Chapter 7: Ayah dan Latihan

199 17 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan, mengangkat badanku lalu melihat tempat sekitarku yang tampak familiar.

Aku mengecek keadaan tubuhku memegang bagian yang terlukan dan rasa perih yang aku dapat, walaupun begitu Rasa sakit yang amat menyakitkan yang aku rasakan sebelumnya sudah berkurang.

Mungkin ini berkat dari sihir penyembuh sehingga aku bisa sembuh hanya dalam waktu hitungan jam.

Pintu disebelah kiri ruangan terbuka. Seseorang datang sambil membawa troli makanan, saat aku melihatnya.

"Ibu!!"

Ibuku mendorong troli yang berisi beberapa makanan dan minuman hangat kearahku, Pipi kanannya nampak memar.

"Bagaimana keadaanmu Rigel," ucap Ibuku.

"Aku baik baik saja Ibu," jawaku.

Ibuku berhenti disampingku lalu mengambil teko keramik, menuangkan teh kedalam secangkir gelas.

"Ini, minumlah." Ibuku memberikan segelas itu padaku.

Aku menerimanya. "baik Ibu." Aku menyeruput teh hangat itu.

Aku melihat Ibuku, Matanya terlihat sedih nemun dia memberikan sebuah senyum kecil dimulutnya.

disisi lain aku melihat memar di pipinya dan Aku bertanya. "Ibu apa yang terjadi pada pipimu?"

Ibuku meraba pipinya sesaat dan tersenyum kepadaku. "ini, ...ini tidak apa-apa, Ibu hanya sedikit berselisih paham dengan Ayahmu."

Alis mataku mengkerut, mataku manetap tajam kearah ibuku.

"Ayah memukkul Ibu?"

Ibuku segera membantahnya. "tidak, Ibu yang salah, Ibu membuat Ayahmu tersinggung."

Ibuku langsung menyiapkan makanan berupa sup daging ditroli dan menyuapkanya kepadaku.

"Aaa.... "

Aku meyodorkan telapak tanganku. "tidak Ibu, aku bisa sendiri."

"B-Baiklah." Ibuku kembali menaruh sup itu kembali ketroli.

"Tidak usah khawatir Bu, aku baik-baik saja," kataku sambil sedikit tersenyum.

"Begitu, ya." Angguk Ibuku sambil membalas Senyumanku.

***

Setelah beberapan lama aku berbaring di kamar, sore harinya aku pergi menemui Ayahku.

pelayan berkata jika Ayahku saat ini sedang menemui tamunya jadi aku ingin pergi ketempatnya untuk menyapanya.

Saat aku berjalan meyelesuri koridor Mansionku, seseorang dengan perawakan pria usia lima puluhan tahun dengan kumis dan jenggot berwarna putih yang nampak menyatu mendekat kearahku.

Saat aku berpapasan dengannya, orang itu memberika senyuman  kepadaku.

melihat itu, aku menundukan sedikit kepalaku saat berjalan melewatinya.

Setelah aku melewatinya aku berhenti sesaat lalu berbalik kebelakang melihat orang itu berjalan.

"Apa itu tamu Ayah," Gumamku yang lantas kembali berjalan menuju ke ruangan Ayahku.

Setelah sampai didepan pintu ruangan kerja ayahku, aku mengetuk pintu lalu membukanya berlahan dan melihat Ayahku tengah bekerja.

Aku mendekati meja ayahku. "Ayah, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu."

"Apa itu?" jawab ayahku sambil mengerjakan dokumen.

"Kenapa Ayah membuangku kehutan dan ... dan kenapa Ayah memukul Ibu?"

The Story of Mr.RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang