47. Aka pergi

6.7K 317 33
                                        

Zia duduk di tanah, tepatnya di samping makam Arka. Zia menatap sendu ke arah makam Arka. Zia menggigit bibirnya bawahnya untuk mencegah isak tangis nya. Tangan Zia mengusap nisan yang tertulis nama Arka di sana.

Aldo meninggalkan dirinya, Sekarang Arka lagi yang meninggalkan dirinya. Sudah dua orang yang Zia sayang meninggalkan dirinya

Aka, Zia sayang banget sama Aka. Batin Zia

Tangan Zia menghapus air matanya lalu mengusap kembali nisan Arka. Zia tersenyum, tepatnya senyum terpaksa

"Aka, kenapa ninggalin Zia"

"Aka janjikan bakal jagain Zia, Aka juga janji bakal buat Zia bahagia" lirih Zia lalu kembali meneteskan air matanya "Aka tega sama Zia, padahal kak Aldo baru aja ninggalin Zia sekarang Aka yang ninggalin Zia"

"hiks hiks hiks" tangis Zia pecah

Bara menatap sendu ke arah Zia. Sedari tadi Bara sudah mengajak Zia untuk pulang tapi Zia terus menggelengkan kepalanya

Bara mengerti perasaan Zia. Biar bagaimanapun Arka termaksud orang yang berarti dalam hidup Zia. Ya walau Arka pernah jahat kepada Zia, itupun dulu karena Arka terhasut oleh mak lampir

"Zia pulang yuk, udah mau malam"

Zia menggelengkan kepalanya "Zia gak mau, Zia mau sama Aka aja"

Bara menghela nafas berat "Zia, kalo Arka tau kamu kayak gini, pasti dia sedih"

Zia menoleh ke arah Bara, yang Bara katakan ada benarnya. Arka pasti akan sedih bila dirinya tidak mengikhlaskan kepergiannya. Zia menghapus air matanya, Zia yakin dirinya bisa mengikhlaskan Arka, seperti dirinya mengikhlaskan Aldo

"Bara, antar Zia ke rumah sakit tempat kak Alan di rawat"

Bara menghela nafas senang, akhirnya Zia mau pergi dari sini. Sejujur nya Bara takut berada di kuburan, makanya Bara terus mengajak Zia pulang atau pergi dari tempat ini

...


"Mel, kamu gak jenguk kakak mu" ucap ibu panti

"males bu"

"ih gak boleh gitu nak"

Amel menghela nafas panjang. Amel sebenarnya khawatir dengan kakaknya , tapi Amel males ketemu dengan kakaknya. Bagaimana tidak malas kakaknya? Kakaknya Amel tidak mau Amel tinggal bersamanya. Ya tentunya Amel merasa kalo kakaknya itu malu dengannya

"kamu jenguk kakak mu Mel, tanya kenapa dia gak mau kamu tinggal sama dia" ucap ibu panti lalu mengusap rambut Amel. Ibu panti tau Amel pasti kecewa sama kakaknya

Amel menganggukkan kepalanya. Amel juga mau tau keadaan kakaknya

Ibu panti tersenyum melihat Amel akhirnya setuju

Amel mengambil kunci motornya dan helm lalu berpamitan dengan ibu panti dan pergi dari sana

...


"kak Alan udah baikan"

Alan tersenyum "iya"

Zia tersenyum manis lalu duduk di samping kasur Alan "kak Alan kalo butuh apa apa bilang aja sama Zia"

Alan terkekeh "iya iya"

Alan terdiam sebentar. Alan menatap mata Zia, di sana terdapat kesedihan yang mendalam. Alan yakin Zia habis menangis karena terlihat mata Zia yang agak hitam dan membengkak, hidung yang memerah

I'm Strong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang