Kami berjalan ditengah hutan Montregor, yang kutahu hanya tinggal beberapa ratus meter lagi menuju pintu keluar dari hutan ini.
Sejauh ini tidak ada traitor maupun Cann yang bertemu dengan kami. Kyle bilang hutan ini sangat ditakuti oleh para penduduk yang percaya pada kisah-kisah terdahulu yang mengatakan jika seseorang masuk kedalam hutan Montregor, dapat dipastikan dia tidak selamat didalam hutan hitam ini. Aku sendiri baru mendengar cerita itu dan seketika pula tidak percaya pada cerita lampau tersebut. Ibuku selalu mengajarkanku untuk tidak percaya pada mitos-mitos kuno yang disebarkan penduduk tanpa ada kejelasan yang pasti. Tapi, tanpa mitos buruk itupun aku memang yakin pasti banyak yang tersesat didalam hutan yang bahkan tidak sedikitpun dimasuki cahaya matahari. Terlalu lebat dan gelap untuk ukuran hutan.
"Sedikit lagi kita sampai," ujar Kyle. Aku mengangkat wajahku dari menatap ujung sepatuku yang terus bergerak seiring aku berjalan. Ada cahaya terang didepan sana, menandakan pintu keluar hutan ini hanya berjarak beberapa meter lagi.
Dengan penuh semangat Karen berlari dengan kecepatan kilatnya, diikuti oleh Margoth dibelakangnya. Kami yang tidak memiliki kecepatan lebih hanya berjalan semampu kami dan tanpa ku sadari seketika tubuhku tertarik kebelakang dan aku terjerumus diantara semak-semak,
"Jangan berteriak!" bisik Karen penuh penekanan. Disisiku sudah ada yang lain. Pupil Karen terlihat membesar, menunjukkan keterkejutan dan ketakutannya.
Yang lain menatap Margoth dan Karen dengan heran. Wajah mereka seakan dengan jelas mengatakan mereka telah melihat sesuatu yang mengerikan.
"Ada banyak Cann diluar hutan ini, kita tidak bisa selamat," Karen menggelengkan kepalanya dengan ekspresi ketakutan menyelimutinya. Margoth disampingnya menganggukkan kepalanya, tanda setuju mengenai apa yang dikatakan Karen. Kami berdiam sejenak di tempat kami masing-masing, seakan sibuk berpikir mencari jalan keluar tentang ini semua. Byzantium, saudari Grey, perempuan berambut ungu yang kukatakan tempo hari menunduk penuh ketakutan didalam pelukan Grey. Aku dapat merasakan apa yang dia rasakan, tentu saja. Ya, rasa takut akan Cann dan kematian.
Diam tidak mengeluarkan kami dari masalah, pada akhirnya Kyle meminta Torch mengantarnya menuju pintu keluar dan kembali kesini dengan kemampuan berlarinya. Dia bilang, dia harus melihatnya sendiri dan mencari jalan keluar dengan melihatnya sendiri. Torch setuju dengan apa yang dikatakan Kyle, maka dia mengantarkan Kyle menuju pintu keluar dengan kecepatannya.
Tidak perlu waktu lama hingga mereka kembali. Kyle meminta kami semua untuk berdiri dan bersiaga dengan senjata kami masing-masing. Kyle sendiri sudah memegang pedang di masing-masing tangannya.
Kami tidak memiliki pola ataupun pertahanan penyerangan, kami akan melakukan dengan cara kami masing-masing, melindungi satu sama lain.
Kyle keluar dari hutan Montregor dan seketika semua pandangan Cann terarah padanya. Oh, tidak, ini buruk. Terlalu banyak Cann.
Aku menarik busurku dengan kuat hingga panah tersebut terlepas dan menancap tepat di tempat otak para Cann biadab itu bersemayam. Aku kembali mengambil anak panah dari udara dan menarik kembali busurku, berputar mencari target.
Pertempuran kali ini berbeda dengan sebelumnya, tidak ada pelindung yang dapat melindungi kami karena kami semua tidak menggunakan pelindung dari Abatis seperti yang biasa kami gunakan saat kami masih menjadi salah satu tim di Abatis.
Anak panahku kembali kulepaskan dan menancap tepat dijantung Cann yang akan menebas kepala Byzan. Segera setelah itu Byzan menusukkan trisulanya di kepala Cann tersebut.
Aku belum dapat memastikan Cann kelas apa ini yang kami hadapi, jadi aku mencari jalan aman dalam membunuhnya, tusuk jantungnya, otaknya, dan tebas lehernya.