"Teruslah berlari walau dunia menentangmu."
- Anonymous
_______"Lilly, hari ini kita akan keliling Bali, mau? Jo tidak ikut karena menggantikan aku untuk rapat, Jo berpesan agar kamu tidak berjauhan dengan aku."
"Hm, Mau. Ck, kamu udah bilang itu sampe aku hafal dialognya." Gerutu Em.
Setelah insiden pertengkaran hebat pertama Jo dan Em, dua jam kemudian Em meminta maaf pada Jo, begitupun dengan Jo yang juga meminta maaf, mereka berpelukan dengan terus bergumam kata "maaf" , Javas tersenyum kecil melihat kedekatan mereka, dua jam membujuk Em ternyata melelahkan.
Em merasa tersentuh, kata-kata Javas kemarin seakan membuat Em sangat dicintai, juga membuat Em sadar bahwa seharusnya memang Em dan Kala tidak bersama, mereka tidak bisa bersatu. Namun Em sangat ingin bertemu Elona, mengajak gadis kecil itu bermain.
"Javas, makasih."
Javas yang tengah membereskan sisa makanan Jo bergumam pelan, "For what?"
"Semuanya, Makasih udah sabar hadapi aku."
Javas mengangguk, "Kewajiban."
-Hello, Perm-
"Jav, Kalau aku udah nerima kamu tapi aku belum cinta gimana?"
"Its okay. Semua butuh proses."
Mereka memutuskan untuk pergi ke Pantai Karma Kandara, Letak Pantai ini cukup tersembunyi yaitu berada di Ungasan, Bali. Jika kalian ingin mengunjungi Pantai ini kalian pasti akan melewati salah satu lokasi wisata di Bali yang sangat terkenal, Garuda Wisnu Kencana.
*Ps: jika adalah salah tolong dikoreksi.Memilih Pantai ini karena menurut Javas Pantai ini cukup sepi dan pemandangannya indah, Javas berencana menghabiskan waktu bersama Em hingga sunset.
"Lilly, Pakai ini." Javas melepaskan jaket hitamnya lalu memberikan pada Emilly, Emilly menerima jaket itu lalu memakainya, angin cukup kencang siang ini, Emilly juga memakai baju tanpa lengan.
"Jav, kamu pernah patah hati?"
"Ya."
Em menoleh kaget, Em pikir pria seperti Javas tidak pernah jatuh cinta, kalau seperti itu ya berarti Em sangat spesial hingga membuat Javas mencintai Em untuk pertama kalinya.
"Cerita dong....,"
Javas terdiam, ingatannya terbang jauh pada masa lalu, pikirannya melayang mengulas balik potongan-potongan kenangan manis dan pahit saat itu.
"Yakin? Cerita aku panjang."
Em mengangguk antusias, "Mau! Mau!"
Javas terkekeh kencang, "Okay."
"Dulu aku punya kekasih, kami berpacaran selama 3 tahun, itu selama kami SHS......,"
*Flashback
Saat itu Javas ingin memberikan kejutan Anniversary yang ketiga tahun, Javas sengaja tidak menghubungi Anne- Kekasihnya sejak dua hari yang lalu, ini semua bagian dari rencana Javas, membuat Anne uring-uringan dan moodnya menjadi tidak stabil. Renacana Javas adalah memberi kue dan tiket liburan bersama ke Bandung.
"Hallo Ann--"
Kue yang telah dipersiapkan sejak pagi terhempas jatuh ke lantai karena Javas begitu terkejut dengan pemandangan di dapannya, sebisa mungkin Javas menormalkan degup jantungnya, hatinya mencelos bahkan rasanya ingin melupakan kejadian ini agar dirinya kembali baik-baik saja.
Di depannya, Anne dan sahabat Javas tengah bercumbu begitu mesra, keduanya saling bertukar saliva dengan tangan Atlanta- Sahabat Javas, berada di kedua dada Anne. Mereka berdua tidak kalah terkejut dengan kehadiran Javas.
"Sayang... aku bisa jelasin..." Anne berdiri berjalan dengan wajah pucat menghampiri Javas,
"Sayang, ini nggak seperti yang kamu lihat.."
Javas terkekeh hambar, Ia begitu mencintai gadis di depannya ini, mengorbankan segala yang ia punya, menentang sang Kakek yang tidak merestui mereka, jadi ini balasan yang Javas terima?
"Kamu, kenapa tega..." Suara Javas tercekat, nafasnya memburu menahan sesak, "Kamu, Anne, kenapa...."
Pandangan mata Javas beralih pada Atlanta, sahabat kecil yang Javas anggap seperti saudara, "Lo definisi brengsek! Bajingan!" Javas meninggikan suaranya.
"Sorry, Gue sama Anne saling cinta. Salah lo sendiri karena terlalu sibuk, Anne juga butuh perhatian bro."
"Benar begitu Anne?"
Anne menangis, Anne mencintai Javas sangat. Namun Javas terlalu sulit digapai, Javas terlalu sibuk dan selalu menomor duakan Anne tanpa memberi tau apa alasannya.
"I-iya, kamu selalu sibuk. Bahkan kita satu sekolah jarang bertemu, setiap aku samperin kamu, kamu selalu pergi Ja, kamu bilang kamu sibuk. Kalau kita jalan bahkan kamu hanya fokus pada laptop...."
Javas menyugar rambutnya kasar, ingin berteriak pada siapapun bahwa ia sangat marah dan kecewa,
"Kamu tau? Kamu! Kamu selalu bilang bahwa ingin aku lamar saat kita lulus sekolah, kamu bilang ingin aku menjadi suami kamu dan ajak kamu berkeliling dunia, melihat keindahan Tuhan yang sangat tak ternilai--"
Javas tidak sanggup, Ia menangis tanpa suara isakan, "Kamu----, Aku pikir selama ini kamu mengenal aku, aku kerja Anne! Aku mengerjakan tugas-tugas dari Orang Tua dan Kakek aku, aku mulai bekerja dari bawah, aku lakuin semua itu demi bisa melamar kamu saat kita lulus..."
Anne menangis kencang, Javas pun menunduk menyembunyikan air matanya yang akan tumpah, wajahnya memerah menahan marah, kecewa, sedih,
"A-aku A-aku nggak t-tau..."
Javas mengangguk, "Gapapa, kita bukan jodoh. Semoga kalian bahagia, At, Anne."
"Javas, Sorry." Atlanta bergerak mendekat, perasaan bersalah kini muncul melihat Javas mengeluarkan air mata, Javas lelaki kuat selama ini mereka bersahabat begitu dekat, Atlanta adalah sahabat yang sangat Javas percaya, bahkan Atlanta mengetahui bahwa Javas bekerja untuk melamar Anne, Javas detik ini terlihat sanga rapuh,
"Sorry Ja."
"Maaf Ja, Maaf sayang, maaf..."
Javas mengangguk, tanpa bersuara dan menjawab Ia melangkah pergi, menjauh dari rumah Anne, sekali lagi Ia pandangi rumah Anne dengan tatapan nanar, mungkin ini terakhir kalinya Ia berdiri disini, tiga tahun bersama hancur dalam sepuluh menit.
--
"Javas, Kamu---"
"Hm, aku dulu semenyedihkan itu, karena aku pernah merasakan berada diposisi kamu, aku nggak pernah maksa kamu untuk segera melupakan Kala, semua perlu waktu. Namun aku ingatkan sekali lagi, Lilly... waktu kamu sudah terlalu lama, waktu kamu telah melewati batas."
Em terpaku, benar. Tekadnya semakin besar.
"Lilly... Kalau kamu mau cara cepat untuk melupakan, cari pria yang bisa menggantikan, ada aku. Cukup lihat aku, jangan jatuh cinta sama yang lain. Hanya aku. Javas si pria api yang beruntung bisa mendapat cinta kamu, aku harap cinta itu segera tumbuh dalam hati kamu."
Javas menggenggam lengan kecil Emilly,
"Aku nggak bisa janji untuk selalu membuat kamu tertawa bahagia, karena aku tau dalam hidup apalagi menjalin hubungan akan ada percikan masalah yang membuat kita akan lebih kuat ke depan, Lilly... aku cuma bisa menjanjikan bahwa seburuk apapun nanti kita, sebesar apapun masalah kita, maka ingatlah aku sebagai rumah kamu, aku tempat kamu pulang, kalau seluruh dunia ini membenci kamu maka ada aku yang mencintai kamu--"Javas mencium singkat kening Emilly,
"Lilly...Kalau kamu menangis, ada aku yang dengan siap menghapus air mata kamu, Lilly, kalau kamu terluka aku jauh lebih terluka. Pegang erat kedua tangan aku, kita lewati segala hal yang terjadi di depan berdua."-tbc-
![](https://img.wattpad.com/cover/266305873-288-k695872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Perm [END]
ChickLit[Sequel Ruang Rindu] / REVISI BERJALAN Perm. Sebuah Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki Pegunungan Ural. Kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat di Negeri Beruang Putih. Pertemuan tidak sengaja membuat Emilly Vathya kembali dihada...