Flashback
Bruk
Emilly terjatuh karena berjalan tanpa melihat arah, badannya cukup sakit karena marmer Mal yang keras, ingin marah namun ini adalah kesalahan Emilly yang tidak lihat jalan, dengan gerakan perlahan Emilly mendongkak untuk melihat siapa yang ia tabrak, jika dilihat sepertinya pria karena sepatunya besar dan tubuhnya keras dan tegap.
Mata Emilly melebar, bahkan jantungnya ikut berdebar saat manik matanya menatap pria yang ia tabrak, apakah ini mimpi? Mengapa terasa sangat nyata?
"Kala? Benarkah itu kamu?"
Pria itu menatap aneh ke arah Emilly, bahkan tangannya tidak jadi ia ulurkan karena melihat reaksi berlebihan Emilly.
"ty v poryadke?"
Emilly mengerjap, ia meringis karena ternyata di hadapannya ini bukan Kala, mantan suaminya yang telah pergi.
"Fine, Sorry." Emilly membersihkan celananya yang kotor akibat terjatuh, pria itu tersenyum mengerti lalu meninggalkan Emilly.
Dengan tertatih Emilly menyandarkan tubuhnya pada dinding dingin di belakangnya, jantungnya berdebar sangat cepat karena ia pikir Kala hidup lagi, Emilly menekan dadanya yang sakit, meraba jantungnya yang masih berdebar-debar, bodoh sekali, mana bisa manusia hidup lagi setelah kematian?
Apakah Emilly begitu merindukan Kala hingga melihat sosok Kala pada diri orang lain, atau mungkin ini adalah efek karena satu hari ini Elona rewel dan menyebut nama "Papa" disetiap saat dan tanpa sadar Emilly mengingat Kala.
Aku rindu, Kala, aku akan segera menikah dengan Javas. Emilly memejamkan matanya, memori tentang Kala yang sedang tersenyum ketika mereka kecil kembali membuat bibirnya menyunggingkan senyum, Kala kecil yang manis.
Kamu tenang aja, aku dan Javas akan jaga Ona sepenuh hati.
-Hello, Perm-
"Lama sekali, apa semua baik-baik saja?" Javas memandang Emilly khawatir, hampir satu jam Javas dan Ona menunggu Emilly kembali.
"Baik, maaf ya tadi aku lupa jalan." Bohong Emilly, Javas menaikan sebelah alisnya, memandang tajam Emilly, wanita itu berbohong namun Javas enggan bertanya lebih karena ada Elona.
"Mam? Mamamm." Rengek Ona dengan bibir mengerucut.
"Laper ya? Mau makan apa sayang? Maaf Mama lama." Emilly memangku Ona.
"Ona makan roti, belum makan besar karena aku kurang paham, takut salah dan sakit." Javas menunjukan roti yang tersisa setengah, roti tawar dengan butter dan gula putih.
"Hm, Ona suka sayur, pesan sayur dan beberapa buah, yang berkuah dan lembut aja."
"Wahh, Putri Daddy pintar, suka makan sayur ya? Hebat, gratis mainan karena Ona suka sayur." Javas tersenyum lebar, sangat jarang anak kecil suka sayur, Kala berhasil membuat Ona menyukai sayur, hebat.
"Yachhh!! Yul yulll, cukaaaa,"
Javas dan Emilly saling berpandangan lalu terkekeh, "Pinter anak Mama dan Daddy." Javas mengecup punggung tangan Elona.
"Dadadada cum,"
Emilly menyerahkan Ona pada Javas karena ia ingin memesan makanan, Ona dengan senang hati duduk dan bersandar nyaman dipangkuan Javas, "Dada yangggg,"
"Apa? Yang? Heh anak kecil tahu darimana yang? Aku ini Daddy kamu bukan pacarmu."
Emilly yang mendengar perkataan Javas mendelik, "Ih! Bukan yang gitu, sayang maksudnya, Ona sayang kamu! Kamu ini gimana sih!"
Javas menggaruh tengkuknya, malu karena berpikir Ona menggodanya, "Hehe, sayang Ona juga kok, kirain aku kamu genit." Javas mencium bibir Ona tanpa peduli reaksi Emilly yang menahan kesal.
"Hei! Jangan asal cium-cium! Buat suaminya itu, kamu ini ih!"
Ona tertawa, "Yach! Nu ni! Yach!" Tunjuknya pada wajah Javas membuat Javas cemberut,
"Maafin ya? Aku nggak mungkin khianati Mama kamu dong, Ona nanti mau beli mainan apa?"
"Nen nen," Ona memukul wajah Javas tanpa dosa.
"HAH? Ih nggak boleh, itu aset Daddy!" Javas memasang wajah galak, menatap Ona seperti menandakan awas saja kamu ya.
Ona melengkungkan bibirnya, "Dada kalll, kall kall kallllllll," Sebelum menangis, Javas mencium seluruh permukaan wajah Ona dan berhasil, anak itu terkikik geli melupakan sedihnya.
Emilly tersenyum memperhatikan keduanya, semoga ia dan Javas bisa mendampingi Elona sampai ia menemukan pria yang mencintai Ona dengan tulus.
-tbc-
Halloooooo!
Aku udah UP lagi karena udah sedikit selesai kesibukannya, nggak apa UP padahal yang kemarin belum capai target!
Part ini gemes banget sama Javas dan Ona🤪
Mana yang kemarin kena PRANK?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Perm [END]
ChickLit[Sequel Ruang Rindu] / REVISI BERJALAN Perm. Sebuah Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki Pegunungan Ural. Kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat di Negeri Beruang Putih. Pertemuan tidak sengaja membuat Emilly Vathya kembali dihada...