Alan memegang tangan Zia dengan lembut, matanya menatap wajah Zia
"Zia paham kok, mungkin kemarin kak Alan lagi emosi aja" ucap Zia sambil tersenyum
"gue cinta sama lo" ucap Alan sambil mengecup punggung tangan Zia
"dunia milik berdua" ucap Amel lalu memutarkan bola matanya
"hilih bilang aja pengen, sini sama gue" ucap Bara sambil menaik turunkan alisnya
"dih, jangan kepedean, gue bisa cari pacar yang lebih ganteng dari lo, kayak gak ada cowok lain aja harus pacaran sama lo" ucap sinis Amel lalu memutarkan bola matanya malas
"hati hati entar cinta, kata orang kalo benci lama lama jadi cinta, kayak gue sama lo" ucap Bara lalu tersenyum menggoda
"gue gak bakal masuk ke dalam lubang buaya darat"
Alan dan Zia terkekeh melihat Bara dan Amel berdebat
Sebenarnya Amel tersenyum di dalam hatinya. Senang rasanya Bara menyatakan cinta pada Amel. Ya walaupun Amel masih sinis sama Bara. Biasa lah Amel gengsi. Beda sama Bara yang udah gak gengsi lagi, tentunya karena ucapan Alan 'kalo suka kejar, nanti keburu di ambil orang, nyesel lo'
"Zia, kita nikah yuk, gue mau buat dedek bayi" bisik Alan tepat di telinga Zia
"ih apaan sih" ucap Zia lalu tersenyum malu malu
Alan terkekeh lalu mengusap rambut Zia. Senang? Oh jelas, rasanya Alan mau cepat cepat nikah sama Zia. Setelah mendengar nasihat Amel, Alan akhirnya paham. Alan tidak mau egois lagi, bagimanapun Aldo sangat berarti bagi Zia, jadi dirinya tidak boleh egois dan lagi pula Aldo sudah tiada, jadi Alan tidak punya saingan lagi
"hadeh, nyamuk" ucap Amel melihat kemesraan Alan dan Zia. Panas rasanya ruangan ini saat Amel melihat ke arah kedua orang itu. Iri? Iya iya lah pake nanya segala
"iri? Bilang karyawan" ucap Alan sambil melirik Amel. Sedangkan Amel hanya menghela nafas berat
"udah lah Mel, sama gue aja, sebelum gue cari yang baru" ucap Bara sambil menaik turunkan alisnya lalu tersenyum menggoda
"iya tu, masa Amel gak mau sama Bara, Bara ganteng lo"
"nah Zia aja bilang kalo gue ganteng"
"udah lah Mel, gak usah gengsi, gue tau lo suka sama curut ini"
Amel melotot. Kenapa jadi dirinya di paksa paksa gini? Padahal Amel mau nya, Bara menyatakan perasaan nya di tempat yang spesial atau romantis gitu. Lah ini malah di rumah sakit, gak menimbulkan kesan apapun. Dasar lelaki sekarang kadak mau mengeluarkan uangnya. Pikir Amel
"tuh, kakak ipar udah merestui. Udah lah Mel terima cinta gue" ucap dramatis Bara
"hm"
"lo setuju Mel" ucap beo Bara
"hm"
"alhamdulillah" ucap Bara lalu menarik Amel ke dalam pelukannya "sumpah Mel gue senang banget, bisa milikin lo"
"anjir sesek woi"
Alan terkekeh melihat Amel dan Bara. Alan mengambil tangan Zia lalu menggenggam tangan mungil itu
![](https://img.wattpad.com/cover/255545993-288-k280242.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Strong
RandomCtar Ctar Ctar Zia merasakan sakit di bagian punggungnya hanya bisa menangis. Lalu dengan keberanian Zia melihat ke arah ketiga kakaknya. Zia melihat darah mengalir dari punggung nya lalu tersenyum manis. Aneh mereka melihat Zia aneh karena bukan...