Sepertinya kencan ini tidak begitu buruk. Ini bukanlah kencan dimana kami saling menebarkan keromantisan, saling menatap dalam satu sama lain, atau sebagainya. Kencan nya lebih menguras emosi.
Benar! Sedaritadi Pangeran Afonso ini terus saja membuatku kesal, dan ketika melihat ku kesal ia akan tertawa. Apa-apaan coba!?
Kencan ini tidak begitu buruk, tapi super duper buruk. Aku berdoa semoga ini kencan pertama dan terakhirku bersama Pangeran Afonso. Sangatlah tidak betah.
"Ayam, ayam apa yang bisa digoreng?" Teka-teki macam apa itu?
"Semua ayam bisa digoreng," Jawabku datar.
"Ku akui, kau cukup pintar untuk seukuran seorang gadis,"
"Bilang saja, aku lebih pintar darimu, kan?"
Pangeran Afonso lagi-lagi tertawa, ia mengangguk dengan tangan membentuk tanda 'ok' ke arahku. Aku mendengus. Selera humornya sangatlah rendah, seperti ranking kelasku dulu.
"Melakukan apa?" Tanyaku sambil melihat sekitar.
"Apanya?" Tanya nya balik.
"Kita,"
"Maksud?" Bertanya saja terus, gunakanlah otakmu untuk mencerna perkataanku.
"Kita mau melakukan apa disini?" Jelasku.
"Kencan," Sabar, aku anak baik seperti Malika harus sabar.
"Hanya berbincang?" Tanyaku. Jujur saja, aku cukup bosan hanya berbincang dengannya.
"Mau membantu para penggembala disana tidak?" Tawar nya sembari menunjuk ke arah beberapa pengembala yang terlihat kesusahan mengurus domba-domba mereka.
Dalam hati aku menyeringai. Waktunya menjadi pembuat onar.
"Ide bagus. Ayo," Ajakku lalu langsung menarik tangannya menuju ke arah para pengembala.
"Permisi, para pengembala yang terhormat," Sapa Pangeran Afonso pada para pengembala. Aku hanya melihat mereka dengan anggukan kecil tanda memberi sapaan juga.
"Ahh Pangeran Orion dari keluarga Afonso, dan..?" Balas mereka kebingungan.
"Veddira Elmeira Franklin," Sahutku saat mendengar mereka yang ragu harus memanggilku apa.
"Salam Tuan muda dan Nona muda," Kata mereka dengan sedikit membungkuk ke arah ku dan Pangeran Afonso.
"Kami ingin membantu kalian, apakah boleh?" Tanya Pangeran Afonso. Sedikit aneh memanggil nya dengan marga keluarganya. Aku akan memanggilnya Pangeran Orion.
"Dengan senang hati kami menerima bantuan kalian," Mereka sedikit menatapku dengan tatapan keraguan dan was-was. Akan ku wujudkan pikiran kalian, para pengembala.
Aku dan Pangeran Orion mulai membantu pengembala. Hanya Pangeran Orion, bukan aku hihi. Aku sendiri mulai menganggu domba-domba pengembala itu agar ketakutan.
"Auuu auuuu," Aku menirukan suara serigala agar domba-domba itu ketakutan, dan berhasil! Mereka mulai berlarian tak beraturan. Melihat itu aku tersenyum puas. Sampai jumpa para domba.
"Dombaku! Nona Veddira apa yang anda lakukan!?" Amuk salah satu pengembala.
Pengembala yang lain turut mengamuk melihat banyak domba yang berlarian karen ulahku. Aku meresponnya dengan menyeringai.
"Kau lupa? Aku lah antagonisnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess [Completed]
FantasyVeddira Elmeira Franklin, kerap dipanggil Veddira yang artinya hadiah dari Tuhan. Hadiah? Haha, tentu saja bukan, lebih tepatnya 'bencana' dari Tuhan. Anak dari keluarga terpandang Franklin, si bungsu kesayangan? Bukan, dialah sumber masalah dari se...