2 bulan sudah berlalu. Hari-hari para kerabat Veddira terasa putih abu-abu, seperti monokrom. Tidak ada warna-warni, tidak ada emosi yang terpancing, tidak ada sosok cerewet dan membuat masalah yang membuat kepala ingin meledak.
"Papa, kalau aku bukan anakmu yang sebenarnya, bagaimana?" Tanya Veddira secara tiba-tiba. Kini, ia dan Felix sedang menyiram bunga bersama.
"Tidak apa. Sosokmu yang sekarang membuatku tau rasanya memiliki anak perempuan," Jawab Felix yang membuat Veddira terpekik riang.
Mengingat hal itu, Felix tersenyum pedih. Benar, ia sangat tidak mempermasalahkan bahwa sosok yang terbaring lemah di kasur sekarang bukanlah anaknya yang sesungguhnya. Walaupun, ia juga bertanya kemana sosok anaknya yang sebenarnya.
"Kakak lelaki buta, tadi ada yang menarik rambutku," Adu Veddira kepada Zevrey.
"Kau membalas perbuatannya?" Tanya Zevrey.
"Tentu saja!" Jawab Veddira bangga, yang malah dihadiahi sentilan pada jidat mulusnya.
"Sakit Kak!" Ringis Veddira kesakitan.
"Tidak peduli, wle,"
Zevrey tertawa kecil mengingat perkelahian kecilnya bersama Adik perempuan nya. Terkadang ia benar-benar kesal akan tingkah Veddira. Tapi, hatinya tidak pernah mengelak betapa ia mulai menyayangi Adik perempuan nya.
"Kakak brainly berjalan~," Veddira menghampiri Zephir dengan beberapa buku di tangannya.
"Mengapa kau selalu memanggilku 'Kakak brainly berjalan'?" Tanya Zephir yang sudah tak tahan untuk tidak menanyakannya.
"Kakakku yang satu ini seperti salah satu hal jenius, bernama brainly. Dan Kakakku ini manusia berjalan. Bercampuur dan jadilah Kakak brainly berjalan!," Jawab Veddira diakhiri dengan senyuman manis.
"Oh. Yasudah, sinikan PR mu,"
Adik kecilnya... Hahaha, Zephir tak habis pikir mengapa Veddira malah memanggilnya 'Kakak brainly berjalan'.
"Hey Pangeran! Jangan meninggalkan wanitamu," Kata Veddira. Orion lantas menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Veddira.
"Kakimu terlalu pendek, sih," Ejek Orion.
"Tidak-tidak. Kakimu yang terlalu panjang! Bahkan leher jerapah kalah panjang dengan kakimu," Bela Veddira sedikit berlebihan. Membuat Orion tertawa terbahak-bahak.
"Anak itu.. benar-benar membuat suasana hatiku membaik," Kata Pangeran Orion sambil menatap Veddira yang masih menutup matanya.
"Daryaan, sikapmu aneh. Mengapa kau terlihat posesif sekarang?" Tanya Veddira.
"Kalau aku tidak posesif. Nona manisku bisa saja beralih ke pelukan lelaki lain," Jawan Daryan.
"Aah~ aku mengerti. Baiklah, Nona manis ini bersiap menghadapi sikap posesifmu," Kata Veddira.
"Pintar," Puji Daryan disertai mengacak rambut Veddira.
Daryan tersenyum. Gadis yang membuatnya rela melepas semua mangsa pada list nya hanyalah Veddira seorang. Gadis itu membuatnya tau betapa berartinya sesosok perempuan dalam hidupnya.
"Lelaki merah! Aku sedang tanggal merah," Lapor Veddira.
"Lantas? Kau mau apa?" Tanya lelaki merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasyVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...