Matahari sudah terbenam, dan hari sudah gelap.
Prof. Nickol sedang berjalan menuju keruang makan.
Saat dia tiba, dia bertemu dengan Rakku berserta Sebastian yang terlihat sudah duduk di kursi meja makan sambil dilayani oleh para pelayan.
Melihat hanya mereka berdua serta pelayan yang ada disitu, Prof. Nickol-pun mencari keberadaan Rigel yang seharusnya bersama dengan mereka.
Dengan ekspresi wajah yang terlihat mencari-cari sesuatu, Prof. Nickol menghampiri Sebastian dan Rakku, dia bertanya pada mereka berdua .
"Eee... kalian hanya berdua, dimana Rigel? kenapa dia belum datang untuk makan malam?"
Sebastian menjawab pertanyaan Prof. Nickol. "Mungkin Tuan Muda masih ada dikamarnya."
Mendengar itu Prof. Nickol memanggil seorang pelayan wanita yang ada sekitar tempat itu. Kemudian dia bertanya padanya.
"Pelayan, apa kamu sudah memanggil Nak Rigel?"
Pelayan wanita itu berkata. "Saya sudah memanggilnya Tuan, hanya saja dia bilang untuk menunggu sebentar lagi."
"Begitu ya."
"Apa saya perlu memanggilnya lagi? Tuan Nickol," tanya pelayan itu kepada Prof. Nickol.
Prof. Nickol mengangkat tangannya di depan pelayan itu sambil berkata.
"Tidak usah, biar saya saja yang memanggilnya."
Kemudian pandangan prof. Nickol mengarah pada Rakku dan Sebastian yang juga melihat pembicaraan antara Prof. Nickol dengan pelayan wanita itu.
"Nak Sebastian, Tuan Rakku. Jika kalian lapar Kalian bisa makan terlebih dahulu, aku akan pergi memanggil Rigel."
"Kalau begitu biar saya saja yang memanggilnya," ucap Sebastian yang langsung berdiri
Prof. Nickol menolak saran Sebastian.
"Biar aku saja, karna ada yang ingin aku tanyakan pada Nak Rigel. Kalian makan saja dulu."
Sebastian langsung duduk dengan lesunya setelah mendengarnya.
Rakku yang juga duduk disebelah Sebastian lalu memegang Pundak dari Sebastian.
"Sebastian, biar Prof. Nickol saja."
Sebastian mengangguk kepada Rakku dan kemudian Rakku menoleh kearah Prof. Nickol.
"Tidak apa-apa Prof Nickol, kami akan menunggu anda Dan Tuan Muda."
Sebastian Setuju dengan ucapan Rakku. "Aaa... Iya Prof. Nickol, kami akan menunggu."
"Baiklah kalau begitu."
Prof. Nickol kemudia pergi menuju ke kamar Rigel.
***
Setelah dia sampai di depan kamar Rigel, Prof. Nickol kemudian mengetuk pintu tersebut.
Tok... tok... tok...
"Pintunya Tidak dikunci, masuklah." kata Rigel dari dalam kamar.
Setelah mendengarkan itu, Prof. Nickol membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam kamar Rigel.
Saat dia masuk ke kamar Rigel, dia sedikit terkejut melihat bagaimana Rigel dengan sibuknya membaca beberapa buku.
Prof. Nickol lantas memanggil Rigel.
"Nak Rigel."Rigel terkejut dengan suara panggilan itu, dia lalu langsung menutup bukunya dan berbalik badan.
"Prof. Nickol?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Mr.Rigel
ФэнтезиBercerita tentang seorang karyawan sebuah perusahaan yang menjalankan tugasnya untuk pergi mengambil uang di Bank bersama rekanya. Namun, nasib buruk menimpanya, nyawa dari karyawan itu harus berakhir ditangan seorang perampok yang menghadang perjal...