Is It The End?

107 6 4
                                    

Mataku seketika terbuka ketika aku menyadari tanah keras yang menjadi alas tidurku saat ini. Kepalaku mendadak pusing karena aku dengan tiba-tiba bangun dari posisi berbaring. Aku memegangi kepalaku dan memejamkan mataku, berusaha menghilangkan rasa pusingku yang aku tahu hanya akan bertahan selama beberapa detik kedepan.
Brittany, Torch, Grey dan yang lain masih tertidur. Kurasa ini bukan tertidur biasa, mungkin saja kami semua pingsan setelah kami melawan para Cann.
Aku mengangkat tubuhku dan memandang sekitar. Jumlah kami berkurang, aku tahu itu. Oh, tuhan. Athenaku. Seketika aku berdiri dan mencari sekeliling. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Athena. Kemana Kittenku itu pergi? Apa yang dia lakukan?
Aku melihat peta hologram di HWku dan hasil yang kudapatkan nihil. Hanya ada kami dan beberapa Cann diluar sana.

"Kyle?" Aku menoleh dan menemukan Brittany yang berusaha berdiri dari posisinya, aku segera menghampirinya dan membantunya berdiri. Dia memegangi kepalanya yang kurasa terasa pening seperti yang kurasakan sebelumnya.
"Dimana kita?" Tanyanya sembari melihat kesekeliling. Aku menggelengkan kepalaku, masih dengan otak berpikir kemana Athena pergi. Apa Cann membawanya? Apa Cann telah memakannya?

"Ada apa?" Tanya Brittany.
"Kita kehilangan Athena," ujarku berusaha tenang. Aku tahu aku tidak akan bisa tenang karena ini semua mengenai Kittenku, Athena.
Britt menangkupkan kedua tangannya didepan mukutnya, menunjukkan kalau dia terkejut. Matanya berair dan dia mencari sekeliling.
"Athena tidak mungkin mati," ujarnya dengan suara berbisik.

"Tidak, Britt, aku tidak bilang kalau Athena mati, kita kehilangan dia dan kita harus segera mencarinya. Aku tidak ingat sudah berapa lama kita tidak sadar," Brittany mengangguk kemudian dia berjalan menghampiri Grey yang kini sudah sadar, begitu pula dengan anggota lainnya.

Kami duduk di masing-masing dahan pohon yang kami tempati. Kami berada diatas ini atas usulan Byzan, ketika dia sadar dan kehilangan sebagian dari tenaganya. Dia meminta kami untuk naik ketas dahan pohon tertinggi selama tenaganya belum kembali. Kami tidak bisa meninggalkan dia dan yang lainnya yang juga belum pulih benar.

"Kemana kita sekarang akan pergi?" Tanya Grey padaku ketika aku memperhatikan pemandangan didepanku, mencari tanda-tanda keberadaan Athena. Aku tidak tahu harus kemana, Athena tidak meninggalkan jejak kemana dia menghilang. Satu-satunya tujuan kami hanyalah Barikada. Dan tidak ada gunanya kami pergi ke Barikada tanpa Athena. Karena dialah tujuan kami menuju ke Barikada.

Aku menggelengkan kepalaku pelan, dengan peta holoram berada didepanku.
"Entahlah, hanya Barikada satu-satunya tujuan kita," Grey mengangguk dan bersandar pada batang pohon yang lebih besar dengan Byzan berada di sampingnya, bersandar pasrah padanya.
"Berapa jauh lagi?"
Aku menatap layar hologram didepanku.
"Beberapa ratus kilometer lagi, tidak bisa kupastikan, GPSnya rusak," Grey hanya mengangguk kemudian kembali beristirahat.


Aku membuka mataku ketika mendengar suara desingan anak panah melesat disampingku. Byzan memeluk Grey kuat disampingnya di dahan pohon lain. Grey menatapku dan memberiku isyarat untuk diam ditempat. Aku mengangguk menurutinya. Desingan anak panah yang melayang kearahku dan yang lain semakin terdengar. Aku tidak tahu bagaimana para Cann itu bisa tahu kalau kami berada di atas sini.
Aku menatap Grey, berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang berputar di otakku.
"Bukan Cann, Traitor," jawabnya. Benar saja yang aku pikirkan.
Apa mau para Traitor itu sebenarnya?

"Torch, bisakah kau turun kesana dengan cepat dan memeriksa ada berapa orang dibawah sana?" Tanyaku sedikit berbisik pada Torch yang berada di sisi kanan bawah dahanku. Dia mengangguk dan dengan sigap melompat kebawah. Aku tidak mengerti apa yang Torch pikirkan dengan melompat dari ketinggian yang cukup membuatmu mati jika terjatuh.

"Delapan orang, dua diantaranya adalah Dash Circle," ujarnya dengan nafas yang tidak teratur. Kini Torch berada tepat didepanku entah bagaimana caranya dia bisa memanjat secepat itu.
"Dua diantara mereka, yang kuduga Dash Circle, memperhatikan kilatan dari gerakanku, aku yakin mereka DC," Aku mengangguk dan mulai berusaha berpikir.
Mereka semua menatapku, mengandalkanku. Seketika juga pikiranmu menjadi kosong dan aku tidak bisa berpikir apa-apa dan saat itu juga aku merasa Athena memanggil namaku. Ya, Athenaku. Aku berdiri perlahan dan menatap sekeliling, mencari-cari Athena dari atas sini. Tidak ada yang dapat kutemukan selain sisa hutan yang cukup lebat, perkotaan, dan Hutan Montregor.

The StebuklasWhere stories live. Discover now