34) Ya

15.4K 2.4K 64
                                    

"Pangeran Orion mengajakmu ke pesta dansa," Kata Papa.

Aku menatap datar ke arah Papa. Lagi-lagi Pangeran menyebalkan itu. Kalau bisa, aku akan mengutuknya menjadi katak!.

"Tidak mau," Balasku.

"Selamat menikmati kemis—,"

"Tidak mau menolak ajakannya," Potongku menyela ucapan Papa. Dengan segera aku mengecup pipi Papa dan pergi ke kamarku untuk bersiap.

Ouh yeah, Pangeran menyebalkan memang menyebalkan, ugh.

♩ ♩ ♩ ♩

"Cukup ramai ternyata," Sekarang, aku dan Pangeran Orion sedang bergandengan tangan memasuki ruangan pesta dansa. Kerajaan seberang sedang membuka acara pesta dansa besar-besaran, ntah dari dasar unsur apa.

"Ya," Balasku singkat. Tadi yang berbicara itu Pangeran Orion, bukan aku.

"Pakaian mu terlalu terbuka, Nona Veddira," Tegur Pangeran Orion dan menatapku dari atas sampai bawah.

"Tubuhku indah, harus dipamerkan," Jawabku.

"Ya memang indah. Tapi jangan dipamerkan," Larang Pangeran Orion yang membuatku mengernyit tidak setuju.

"Kau kenapa Pangeran Orion? Terserahku dong," Bangkangku. Pangeran Orion masih menatap ku dari atas sampai bawah, ia bahkan nampak gelisah.

"Terserah lah. Ayo mengambil cemilan," Ajakku lalu menarik tangan Pangeran Orion.

Kami sudah berada di depan meja berisikan kue-kue cantik yang nampak sangat lezat. Aku menatap kue-kue itu semua dengan penuh gairah. Mengambil piring kecil lalu memindahkan beberapa kue ke piring kecil tersebut. Pangeran Orion hanya diam, tapi anehnya, ia memeluk pinggangku seakan-akan aku miliknya.

"Jangan kau lihat tubuh wanitaku. Mauku congkel matamu, ha?" Sedikit ku dengar Pangeran Orion melarang beberapa lelaki yang menatap ke arah tubuhku. Ia bahkan mempererat pelukannya di pinggangku.

Setelah puas mengambil kue. Aku menarik tangan Pangeran Orion menuju salah satu meja yang memiliki kursi untuk 2 orang, di sudut ruangan. Aku duduk membelakangi para tamu, sedangkan Pangeran Orion di depanku, menghadap para tamu.

"Heumm yummy!" Girangku memakan kue berwarna coklat.

"Yummy?" Tanya Pangeran Orion yang kebingungan dengan kata yang tadi ku ucapkan.

"Lezat," Jawabku.

Pangeran Orion menopang dagunya. Ia sedikit memiringkan kepala dan menatapku dalam. Aku yang sibuk menikmati kue tidak menghiraukan nya.

"Chandra merindukanmu," Sahut Pangeran Orion tiba-tiba.

"Heung? Owkkie," Jawabku yang masih mengunyah sisa-sisa kue di dalam mulutku.

Pangeran Orion terkekeh pelan. Tangannya bergerak terulur ke arah pipiku, lalu mengusap sudut bibirku yang ternyata disana terdapat sisa remahan kue. Ia menarik kembali tangannya lalu mencicipi remahan kue yang tadi berada di sudut bibirku.

"Remahan kuenya tidak manis. Tapi karena berasal dari sudut bibirmu, bahkan rasanya lebih manis dari hal-hal termanis di dunia ini," Gombal Pangeran Orion. Aku tersenyum, lalu berkata sombong bahwa aku memang sangat manis.

The Villainess [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang