🍎Hutan Taiga

2.1K 247 6
                                    

"Mari buat dunia kita berwarna, mari menua bersama."

-Emilly Vathya
______

Javas menunjukan aura yang sangat pekat dan dingin. Tatapan menusuk bagai singa Javas layangkan pada pria bodoh dihadapannya. Javas sungguh muak dengan segala tingkah pria bodoh ini, berani sekali pria ini mencoba mengambil milik Javas?

"Emilly akan menjadi isteri SAH saya dalam waktu satu bulan."

"Masih ada tiga puluh hari, saya masih berhak untuk memperjuangkan cinta saya."

Javas terkekeh hambar, "Pede sekali heh?"

Kala mengangguk, "Bahkan kemarin saya sudah menyakiti Em lalu Em masih mau menerima saya kembali, kalau bukan karena Jo saya nggak akan menikah dengan Rara."

"Ck. Bajingan."

Kala berdecih, "Kamu pikir saya nggak tau rahasia kamu mendekati Emilly? Ingat Javas, Saya tau segala hal tentang Emilly."

Tangan Javas mengepal hingga kukunya tampak memutih, urat-urat dilehernya menonjol mendandakan bahwa Javas sangat marah. "Jangan usik milik saya."

"Em dari awal milik saya, kamu mimpi terlalu tinggi."

Javas kembali tenang, "Kala. Bahkan saya bisa menghancurkan kamu dalam waktu dua puluh empat jam. Kamu salah jika ingin bermain dengan saya."

"Saya tidak takut."

"Mari kita lihat, sejauh mana kamu mampu bermain dengan saya."

Javas berdiri dari duduknya dengan tatapan yang masih menusuk pada Kala, senyum mengejek tersungging tipis di bibirnya dan itu mampu membuat Kala menggeram rendah. Javas sangat suka menggeretak lawan, Kala? Pria itu dapat dengan mudah Javas hancurkan. Emilly harus menjadi miliknya, Gadis kecil itu sejak lahir adalah milik Javas Naja Parviz.

-Hello, Perm-

Jika kalian menuju Perm maka kalian akan melewati Hutan Taiga, Hutan Taiga sangat cantik dengan kombinasi warna unik dan memanjakan mata. Di dekat Hutan Taiga ada salah satu semak yang indah dan sangat cantik karena dedaunannya berwarna kemerahan, namun yang paling tak biasa adalah ada lumut hijau pucat hampir keputihan. Jika kita berada disana maka disarankan untuk melepas alas kaki maka kita akan dapat menikmati sensasi bersentuhan langsung dengan lumut yang akan menekan di kaki kita.

Tepat di dekat Hutan Taiga, ada sebuah danau kecil dengan pemandangan Gunung Ural yang tampak indah pada malam hari. Lahan kosong dengan rumput dan bunga-bunga cantik dipinggirnya telah diubah menjadi lebih cantik dan indah. Jika biasanya pada malam hari tempat ini terlihat gelap dan jarang ada yang berkunjung maka berbeda untuk hari ini. Lahan ini telah disulap sedemikian rupa dengan lampu-lampu disetiap sudut, ada bunga matahari dan Lilly mengelilingi lahan ini.

Semua persiapan telah selesai seratus persen. Javas telah menyiapkan acara ini dengan sangat teliti dan berharap wanitanya akan menyukai hasil dekorasi ini. Javas bahkan mengundang beberapa temannya di Perm dan beberapa rekan kerjanya. Javas ingin seluruh manusia mengetahui bahwa Emilly Vathya adalah milik Javas. Tidak seorangpun bisa menyentuh satu helai rambut Emilly.

"Emilly akan tiba dalam waktu 10 menit, Tuan."

Javas yang sedang fokus pada cincin pun menoleh pada asistennya, "Terima Kasih."

Javas sengaja tidak menjemput Emilly di rumah, Javas meminta Jo untuk mengantar Em agar Em tidak merasa curiga. Karena hari sebelumnya Jo menjadi Possesive dan melarang Javas mengajak Em untuk keluar rumah. Rencana hampir berhasil, sekarang Em dan Jo dalam perjalanan. Jo memang bisa diandalkan, mungkin Javas akan memberi saham pada Jo karena telah mau membantunya hari ini.

-Hello, Perm-

"Mau kemana sih Bang? Em takut deh, disini gelap tau. Nanti Em diculik bagaimana?"

Jo menghela nafas, mereasa jengkel dengan penuturan sang Adik. Tiga puluh menit perjalanan Em terus mengoceh takut tidak ingin pergi ke Hutan Taiga, entah siapa yang bercerita pada Em bahwa Hutan Taiga menyeramkan. Jika bukan karena kebahagiaan sang Adik, Jo benar-benar malas mengikuti perintah Javas.

"Kamu bisa diam? Telinga Abang sakit."

"Abang sih! Pulang aja yuk, Em mengantuk."

"Berisik Emilly, Temani Abang sebentar saja."

Em berdecak sebal, "Ck, Sebel! Abang ganggu waktu Em nonton drama korea!"

Jo mendelik-delik, "Gantengan Abang daripada Korea kamu!"

Em menoleh, menatap Jo dengan bengis, "Heh! Abang itu jelek! Gantengan Oppa Oppa!"

"Yayayayaya..Abang ganteng, Abang keren"

"Abang jelek wleeee.." Em menjulurkan lidahnya pada Jo, menatap Jo dengan tatapan mengejek dengan rambut yang sengaja dikibaskan dan mengenai wajah Jo.

"Heh! Bodoh! Bahaya! Kalau nabrak bagaimana!!!"

"Yaa nabrak, terus harus gimana?" Jawab Em tanpa rasa bersalah, malah tangannya sibuk mengelus leher Jo untuk mengganggu Abangnya.

"Emilly! Nakal banget yha!"

Emilly tertawa kencang, senang karena berhasil membuat Jo marah dan emosi, Sungguh membuat Jo kesal adalah obat paling ampuh untuk Em, rasanya tenaga Em kembali terisi jika melihat wajah jengkel Jo.

Jo melirik Em yang tengah tertawa melalui ekor matanya, senyumnya juga terbit melihat Em tertawa lepas, jika Jo harus darah tinggi karena ulah Em maka Jo ikhlas, demi Em tertawa bahagia akan Jo lakukan apapun. Em adalah pusat dunia Jo, selamanya akan seperti itu.

"Abang sayang Emilly."

-tbc-

Hello, Perm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang