Chapter 14 : Langkah selanjutya

114 11 0
                                    

Aku, Kopral Fredy, Kopral Conny dan beberapa prajurit lainya masuk kedalam goa.

Didalam goa terdapat beberapa perlengkapan dan perbekalan, disana juga terdapat sebuah meja buatan yang diatasnya ada sekumpulan kertas.

Kami mengelilingi meja itu.

"Jadi nak apa yang ingin kamu katakan?" Kata Kopral Conny. "Bagaimana bisa anak bangsawan bisa ada disini?"

"Panjang ceritanya," balasku . "Jadi yang ingin aku Tanyakan adalah rencana kalian kedapannya?"

Kopral Conny memasang ekspresi kebingungan sembari memikirkan langkah yang harus mereka lakukan, begitu juga prajurit sekirat kami.

Sedangkan Kopral Fredy dan beberapa rekanya terlihat menginginkan jawaban dari Kopral Conny

Kopral Conny menjawab pertantaanku. "Kami akan mundur kearah selatan."

"Bukan kearah barat atau timur."

" Terlalu berbahaya," kata Kopral Conny.

Kopral Fredy melihat peta. "Saya rasa lewat selatan itu ide yang kurang tepat, terlalu berbahanya, lebih baik lewat wilayah hutan barat, itu lebih aman dari serangan.

"Memang benar, tapi hutan disana tidak terlalu lebat seperti hutan diselatan, dikhawatirkan kami bisa ketahuan Pasukan Wyvern musuh."

"Kalau begitu kapan kalian akan berangkat," tanyaku.

"Besok Lusa"

Kopral Fredy menatap Kopral Conny. "Artinya kita akan bertahan disini, sampai hari itu tiba".

"Iya."

"Itu akan sangat sulit," ucap Kopral Fredy

Lalu Aku melihat peta yang ada di depanku lalu mempelajarinya.

"Yang dikatakan Kopral Fredy benar. Jika kita Tinggal disini terlalu lama, Uhuk... Uhuk...  juga berbahaya, cepat atau lambat pasukan wyvern Republik akan menemukan tempat ini."

Wajah Kopral Conny menjadi lesu.

"Woi anak kecil!!, berhenti ikut campur pembicaraan orang dewasa," ucap salah satu prajurit yang terlihat kesal

Prajurit lainya juga melakukan hal yang sama.

"Kamu jangan ikut campur. Ini tugas orang dewasa, lebih baik kamu pergi."

"Benar, benar kamu belum berpengalaman dalam hal ini."

"Orang tuamu tidak mengajarkan hal ini pada mu, nak."

Kopral Fredy melihatku dengan wajah yang cemas.

"Rigel lebih baik kamu istirahat dan segera berobat, Kondisi kesehatanmu akan memburuk"

"Uhuk... uhuk...  sudah aku bilang aku baik baik saja, Kopral Fredy."

Kemudian pandanganku tertuju pada beberapa prajurit tadi. Dengan sinisnya aku menatap mereka, mereka terkejut dan menjadi kesal terhadap tatapanku, tetapi.

"Ehh!!"

"Tunggu itu."

"Me-menakutka."

Seketika wajah kesal mereka berubah menjadi rasa takut, mulut dan mata mereka terbuka lebar, keringat  bermunculan didahi mereka.

"Wah... ada apa? Kenapa wajah kalian  seperti itu," ucapku sambil tersenyum

"Rigel kamu... "

"Rigel matamu ... matamu berwarna merah!"

Kopral Conny dan Kopral Fredy terkejut dengan apa yang mereka lihat, nampak keringat mengalir diwajah mereka.

"Kalian tidak memiliki  rencana, juga dengan pemimpin." kataku sambi tersenyum.

The Story of Mr.RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang