15) Hari pertama

31.2K 4.3K 259
                                    

Tap tap tap tap

Suara langkah kaki ku terdengar, membuat orang-orang di sekitarku menoleh ke arahku dan menatapku. Beberapa dari mereka terpukau dengan wajahku, beberapa juga berbisik-bisik menyebarkan gosip. Tak peduli, aku tetap melanjutkan langkah ku.

Papa benar-benar menyuruhku sekolah. Syukurlah sekolah hanya sebentar, karena setelah ini kami akan perkenalan terlebih dahulu. Ku dengar-dengar juga, kami akan melewati Masa Orientasi Siswa (MOS). Cukup heran, padahal di cerita aku tidak menambahkan MOS saat Veddira memasuki sekolah.

Odessa Junior High School

Sekolah kerajaan, yang hanya diperuntukkan untuk para kalangan bangsawan. Tak heran jika murid-murid disini memiliki perhiasan mewah, ada juga beberapa membawa peliharaan.

Ku pikir, aku akan langsung menjadi murid baru. Ternyata, memang sekolah ini sedang membuka pendaftaran murid baru. Dan aku lulus.

Aku melihat sekitar sambil menyilangkan tangan di dada. Cukup banyak anak-anak yang akan menjadi teman seangkatanku. Tak sedikit yang melihat ke arahku dengan tatapan penasaran.

"Selamat pagi, Tuan dan Nona muda," Sapa MC.

"Pagi," Jawab murid-murid. Aku hanya diam memandang lurus-lurus ke arah MC.

"Wow, ada banyak murid-murid disini. Apakah kalian ingin mengenal satu sama lain terlebih dahulu?" Ku dengar beberapa murid berbisik dan terpekik riang. Mereka sedang membicarakan MC yang cantik. Ya, MC nya perempuan.

"Ahh, bagaimana kita berkenalan disini? Di panggung. Agar semua teman seangkatan kalian dapat langsung mengenal kalian," Para murid di sekitarku mulai mendorong teman mereka. Kalian malah mendorong teman kalian ke arahku, sakit bodoh.

MC kini melihat ke arahku. Aku mengangkat satu alisku tanda aku bertanya. Ia malah menatapku berbinar, apa-apaan?

"Hey kau! Nona muda berambut coklat!" Aku menatap ke sekitarku. Mencari sosok yang MC cari. Beberapa murid juga melakukan hal sama denganku.

"Kau melihat kemana? Aku memanggilmu," Katanya lagi. Aku menoleh ke arahnya, lalu menunjuk diriku sendiri dengan mengangkat satu alis ku.

"Benar, maukah kau memperkenalkan diri di panggung?" Murid-murid di sekitarku mulai berbisik membicarakan ku. Bicaralah di depanku, nyali mu seperti kacang polong ya?

Aku melangkahkan kaki ku menuju panggung. Murid-murid lainnya sedikit menyingkir memberiku jalan untuk lewat. Aku menatap datar ke depan, anti menoleh club.

Saat sampai di panggung. Aku membungkuk terlebih dahulu kepada murid-murid di hadapanku, lalu mengambil alih mic dari MC.

"Namaku Veddira Elmeira Franklin. Semoga hari kalian buruk," Aku memperkenalkan diri dengan singkat. Dan murid-murid mulai berbisik lagi dan lagi.

"Nama yang indah, apakah kau si gadis bencana yang dirumorkan?" Tanya MC.

"Benar. Ku harap kalian dapat menjadi musuhku. Salam perpecahan semuanya," Jawabku.

Para murid perempuan menatapku dengan tatapan tak percaya, sedangkan para murid lelaki menatapku seperti hewan buas yang mendapatkan mangsanya. Aku turun dari panggung dan mendapatkan tatapan sinis dari murid perempuan, dan seringai dari murid lelaki.

Aku mendongak saat merasa seseorang di atas menatapku. Dan betapa terkejutku saat melihat lelaki perak sedang menatapku sambil menopang dagunya.

Dia malah mengedipkan sebelah matanya ke arahku. Aku yang ilfeel segera memutuskan kontak mata kami, dan melanjutkan langkah ku menuju tempatku tadi berdiri.

♩ ♩ ♩ ♩

"Yah.. aku tidak sekelas denganmu,"

"Tidak apa. Kita masih dapat bertemu di kantin,"

"Jangan memutuskan persahabatan kita, ya?"

"Pasti,"

Ck, alay sekali. Beberapa bulan kemudian persahabatan mu akan renggang, aku yakin itu.

"Sudah selesai berdramanya? Sekarang permisi Nona-nona, aku ingin melihat namaku juga,"

Di depanku terdapat papan yang tertempel kertas berisikan nama-nama murid. Kertas itu pembagian kelas kami, dan sedaritadi Nona muda di depanku tak henti-hentinya berdrama ria.

"Sabar, cih," Ia berdecih lalu menarik tangan temannya. Aku bukan orang suka membuang waktu, mana mau bersabar?

Aku mulai mencari namaku. Menyipitkan mata dan menulikan telinga agar aku fokus dalam mencari namaku. Cukup sulit, ada sekitar 300 murid yang menjadi teman seangkatan ku. Menyebalkan.

"Ini nama mu, Nona Veddira," Sahut seseorang tepat di belakang ku. Ia mengambil tanganku lalu menuntun tanganku ke arah namaku berada. Aku sedikit tersentak kaget karena perlakuannya.

Veddira Elmeira Franklin

Benar, itu namaku. Aku mendongak melihat pelaku yang sudah menemukan namaku juga sedikit modus padaku.

Lagi-lagi, lelaki tampan. Warna rambutnya merah, bukan merah pekat, bukan juga merah muda. Kulitnya putih, dan terlihat mulus.

"Terima kasih, lelaki merah," Ucapku berterima kasih kepadanya. Aku melepas tautan tangan kami dan langsung menuju kelasku berada.

Sebelum aku benar-benar menghilang dari pandangan si lelaki merah, ku dengar teman-temannya berdatangan kepadanya. Dan salah satu berkata seperti ini,

"Kau menemukan mangsa baru lagi, huh?"

"Benar. Tapi mangsa kali ini berbeda,"

Blablabla, kalian lah yang akan menjadi mangsa ku, hadeh.

Blablabla, kalian lah yang akan menjadi mangsa ku, hadeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang