Nona Soraya akan masuk sekolah kembali esok hari. Semoga ia segera menyesali kebodohannya," Langkah kakiku menuju gerbang sekolah terhenti saat hendak melewati ruang Kepala Sekolah. Lalu merapatkan tubuh pada dinding, menguping pembicaraan Kepala Sekolah bersama Ketua Dewan.
"Anda benar, Kepala Sekolah. Saya juga sedikit merasa iba kepada Nona Veddira," Balas Ketua Dewan.
"Meskipun dalam video Nona Soraya mengatakan bahwa Nona Veddira adalah musuhnya, bukankah itu aneh?" Tanya Kepala Sekolah.
"Tidak juga. Beberapa kali Nona Soraya terlihat berbuat jahat kepada Nona Veddira. Saya tidak heran dengan perkataan Nona Soraya dalam video tersebut," Jawab Ketua Dewan santai.
"Baiklah. Kau boleh pergi, Farans," Kata Kepala Sekolah mempersilahkan Ketua Dewan untuk meninggalkan ruangannya. Dan sekarang, aku tau nama Ketua Dewan adalah Farans.
Dengan segera aku pergi meninggalkan ruangan Kepala Sekolah sebelum ketahuan. Selama aku berjalan, aku memikirkan rencana membuat Soraya malu di depan orang-orang.
"Ah benar. Lebih baik seperti itu agar aku tidak terkena masalah juga," Ucapku dan bergegas menuju kereta kuda yang sudah menungguku.
♩ ♩ ♩ ♩
"Soraya datang," Bisik para murid melihat Soraya mulai menampakkan dirinya kembali.
Sudah lama tak berjumpa dengannya. Bayangkan saja, selama 1 ½ bulan kehidupan sekolahku sungguh membosankan karena tak ada kehadirannya. Sekarang, aku dapat memberinya ucapan selamat datang setelah lama hilang.
Aku melihat Soraya dari atas. Menatap pergerakan para murid yang mulai menggulung kertas menjadi bola. Tak lama kemudian, terdengar suara terompet kerajaan.
"Selamat datang sekolah kembali, Nona Soraya yang terhormat," Setelah terdengar suara terompet kerajaan, terdengar pula suara seseorang yang terdengar lantang
"Kami selaku para murid sekolah sangat merindukan wajah bak malaikatmu itu. Apakah sangat sakit terjatuh dari ketinggian sekitaran 18 m, Nona Soraya?" Lagi-lagi, suara tersebut terdengar. Membuat para murid serta beberapa guru mendengarkan dengan seksama ucapan orang tersebut.
"Iya, terima kasih atas perhatian mu," Jawab Soraya. Aku terkekeh mendengar jawabannya, lucu sekali.
"Bagaimana rasanya terjatuh dari ketinggian setinggi itu? Bahkan kau terjatuh karena ulahmu sendiri. Apa tidak malu menuduh Nona Veddira sebagai pelaku?" Dengan nada mengejek, orang tersebut merendahkan Soraya. Orang-orang yang mendengar ucapan orang tersebut lantas tertawa menghina Soraya, tak terkecuali diriku.
"Ahh, kau pasti senang. Pasalnya Nona Veddira sangatlah terkenal. Kau menumbal Nona Veddira agar terkenal juga, hm?" Ucap orang tersebut. Aku membekap mulutku menahan tawa, ini hiburan yang sangat menghiburkan.
"Ohya, Nona Soraya. Kaulah dalang yang memajang foto-foto mesra Nona Veddira bersama lelaki terkenal sekolah kita, kan? Astaga... Bahkan Vadlan meninggalkanmu. Whoopsie," Sudah cukup, ini sangat menyenangkan.
"Aduh! Aku secara sengaja menyebarkan perbuatan jahatmu. Kau penguntit Nona Veddira, ya?" Terka orang tersebut yang membuat orang-orang yang mendengarnya lantas menatap sinis ke arah Soraya.
"Nona Veddira ternyata orang yang baik. Ia tidak menghukummu sebagaimana Papa kesayanganmu dihukum. Aduh, apakah ia benar kau anggap Papa? Kurasa tidak," Bagai surga untukku dan bagai neraka untuk Soraya. Aku tersenyum sinis pada Soraya yang tidak melihatku. Sedangkan Soraya sudah mematung sedaritadi.
Mata Soraya melihat kesana kemari. Mencari sosok yang sepertinya dalang dari ini semua. Membuatnya malu di depan publik padahal ia baru saja kembali bersekolah. Dan dapat, ia kini menatap ke arahku dengan mata menyorotku tajam.
"Hey Nona Soraya. Ku rasa penyambutanmu sangaatlah merdu," Ejekku.
"Kau pasti dalang dari semua ini, Nona Veddira!," Bentak Soraya.
"Jangan membentak Nona Veddira, kau tidak tau malu sekali,"
"Tidak memiliki sikap yang baik, ckckck. Bagaimana bisa ia menjadi Nona muda?"
"Bersyukurlah keluarga Franklin tidak memberi mu hukuman,"
Sesuai dugaanku, orang-orang kini menghujat Soraya habis-habisan. Aku menopang dagu lalu menatap ke arah Soraya dengan tatapan merendahkannya.
"Aku belum memberimu hukuman, kan? Baiklah. Hey para murid, silahkan serbu dia!" Lantangku lalu menunjuk Soraya.
Para murid mulai melemparkan Soraya kertas, sampah, umpatan, dan sebagainya. Soraya berusaha keluar dari situasi ini, tapi tidak bisa. Jumlah murid yang terlampau banyak membuatnya kesusahan untuk melawan mereka seorang diri.
"Kau licik sekali, ya," Keenam lelaki yang sekarang dekat denganku kini berada di sampingku. Aku mengangguk menjawab perkataan Pangeran Orion.
"Aku perlu berterimakasih pada Rana dan Atlas. Mereka berdua mengambil langkah besar untuk mengikuti perintahku," Kataku lalu melirik ke ujung lorong yang disana, terdapat Rana dan Atlas yang terlihat gugup.
"Benar. Nyawa mereka bisa saja melayang," Kata Kakak lelaki buta membenarkan ucapanku.
"Hm. Kurasa aku sangat beruntung karena kebodohan Soraya," Kataku sambil menatap sinis Soraya yang kini berbaring pada keramik sekolah.
"Lainkali, ajak kami untuk menjalankan misi mu," Kata lelaki merah dengan nada kesal.
"Maafkan aku, sayang," Kataku lalu menatap lelaki merah dengan puppy eyes ku.
Dengan cepat, aku kabur dari keenam lelaki itu. Mereka akan berdebat, aku yakin itu.
"Hey lelaki merah, mau bergabung dengan Soraya tidak?"
"Rambutmu sudah merah, perlu ku buat merah pula tubuhmu ha?"
"Pedangku sudah berdebu. Sepertinya akan bagus jika dibersihkan menggunakan tubuhmu,"
"Organ dalammu sehat, kan? Aku ingin menyumbangkannya pada kaumku yang miskin,"
"Selamat lelaki merah. Kau mendapatkan hadiah atas panggilan 'sayang' dari gadis bencana. Pilih hadiah sebagai berikut. Ada hukum penggal, hukum tembak mati, hukum pengasingan. Lantas, kau ingin memilih hukum mana?"
"Hukum menikahi Nona Veddira," Jawab lelaki merah yang disambut ramah oleh bogeman kelima lelaki lainnya.
Bucin. Tapi terima kasih, aku jadi tau bagaimana rasanya diperebutkan. Susahnya menjadi playgirl~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.