"Love is not what you say. Love is what you do."
-Anonymous
_______Kejadian Em memeluk Javas itu telah berlalu tiga hari namun Em masih bisa merasakan rasa malu hingga saat ini, betapa bodohnya ia karena memeluk Javas bahkan menangis dan mengadu seperti anak kecil. Beruntung setelah menangis Javas tidak menggodanya. Javas hanya bilang Em menggemaskan, memang Em gemas kan?
Saat ini Em tengah memasak bolu pandan andalannya, bolu pandan ini akan Em nikmati bersama Javas, entah apa yang meracuni otak Em namun ia dengan sadar mengundang Javas ke Apartemennya menikmati bolu dan secangkir kopi hangat, Em sebenarnya hanya ingin mengucapkan terima kasih, namun setelah dipikir apakah ini tidak terlalu berlebihan? Em juga kemarin bertukar nomor telephone, menurut Em, Javas memang bisa menjadi temannya.
Javas Naja
Aku akan kesana dalam waktu 2 jam. See u!Kemarin setelah Javas mengantar Em, Em menawarkan bolu pandan, Javas tentu meng iyakan. Kesempatan harus dipakai sebaik mungkin kan?
-Hello, Perm-
"Jadi, ini buatan kamu?" Tanya Javas dengan pertanyaan yang sama hampir 10 kali.
Em malas menanggapi, memang Em seperti suka bohong? Em jadi jengkel sendiri karena Javas menolak percaya bolu pandan itu benar buatan Em.
Menurut Javas bolu ini terlalu enak jika Em yang membuat, Bolu ini sangat lembut dan manisnya pas, bolu ini sangat memanjakan lidah Javas.
Melihat raut wajah Em yang menahan kesal membuat Javas harus segera mengalihkan pembicaraan bolu pandan,
"Jadi...., Kamu tinggal di Perm untuk berapa lama?,"
"Belum tau, aku emang lagi jalan-jalan aja. Lagi cari suasana baru."
Javas mengangguk, sejujurnya Javas juga sama dengan Em, namun Javas malah terlena dan menetap lebih lama di Perm, beruntung seluruh usaha Javas berada di Perm, meskipun ada beberapa di Indonesia namun lebih banyak aset di Perm.
"Hari ini kamu ada acara? Aku mau ajak kamu pergi jalan ke tempat biasa aku menenangkan hati kalau suntuk masalah pekerjaan."
Em yang ingin memakan bolu jadi terhenti, ajakan Javas sepertinya menguntungkan. Lagipula siapa tau tempat itu cocok dengan Em, jadi Em bisa kesana saat sedih.
"Baiklah, aku ganti pakaian."
"Okey. Bawa mantel, cuaca lumayan dingin."
-Hello, Perm-
Hamparan rumput dan beberapa bunga cantik sangat memanjakan mata Em, ada danau kecil dengan burung-burung terbang kesana-kemari
Tempat ini sangat sepi, hanya ada Em dan Javas disini. Memang betul kata Javas jika tempat ini menenangkan, sepertinya Em akan sering kesini."Darimana kamu tau ada tempat sebagus ini?"
"Ini Taman privat punya aku."
Em tercengang, taman seluas dan seindah ini adalah milik Javas? Betapa kayanya pria ini. Apakah Javas akan bertingkah semaunya?
"Milik Kakek, Kakek sekarang udah di Surga."
Em jadi ingat Bunda, Kedua Bunda Em juga pasti tengah berada di Surga sekarang, melihat Em dari kejauhan, menjaga Em dari atas sana.
"Lilly...,"
"Kenapa kamu panggil aku Lilly?"
Sejujurnya dari kemarin Em ingin bertanya, namun baru sempat hari ini."Ingin, kamu keberatan?."
Em menggeleng, Em suka bunga Lilly..., mengingatkan pada sosok masa lalu,
Sosok yang masih memenuhi isi hati Em,
Sosok cinta pertamanya,
Kegagalan pertamanya,"Emilly, Apa kamu sudah melupakan Kala Gilbert Handoko?."
-tbc-
Javas bisa kenal Kala?
Apa yang selama ini Javas ketahui ya?-Aku kemarin sengaja minta 30 Vote karena pasti lama, taunya cepet juga hehe! Semoga Chap ini votenya lebih banyak ya!
Makasih kalian yang udah vote, komen juga boleh biar aku semangat terus!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Perm [END]
Literatura Feminina[Sequel Ruang Rindu] / REVISI BERJALAN Perm. Sebuah Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki Pegunungan Ural. Kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat di Negeri Beruang Putih. Pertemuan tidak sengaja membuat Emilly Vathya kembali dihada...