Chapter 4 : Penolakan

237 18 0
                                    

Pada malam harinya kami bertiga duduk dimeja makan, Ayahku berada diantara aku dan Ibuku.

Kami makan makanan yang ada dihadapan kami, tapi Kata-kata kak Benny lewat dalam pikiranku

Belum mengetahui sepenuhnya, ya.

Kalau dipikir lagi apa yang diucapkan Kakak ada benarnya. Aku belum mengetahui banyak tentang dunia ini, walaupun sudah membaca buku sejara dari dunia ini. Tetap saja aku masih belum sepenuhnyan mengetahui dunia.

Itu karena Semenjak aku terlahir, aku belum merasakan dunia ini secara langsung, aku hanya berdiam diri dalam mansion selama delapan tahun.

Tidak ada jaminan kalau dunia ini sama dengan dunia asalku.

Aku mengambil sepotong daging yang aku potong dan memasukannya kedalam mulutku.

Kembali berpikir

Tapi apakah aku harus mempelajari ilmu beladiri dan sihir saja, bukankah didunia ini juga ilmu lainya yang bisa dipelajari.

Tapi apa yang ada ditempatku hanyalah buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan umum militer ataupun sihir, yang membuat literasi membacaku hanya sebatas terhadap hal-hal tersebut.

Kalaupun aku harus meminta pada ayah untuk membelika beberapa buku
Maka, ahh... tidak aku tidak boleh menyimpulkan seuatu dulu.

Aku meletakan sendokku kepiring dan bertanya kepada Ayahku.

"Ayah, bolehkah Ayah membelikan aku satu atau dua buku yang berkaitan dengan birokrasi atau sejenisnya?"

Dengan cepat Ayahku menjawab. "Tidak."

Langsung dijawab tampa ada pertimbangan, kah.

Kemudian aku bertanya lagi ke Ayahku.

"Kenapa Ayah?."

"Ayah ingin kamu mengikuti jejak Kakakmu menjadi seorang prajurit kesatria, menjadi seseorang birokrat bukanlah pekerjaan yang menjanjikan," jelas Ayahku

"Memang ada apa dengan birokrat."

Ibuku lantas yang menjawab pertanyaanku."Rigel, di Kerajaan ini menjadi birokrat dianggap sebagai pekerjaan yang paling dicari setelah militer."

"Lalu apa masalahnya."

"Jika kamu ingin menjadi birokrat maka kamu harus melepaskan gelar statusmu sebagai bangsawan dan siap mengabdi untuk kerajaan."

"Itu tidak masalah Ibu, aku bisa melepaskan stat-"

Bruk!!!.....

Ayahku tiba tiba memukul meja dengan tangannya sambil memegang sebuah sendok, Ibu dan aku terkejut.

Kemudian dengan emosinya Ayahku membentakku. "kamu mau melepaskan statusmu dengan mudahnya!!... Rigel!, apa kamu mau merendahkan Ayah?!"

"T-tidak Ayah, aku tidak b-berma-"

"Rigel!!..., kamu harus tau gelar bangsawan tidak didapat dengan mudah. Perlu pengorbaman dan pengabdian tinggi pada Raja. Jangan anggap gelar ini sebagai omong kosong!"

Kemarahan Ayahku membuat aku menundukan kepala dalam diam

Ibuku berusaha menenangkan Ayaku." Sayang tenanglah jangan membuat Rigel tertekan."

"Annie!, sudah kamu jangan ikut campur. Sudah aku bilang inilah Akibat terlalu memanjakan dia!"

"....."

Emosi yang tergambar jelas diwajah Ayahku dan sikapnya membuatku tidak berani menatap wajahnya dengan kepala menunduk kebawah sambil mengatakan. "M-maaf ayah."

The Story of Mr.RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang