Chapter 3 : Kekhawatiran

267 26 0
                                    

Kegelisahan menyelimuti mansion keluarga Plumsen pada malam hari.

Rigel terbaring ditempat tidur, disampingnya seorang dokter sedang memeriksa keadaanya. Dokter itu lalu membuka mata Rigel. Tidak lupa juga dokter itu memegang pergelangan tangan Rigel dan memeriksa deyut nadinya.

Di lain tempat para anggota keluarga menunggu diruang tamu. Masing-masing dari mereka menunggu pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter.

Annie yang duduk disofa tak henti-hentinya menghapus air matanya sambil ditemani oleh anak perempuannya disampingnya

Jennie berusaha menenangkan ibunya yang tengah dirundung kesedihan dan kekhawatiran. "Ibu tenanglah, Rigel pasti baik baik saja."

"Jennie, Ibu... Ibu tidak bisa, Rigel-"

"Ibu, Dokter sudah datang dan saat ini Dokter sedang memeriksanya, jadi jangan khawatir."

"B-bagaimana jika hasilnya pemeriksaannya menunjukan yan-"

"Annie jangan berpikir negatif," tegur Bernard yang berada duduk didepannya.

"Tapi bagai-"

"Sudah Annie kamu jangan cemas."

"Tapi sayang dia anakku, aku punya perasaan buruk tentang ini, ledakan itu sangat besar, tubuh kecil pas-"

"Ibu jangan terus berpikir negatif." Kali ini Benny menegur ibunya sambil berdiri bersender pada tembok dibelakang Ayahnya.

"Benny, tapi Ibu."

"Jennie antar Ibumu ke kamarnya," ucap Bernard.

"Baik Ayah, ayo Ibu kita kekamar."

"Tidak!!, Ibu ingin disini."

"Annie jangan keras kepala!"

"Lebih baik ibu ke kamar," ucap Benny.

"Ayo Ibu." Jennie mencoba menarik pelan tangan ibunya.

Tak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan, mata seluruh anggota keluarga tertuju pada dokter tersebut.

Annie langsung berdiri, bertanya kepada dokter tersebut." Dok bagaimana keadaan Putraku?"

Dokter itu menjawab. "Tidak ada luka yang serius pada diri pasien."

Annie menurunkan bahunya.

Benny bertanya. "Dokter apa yang sebenarnya terjadi pada Rigel?"

Dokter itu menjawabnya. "Saya tidak mengetahui pasti penyebab pingsannya, tidak ada luka luar maupun dalam pada diri pasien."

"Begitu... ya," gumam Bernard.

"Tapi Dokter apa putra saya akan baik-baik saja?" tanya Annie dengan cemas.

"Pasien baik baik saja, beberapa jam lagi Pasien akan sadarkan diri."

"Terima kasih Dokter," ucap Bernard.

"Kalau begitu saya pergi dulu, besok saya akan datang lagi untuk melakukan pemeriksaaan."

"Baik dokter, sekali lagi saya ucapkan terima kasih," ungkap Bernard kepada dokter itu.

Dokter itu menundukan sedikit kepalanya dan kemudia pergi.

Setelah itu Annie segera pergi keruangan tempat Rigel dirawat bersamaan dengan Jennie.

Semantara itu bernard dan Benny menunggu diruang tamu.

"Ayah, menurut ayah apa yang sebenarnya terjadi pada Rigel?"

"Melihat dentuman besar itu dan juga kondisin dari Rigel kemungkinan kalau itu berasal dari Mana sihir yang meluap dan kemudian meledak."

"Mana yang meledak??"

The Story of Mr.RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang