"Uhuk!!... uhuk!!.... uhuk!!... uhuk!!!..."
Kopral Conny dan Kopral Fredy langsung menghampiriku dengan wajah khawatir.
"Kamu baik-baik saja," kata Kopral Conny
Aku tersenyum. "Uhuk!!... uhuk!!... tidak apa-apa, aku baik baik-uhuk!!!... uhuk!!!... uhuk!!..."
Darah langsung keluar dari mulutku dan aku berusaha menahanya mengunakan tanganku.
"Rigel ayo sini. " Kopral Fredy menggiringku untuk duduk.
"Ambilkan air! , dan cepat rawat dia!!," kata Kopral Conny yang berusaha mencari air untukku. "Dimana Healer!?, ada yang butuh pertolongan!!"
Salah satu prajurit berkata. "Kopral Healer kita ... dia sudah meninggal."
"Apa!?"
"Tidak apa apa uhuk!!... uhuk!!... aku masih kuat."
"Ini untuk-mu Rigel, minumlah."
Kopral Fredy memberikan sebotol air kepadaku, dan aku menerimanya lalu meminumnya.
"Ini ...terima kasih." aku mengembalikanya.
Seorang perawat yang pernah merawatku sebelumnya menghampiriku, dia langsung memberikan pertolongan medis kepadaku.
"Apa dia bisa disembuhkan," tanya Kopral Conny kepada perawat itu
"Bisa," katanya. "Tapi itu sulit karena peralatan yang kita miliki tidak cukup banyak."
"Tidak mungkin," gummam Kopral Conny yang terlihat kesal.
Perawat itu melanjutkan. "Tapi, saya rasa kasusnya masih sama seperti sebelumnya, jadi saya akan merebus air untuk meringankan rasa sakitnya."
Aku menolaknya. "Jangan lakukan!, nanti musuh dapat melihat posisi kita. Secepatnya kita harus bergerak."
"Tapi bagaimana dengan kondisimu ."
"Uhuk!!... uhuk!!... uhuk!!... aku baik baik saja Kopral Fredy, aku bisa menahanya."
Kekhawatiran tidak menghilang dari wajah Kopral Fredy dan Kopral Conny saat melihatku Senyum.
***
Beberapa menit setelah tembak menembak terjadi, kelompok Rigel datang.
Dengan mengekerkan senjatanya. Mereka berjalan perlahan dan memeriksa diantara mayat prajurit Republik yang tergeletak.
"Apa ini perbuatan Tuan Muda?" Tanya Rakku yang melihat manyat disamping dan didepanya.
Sebastian yang ada disampingnya menjawab. "Benar."
Rakku langsung menoleh ke arah Sebastian yang terlihat mengamati tempat sekitar.
"Apa dia pernah melakukan hal ini sebelumnya?"
Sambil melihat mayat dibawahnya, Sebastian mengangguk. "iya, Tuan Muda pernah melakukanya sekali ...saat kami dikepung pasukan Republik dikota Liberty.
"Begitu."
"Akan tetapi ada efek dari penggunaan kekuatanya."
"Efek?" Rakku berpikir dan membuka suaranya. "ah!!... apa batuk yang dia derita itu merupakan efek penggumaan kekuayanya."
Kepala dari Sebastian mengangguk dalam diam, sedangkan Rakku melihat jawaban itu terlihat sedikit merenung.
Seorang prajurit berkata sambil menunjuk. "Hai... lihat itu."
Mereka mengarahkan kepala mereka ke ketempat yang ditunjuk.
Terlihat Rigel yang sedang bersama Conny dan Fredy. Dengan berlari Kelompok Rigel langsung bergegas menuju kearah Rigel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Mr.Rigel
FantasiaBercerita tentang seorang karyawan sebuah perusahaan yang menjalankan tugasnya untuk pergi mengambil uang di Bank bersama rekanya. Namun, nasib buruk menimpanya, nyawa dari karyawan itu harus berakhir ditangan seorang perampok yang menghadang perjal...