Chapter 27 : Tinggal Bersama Prof. Nickol

98 11 0
                                    

Sementara itu di desa Freiden, wilayah Plumsen.

Annie sedang duduk dikursi di halaman belakang mansion. Sambil ditemani secangkir teh, dia memandang ladang gandum didepanya dengan mata yang terlihat lelah.

"Bernard, Rigel... " bisik Annie seraya menggenggam tanganya yang dia letakkan didadanya.

Satu hari setelah pasukan Republik menguasai kota Liberty, berita tentang itu mulai menyebar keseluruh kerajaan. Termasuk juga Desa Frieden, tempat tinggal Annie.

Annie yang mendengar berita itu langsung syok dan merasa sangat khawatir dengan nasib suaminya dan anak-anaknya.

Mendengar itu pula, Jennie yang menemani ibunya setelah kepergian Ayah dan adiknya merasa hal yang sama juga. Namun, melihat kondisi ibunya yang tertekan akibat berita tersebut, Jennie berusaha untuk menenangkan Ibunya dan segera memerintahkan orang untuk mencari tahu keberadaan serta nasib Ayah, Kakak serta Adiknya yang ikut dalam perang itu.

Lalu Setelah Seminggu lebih lamanya menunggu, Annie dan Jennie mendapat kabar mengenai keluarga mereka yang ikut perang.

orang yang mereka utus datang dengan membawa informasi bahwa keberadaan Bernard dan Rigel tidak diketahui bagaimana keberadaan serta nasibnya. Akan tetapi, orang yang diutus itu memberitahu Annie dan Jennie bahwa Benny sudah tewas saat penyerangan pertama pasukan Republik, dan jasadnya tidak sempat dievakuasi dari kota kerena kota sudah terlebih dahulu dikuasai Pasukan Republik.

Annie saat mendengar berita itu langsung pingsan dan selama beberapa hari kemudian kondisi kesehatanya mengalami penurunan.

"Ibu..."

Annie menoleh kebelakang, terlihat Jennie dengan raut wajah Khawatir berdiri sambil membawa nampan berisi teko dan gelas.

***

Dengan menggunakan kereta kuda Profesor Nickol membawa Rigel dan yang lainya ke kediaman sementaranya di Kota Stomer.

Kereta kuda mulai melewati gerbang utama lalu melaju masuk kedalam hingga akhirnya Kereta kuda itu berhenti di depan bangunan yang cukup besar. Satu persatu dari mereka turun dari kereta.

"Besar sekali Tuan Muda," ucap Sebastian.

"Iya ... Mansion ini lebih besar dan luas dari mansion milik keluargaku."

"Wwaa...."

Wajah yang tabjuk terlihat dari Rigel serta Sebastian dan Rakku, melihat besarnya bangunan berserta halamannya.

Melihat itu, Prof. Nickol tersenyum dan berkata. "Mari semuanya, kita masuk kedalam."

"I-iya Prof. Nickol. Sebastian, Rakku Ayo."

Prof. Nickol berjalan diikuti oleh Rigel Sebastian serta Rakku. Akan tetapi saat Rigel berjalan kearah pintu masuk, Rakku yang berjalan dibelakang memanggilnya.

"Tuan Muda."

"Iya."

Rigel berhenti dan menoleh kebelakang. Lalu Dengan sungkan Rakku berbicara pada Rigel.

"Tuan Muda, Saya sudah membawa Prof. Nickol ee... jadi apa saya bisa mendapat bonus gaji."

Rakku memberi senyum setelah menyampaikan hal itu kepada Rigel, disisi lain Rigel uang mendengarnya langsung memperlihatkan wajah masamnya.

"Tuan Muda, Mas Rakku kenapa kalian diam? Ayo kita masuk," ucap Srbastian yang sudah ada didepan pintu.

Mendengar panggilan Sebastian membuat Rigel berbalik dan segera berjalan cepat kearah Sebastian sambil berkata pada Rakku. "Rakku Ayo."

The Story of Mr.RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang