"Emilly, wanita tercantik di dunia."
- Javas Naja Parviz
_______Hari ini Jo dipusingkan karena sedari tadi malam Javas selalu merecoki dirinya, entah apa yang terjadi Javas mendadak menjadi pria yang banyak bicara, Rasanya kepala Jo ikut pusing melihat tingkah aneh Javas, jadi sebegitu besar pengaruh sang Adik pada Javas Naja?
"Kamu hanya perlu bilang, "Emilly, mari menikah." Lalu selesai, mengapa daritadi heboh? Seperti perempuan, membuat saya sakit kepala melihat tingkahmu."
Javas mendengar gerutu Jo namun ia terlihat acuh, saat ini pikirannya tengah runyam karena memikirkan rencana yang akan diadakan nanti malam, seluruh persiapan telah matang dan siap. Javas bahkan turun tangan sendiri untuk menyiapkan segala hal, dibantu Jo. Sedikit.
Hubungan Javas dan Em telah berjalan dua bulan lamanya, Javas merasa waktu dua bulan itu cukup untuk Em memutuskan pilihan hidup yang akan Em ambil, Javas ingin segera menjadikan Em miliknya. Hari ini adalah hari yang sangat spesial karena Javas akan melamar resmi Emilly Vathya untuk menjadi isteri sah Javas. Javas begitu gugup namun Javas juga selalu berpikir positif tentang Em yang pasti dan harus menerima Javas.
"Javas, saya bisa memotong kakimu jika terus berjalan kesana-kemari." Kesal Jo, bahkan Jo jadi ikut berdiri karena pusing sendiri.
Javas menghela nafas, "Berisik! Kamu mending enyah!"
Jo mendelik-delik, Javas ini sungguh tidak sopan. Padahal sebentar lagi Jo akan menjadi kakak ipar Javas, "Aku tidak jadi memberikan restu!"
"Tidak penting restu darimu, sampah." Javas berdecih sinis, "Jomlo."
Jo menggebrak meja, "Sialan!" Jo berdiri lalu pergi meninggalkan Javas, bisa mati muda jika terus berdua dengan Javas, sudah dibantu tapi tidak tau terima kasih! Ingatkan Jo jika besok Jo harus mengadu pada Emilly.
-Hello, Perm-
Sedangkan disisi lain Emilly tengah mengitari beberapa rak buku untuk membeli novel terbaru, hari ini Emilly dedikasikan pada toko buku dan novel-novel terbaru yang sudah meronta ingin dibeli sejak dua hari lalu. Em baru sempat berkunjung ke toko buku karena sangat sulit mendapat izin keluar dari Jo, Jo menjelma sebagai Abang yang possesive dan manja pada Em.
Merasa sudah lama berada di toko buku, Em memutuskan untuk menyudahi acara memilih buku, ada sekitar delapan novel dan dua jurnal di keranjangnya. Waktunya membayar lalu pulang, sebelum pulang Em harus singgah sebentar untuk membeli Cake Banana yang sangat pas untuk teman membaca, hari ini ia juga memutuskan untuk membeli Cake dibandingkan memasak bolu pandan.
"Long time no see, Emilly.....,"
Em kenal suara ini, milik Kala. Sedang apa pria ini di Perm? Apa Kala sekarang menjadi penguntit?
"Ya?"
Kala tersenyum tipis, "Nggak rindu? Jawabnya jangan ketus Em, aku hanya menyapa."
Em pasrah, berdebat dengan Kala sangat tidak pas saat ini, "Hm, ada apa?"
Kala menggeleng, "Kamu sekarang tinggal di Perm? Kebetulan aku ada urusan pekerjaan disini, aku akan menetap selama beberapa bulan ke depan."
Siapa yang nanya. Batin Emilly.
Em memandang Kala dengan tatapan datar dan terkesan malas, jujur saat ini entah keajaiban darimana namun melihat Kala rasanya seperti melihat hantu, Em meringis mengingat kebodohan dan sikap plin-plannya saat dulu bersama Kala, bodoh. Kali ini Em tidak ingin masuk ke dalam perangkap Kala, hanya Javas. Em hanya ingin Javas dihidupnya.
"Lalu?" Em bertanya ketus, berharap dengan seperti ini Kala akan menjauh dari Em.
Kala tersenyum kecut, "Nggak apa."
Em mengangguk, "Aku duluan ya.."
Baru lima langkah Em berjalan menjauh, suara Kala terdengar,
"Elona rindu kamu, dia ada bersamaku."
Em melemah, jika mengingat Elona, Em seperti melihat dirinya saat kecil, tidak mempunyai Ibu, beruntung Elona mempunyai Kala yang termaat mencintainya.
"Elona? Mana Elona?" Em membalikan badannya berjalan mendekat ke arah Kala.
Yes! Elona, Papa mencintaimu. Teriak Kala dalam hati, bersorak senang karena Em begitu lemah berhadapan dengan Elona, apakah ini pertanda jika kelak Em akan menjadi Ibu dari Elona? Akan menjadi Ibu dari anak-anak Kala?
"Elona berada di Apartemenku, jika kamu mau, kamu bisa datang. Ini alamatnya," Kala menyerahkan kartu berisi alamat Apartemen yang akan Kala tempati sementara.
"Baiklah, aku akan datang kesana bersama calon suami-ku." Em berjalan menjauh dengan menggenggam erat kartu alamat itu, dalam hati Em rindu Elona, ingin segera melihat Elona. Lagipula Javas dan Jo tidak mungkin marah pada Elona kan? Gadis kecil itu tidak salah. Dan Em berjanji akan mengajak Javas pergi menemui Elona, karena Javas berhak tau dan berharap tidak ada kesalahpahaman.
Kala melemah mendengar kata "Calon suami" namun senyum kecil terbit, "Tidak sia-sia aku datang kesini, Emilly. Aku akan mendapatkan kamu lagi." Smirk Kala saat melihat punggung Em yang perlahan menghilang.
Kali ini biarkan Kala menggapai Em dengan cara Kala, biarkan Kala menebus segala kesalahan fatal dimasa lalu, biarkan Kala meneruskan kembali hubungannya dengan Emilly, bolehkah Kala menjadi jahat? Ia ingin Emilly, Emilly harus menjadi Ibu untuk Elona, anaknya bersama Rara. Lagipula Rara telah tenang di Surga, jadi Kala bukan berselingkuh kan? Maka akan Kala buat rencana sebaik mungkin.
-tbc-
Jasa pukul Kala guys🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Perm [END]
Чиклит[Sequel Ruang Rindu] / REVISI BERJALAN Perm. Sebuah Kota yang terletak di tepi sungai Kama, di kaki Pegunungan Ural. Kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat di Negeri Beruang Putih. Pertemuan tidak sengaja membuat Emilly Vathya kembali dihada...