Chapter 16 : Serangan pertama

107 10 0
                                    

Sebelah barat daya kota liberty, sebuah Kamp pasukan Republik dekat perbatasan dengan hutan baru saja didirikan. Para prajurit infantri Republik sedang membangun beberapa tenda lainya.

Ludwig masuk kedalam sebuah tenda yang sudah diisi oleh para perwira lainya. Semuanya memeberikan hormat militer kepada Ludwi, Ludwig pun membalasnyanya.

Ditengah mereka terdapat sebuah meja persegi panjang yang diatasnya  terdapat beberapa peta dan dokumen yang lainya.

Dihadapan para bawahanya, Ludwig berdiri diantara mereka dan melihat kearah sebuah peta dimana peta itu merupakan daerah yang akan menjadi target operasi mereka

"Kolonel apa anda yakin hanya menurunkan lima peleton,untuk tahap awal," ucap Gordo seorang pria dewasa berkepala plontos dengan dengan badan sedikit gemuk.

Ludwig menjawab sambil melihat ke peta yang sudah diberi tanda. "Iya, karena menurut pemantauan pasukan wyvern, terdapat beberapa lokasi yang dicurigai sebagai tempat berdiamnya pasukan Kerajaan."

"Dimana saja itu Kolonel?" Tanya seorang sorang perwira.

Ludwig menunjuk peta. "Ada dua dibarat, satu ada di dekat sungai, satunya lagi ada didekat kaki gunung. Yang lainya ada ditenggara hutan, dan yang terakhir dekat dengan kita di selatan hutan, tepatnya ada di dekat tebing ini, disana terdapat sebuah goa."

Ludwig kembali melanjutkan strateginya. "Fokus utama Brigade kita adalah menghancurkan sisa kekuatan musuh yang mundur ke selatan dan menguasai bagian tengah hutan agar pasukan kita dapat menyerang sisi barat dan timur secara mendadak."

Gordo bertanya pada Ludwig. "Tapi Kolonel,bukannya sudah ada pasukan kita yang bergerak kearah barat dan timur "

Ludwig menjawab pertanyaan Gordo." Kita sadar betul bahwa kekuatan kita berada dibawah Kerajan dalam hal jumlah personil. Tapi dengan menguasai hutan ini, kita bisa membuat serangan kejutan, karna pasukaan Kerajaan tidak  berpikir bahwa kita akan menggunakan hutan yang lebat sebagai jalur serangan."

"Begitu," ucap Gordo yang melihat peta.

Pandangan ludwig mengarah pada semua orang diyenda itu.

"Ini merupakan perintah langsung dari atasan, jangan mengecewakan negara."

Seluruh perwira mengangguk mendengarkan penjelasan dari perintah dari Ludwig. Setelah itu Para perwira  kembali saling berdiskusi untuk merencanakan strategi dan rencana kedepanya.

Semenyata itu di wilayah hutan selatan, salah satu pleton prajurit Republik berjalan meyusuri hutan.

pasukan berjalan membentuk dua barisan, Masing masing prajurit melihat kearah sisi mereka, mengantisipasi serangan musuh.

Sambil berjalan Empat prajurit saling bertukar kata.

"Kenapa kita harus melalui hutan ini," keluh salah satu prajurit.

"Iya, padahal kita bisa menyerang lewat timur."

"Aku dengar pertahanan Ditimur tidak terlalu kuat," ucap salah satu prajurit lainya.

"Ahh... bikin iri saja".

""Iya benar,"" ucap dua perajuri lainnya

"Diam jangan terlalu berisik, nanti obrolan kalian bisa didengar komandan," tegus prajuri yang berada didepan keempat prajurit itu.

Mereka langsung menghentikan percakapan saat mendengar teguran dari rekan mereka.

Disudut lain hutan terdapat dua tanaman yang memantau pergerakan pasukan pleton itu dari kejauhan, tanaman itupun bergerak menjauh.

The Story of Mr.RigelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang