"Themost important thing to do in this world is to get the food, beverage and someone who loves you."
-Brendan Behan
____________Besok adalah hari pernikahan Emilly dan Javas, undangan telah menyebar secara cepat dengan koneksi Javas dan Jo. Sayangnya karena masalah kemarin pertemuan Em dengan Saga, Em menjadi ragu untuk pernikahan besok hari. Semalaman Em hanya diam di kamar dan sesekali menangis kecil.
"Emilly, buka pintu. Javas ada disini." Itu suara Jo.
Lamunan Emilly hancur karena mendengar Javas ada disini, pria yang ia hindari dari kemarin ada di rumah ini. Pria itu besok akan menjadi suaminya namun mengapa ada cobaan yang begitu berat?
"Em, buka atau Abang dobrak sekarang!"
Em menekuk bibirnya ke bawah karena kesal dengan Jo, apakah Javas telah menjelaskan segalanya pada Jo? Em marah seperti ini karena Javas ingin menghancurkan Jo. Tidak kah Jo mengerti itu?
Em memutuskan untuk menemui Javas, jika terus menghindar kapan masalah ini akan selesai? Em tidak ingin menjadi wanita plin-plan dan lemah seperti dulu.
"Nah, Abang ngerti kamu marah. Sekarang kita bicarakan bertiga dengan Javas." Kata Jo setelah melihat Em membuka pintu kamar.
"Iya, Abang dekat-dekat Emilly terus ya!" Pinta Emilly.
Jo mengangguk, merangkul tubuh Emilly yang kecil menuju ruang tamu dimana Javas telah menunggu sejak tadi, bahkan Javas menunggu di depan rumah Jo sejak kemarin malam.
"Lilly...Kamu dengerin penjelasan aku dulu." Javas ingin menyentuh tangan Em saat gadisnya mendekat, namun sayang Em lebih dulu memeluk Jo dari belakang menghindari Javas.
"Lilly...."
Jo duduk diikuti Em disebelahnya, mereka duduk berhadapan dalam diam. Javas terus mengamati wajah sembab Em, kasihan wanita itu, pasti menangis semalaman. Ini semua karena Saga sialan!
"Jadi? Kenapa kamu ingin menghancurkan saya?" Tanya Jo tanpa basa-basi.
Javas terlihat datar dan tenang, tatapan matanya fokus pada Jo untuk menjelaskan segala rahasianya.
"Saat itu Bunda kamu masih menjadi pimpinan Clastha, Bunda kamu mengambil alih aset keluarga saya karena kesalahpahaman keluarga saya bahkan telah mengajukan banding namun Clastha tetap menuntut mengambil harta seluruhnya, saya masih belum begitu paham saat itu. Namun saya bersumpah akan menjatuhkan Clastha hingga tak tersisa. Saya mencari seluruh informasi keluarga ini. Lalu saya kebetulan berteman dengan Saga karena satu jurusan kuliah, saat itu Saga tengah melihat beberapa foto keluarganya lalu ada Emilly disana, Saga bilang bahwa itu adalah mantan isteri Kala dan sekarang menjadi anak angkat Clastha. Lalu saya mulai---"
Javas terhenti sejenak, menarik nafas pendek,
"Saya mulai bercerita pada Saga, Saga berkata bahwa Emilly juga dahulu anak angkat keluarga Handoko dan setelah bercerai dengan Kala ia menghilang, Saga membenci Emilly karena Emilly telah merenggut kasih sayang Ibunya. Saga saat itu juga ikut mempengaruhi Kala untuk membenci Emilly, terkesan kekanakan namun memang hal itu yang terjadi. Saat kamu mengetahui masa lalu Emilly, Kamu Jo, malah menarik saham di Handoko Corp mengakibatkan ketidakstabilan perusahaan, padahal Kala tidak pernah menguasai Handoko, Kala menguasai Kael Company. Kamu salah tujuan, Jo. Sejak saat itu saya dan Saga merencakan agar membuat kamu hancur melalui Emilly.""Saya---, mengetahui Emilly berada di kota yang sama dengan saya, karena itu saya rencanakan pertemuan tidak terduga namun berikutnya terjadi tanpa rencana. Semakin hari mengenal Lilly saya malah terjebak dalam permainan saya bersama Saga, saya mencintai Lilly dengan tulus."
"Saya, minta maaf karena sempat berpikir untuk menjatuhkan kalian, memakai cara yang sangat licik dan murahan. Melibatkan perasaan wanita tidak berslaah di dalamnya, saya sadar sepenuhnya kalau itu jahat, saya dan Saga sudah berhenti beberapa bulan lalu, saat ini dihadapan kalian hanya ada saya, Javas Naja Parviz yang mencintai dengan tulus wanita sebaik Emilly Vathya."
"Lilly, aku minta maaf, maaf karena menghancurkan kamu, maaf karena menyakiti kamu. Maaf, namun masih adakah kesempatan kedua untuk aku? Besok adalah hari yang kita nantikan. Bisakah hari bahagia tetap berjalan? Aku minta maaf."
Jo hanya diam, tanpa menunjukan raut wajah marah atau kesal, berbanding dengan Emilly yang sudah nangis terisak karena mendengar pernyataan Javas, sungguh Em bingung untuk masalah ini. Apa mungkin ini peringatan dari Tuhan bahwa Javas bukan pria yang baik untuk menjadi masa depannya?
-tbc-
Sedih ngga?😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Perm [END]
Literatura Feminina[Sequel Ruang Rindu] / REVISI BERJALAN Perm. Sebuah Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki Pegunungan Ural. Kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat di Negeri Beruang Putih. Pertemuan tidak sengaja membuat Emilly Vathya kembali dihada...