🍎Jahat

2.8K 316 43
                                    

"Time is what we want most and what we use worst."

- Anonymous
__________

Hari ini kembali menjadi hari buruk, hari tidak beruntung, niat Em ingin pergi ke Mall untuk membeli beberapa pakaian karena Jo bilang bahwa tidak perlu membawa banyak pakaian, nyatanya sekarang Em kekurangan pakaian dan harus segera beli.

Javas dan Jo tidak bisa menemani karena ini hari terakhir untuk meeting, besok mereka bertiga akan kembali ke Perm.

"Hallo, ketemu lagi.."

"Iya, Hai Elona.."

Mereka bertemu kembali, pertemuan tidak sengaja untuk yang kedua kali, berbeda, hari ini Em terlihat lebih siap dari pertemuan tidak sengaja yang pertama, Em lebih santai dan bisa menatap manik Kala.

"Mama? Mainnnn..."

Kala menjadi kikuk dengan panggilan Elona,
"Bukan Mama Nak, ini Aunty Em, coba kenalan dulu,"

Em berjongkok di depan Elona, tangannya mengelus surai pendek Elona, "Hai Elona, kamu abis darimana ciii.."

Elona tertawa, "Mamammm,maainnn?"

Em tampak menimang sebentar, lalu kepalanya menangguk senang, "Boleh, main dimana?"

"Cana.. Main.."

"Boleh?" Tanya Em pada Kala yang tengah menatap intens keduanya,

"Kamu ada waktu? Kalau kamu sibuk nggak usah, aku yang akan bilang pada Ona."

"Panggilannya Ona? Lucu, aku free. Setidaknya sampai satu jam ke depan."

Kala mengangguk senang, "Terima kasih Em."

-Hello, Perm-

Mereka bertiga bermain bersama, orang-orang yang melihat pasti mengira bahwa mereka adalah keluarga bahagia, mereka tertawa tanpa beban, bahkan Em sesekali bersandar pada punggung Kala ketika kelelahan mengimbangi Elona.

"Capek? Maaf ya, sampe keringetan." Kala mengusap peluh pada dahi Em. Hati Kala berdebar, selalu seperti ini. Em masih ada di dalam hati Kala.

Berbeda dengan Em yang terlihat santai, jika boleh Em katakan, perasan Em hari ini bahagia, namun bukan karena Kala, tidak ada debaran kencang, hanya menyisakan sedikit hangat ketika Kala melakukan skinship. Apa ini tanda kalau Em telah berhasil memaafkan Kala? Em berhasil menerima masa lalu?

"Emilly, kamu selalu cantik."

Kala tersenyum melihat Em yang salah tingkah, wanita di depannya selalu begini ketika dipuji, Em masih menggemaskan. Apa Kala boleh berharap untuk kembali bersama?

"Emilly, apa bisa kita dekat lagi? Apa kamu punya pasangan?"

Em hampir kehilangan keseimbangan saat pertanyaan itu terlontar dari Kala, apasih maunya Kala? Mengapa saat Em berhasil mengikhlaskan Kala selalu kembali?

"Aku belum punya kekasih, tapi aku punya calon suami."

Kala melotot lebar, jadi kesempatan Ia untuk kembali itu gagal, hanya mimpi semata. Namun Kala yakin jika sebenarnya Em masih mencintai Kala, Kala hanya perlu berusaha.

"Kamu masih cinta aku Em, iyakan? Mari kita mulai dari awal, maaf karena dulu meninggalkan kamu. Namun itu karena Jo, kamu harusnya tau."

Em tersenyum tipis, "Hm, dulu aku sempat marah pada Jo, menyalahkan Jo karena pernah berbuat jahat untuk memisahkan kita, dan rencana Jo berhasil, kamu memang bukan ditakdirkan bersama aku, Kala."

Kala menggeleng tegas, "Aku ditakdirkan bersama kamu, kamu nggak ingat Bunda? Bunda nitipin kamu ke aku Em."

"Kala, dengar ini baik-baik. Dulu kamu bahkan tiga kali meminta cerai, lalu kita kembali bersama, aku memaafkan kamu, lalu yang ketiga kamu menalak aku, kamu akhirnya berkata bahwa menjatuhkan talak tiga, Kala. Kita nggak bisa bersama, kita nggak bisa rujuk. Kamu paham kan? Semesta menentang, jangan jadi jahat Kala."

"Bisa! Kamu bisa cari pria yang bersedia kamu nikahi lalu bercerai, kita bisa memberi Ia uang!"

"Mamamaama"

Elona berjalan mendekati mereka, pembicaraan mereka tepaksa harus terhenti, Em dan Kala memasang wajah ceria kembali,

"Capek? Haus? Minum, Papa bawa," Kala menyerahkan botol dengan gambar Aurora, Elona meminum air mineral itu dengan semangat lalu kembali bermain, suasana kembali dingin, aura berubah seketika,

"Hanya kamu yang cocok menjadi Ibu bagi Elona, apa kamu nggak kasihan dengan Elona?"

"Ck, Gila."

Em berlari meninggalkan Kala, persetan dengan Elona, Persetan dengan Kala, Persetan dengan keadaan dan semuanya. Em sungguh muak.

"Mine. Suara Kala dari dalam hati melihat punggung kecil Em yang berlari dan semakin menjauh."

-tbc-

Jasa potong kepala Kala guys, silahkan aku ikhlas xixi😆

Hello, Perm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang