"Pelangi, Emilly-ku."
-Javas Naja Parviz
___________"Lilly...Mari menikah, hidup menua bersama aku dan menjalani kehidupan susah,senang berdua."
Javas mengeluarkan kotak silver yang di dalamnya terdapat cincin dengan berlian kecil di tengahnya, Javas sengaja memilih yang simple karena tau selera Em yang memang tidak terlalu suka kemewahan.
"Aku----"
Rasanya jantung Em terlepas, sendi-sendi di tubuh Em juga ikut terlepas, lemas sekali melihat pemandangan dan kejutan tak terduga dari Javas, ini terlalu mendadak. Namun bukankah Em mengetahui bahwa hari ini akan tiba? Jadi buat apa terkejut?
Em memandang Javas yang tengah berdiri di hadapannya, pria itu selalu tampan. Kemeja hitam dengan lengan digulung hingga siku dipadukan dengan celana cream dan wangi maskulin yang sangat memanjakan hidung Em. Wangi yang selalu menenangkan Em setelah Jo. Terlihat keseriusan pada mata Javas, tatapannya menyiratkan betapa Javas mencintai Emilly dan berharap bahwa jawaban Emilly adalah "Iya".
"Jawabanya adalah Yes or Yes. Tidak bisa menjawab No."
Em tersenyum, Javas pemaksa. Namun Em suka, mata Em mengedar mencari sosok yang selama ini Em jadikan sandaran hidup, Jovanka.
Jo tersenyum lembut menatap Em dari sudut kanan, saat kedua mata mereka bertubrukan Jo menganggukan kepalanya seraya tersenyum teduh, mengatakan pada Em jika memang Javas adalah pria yang cocok untuk menjadi sandaran hidup Emilly hingga menua.
"Aku---"
"Aku, Mau."
Javas tersenyum lebar, saking lebarnya bahkan Em takut jika bibir Javas akan robek itu pasti menyeramkan. Javas mengambil cincin itu lalu memakaikan dijari manis tangan kiri Em lalu mengecup singkat punggung tangan Em.
Em ikut tersenyum bahagia, dalam hati Em berdoa semoga keputusannya kali ini tidak salah lagi, Em berharap bahwa cintanya akan berakhir happy ending dan tidak ada air mata kesedihan.
"Terima Kasih, aku nggak akan berjanji untuk selalu memberi warna indah. Namun aku berjanji untuk berada disisi kamu melewati semua warna bersama."
Javas merengkuh tubuh kecil Em, mencium beberapa kali puncak kepala Em, lalu muncul teman-teman Javas dan rekan kerjanya, mereka ikut bertepuk tangan dan bersiul bahkan ada yang menyanyi karena bahagia, Em terperangah. Selain karena Em terkejut karena begitu banyak orang, Em juga belum paham sepenuhnya bahasa Rusia, Em jadi bingung nyanyian apa yang sebenarnya mereka nyanyikan?
Disudut kanan Jo terlihat memudarkan senyumnya, tergantikan dengan senyum kecil yang tidak mampu dilihat orang. Jo meraba dadanya dengan tatapan lurus menatap Javas dan Em yang tengah berpelukan mesra.
Memutuskan untuk berjalan menjauh dengan senyuman smirk, hatinya bahagia melihat sang adik mau membuka lembar baru bersama pria yang tepat. Dalam hati Jo berdoa semoga ini adalah langkah yang baik untuk kebahagian Emilly, bahagia Emilly adalah harga mati untuk Jovanka Clastha.
Kebahagiaan Emilly adalah hal mutlak, apapun yang membuat Emilly bahagia akan Jo berikan, apapun. Semua untuk Emilly, keluarga Jo satu-satunya. Harta Jo paling mahal, permata hati Jo yang tak ternilai.
-tbc-
Kalian maunya aku UP setiap hari atau tiga hari sekali? Kemarin ada yang DM katanya jangan sering-sering UP..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Perm [END]
Чиклит[Sequel Ruang Rindu] / REVISI BERJALAN Perm. Sebuah Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki Pegunungan Ural. Kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat di Negeri Beruang Putih. Pertemuan tidak sengaja membuat Emilly Vathya kembali dihada...