Aku duduk didalam bak mandi yang berisi air hangat disebuah ruangan yang cukup luas dengan seorang pelayan yang menggosok punggungku dan mencuci rambutku selagi aku menggosok bagian depan tubuhku berikut dengan wajahku, seorang yang memegangi handuk dan jubah mandiku, dan seorang lagi yang memegangi pakaianku.
Baru sekali ini aku mandi dengan banyak orang disekitarku yang membuatku sangat malu. Apa putri kerajaan juga seperti ini? Jika iya, kuharap aku tidak akan pernah menjadi putri disuatu kerajaan.Aku bangkit dari bak mandi tersebut ketika pelayan disampingku mengatakan kalau aku sudah benar-benar bersih, pelayan yang membawa jubah mandi segera menutupi tubuhku dan mengeringkan tubuhku. Posisi tempat berdirinya digantikan oleh pelayan yang tadi membantuku menggosok tubuhku. Mereka tersenyum menatapku sejak awal aku bertemu mereka. Aku tidak mengerti apa yang ada dipikiran mereka bagaimana bisa mereka menjadi pelayan di istana milik Evil ini, mereka cukup menarik untuk bekerja disuatu toko yang menjual barang-barang kecantikan di Charrye, kenapa juga mereka mau bekerja disini sebagai pelayan.
Setelah aku mengenakan gaun berwarna putih gading yang telah disediakan, mereka memintaku untuk duduk didepan cermin, kemudian mereka mengeringkan, menyisiri dan mendandani rambutku. Aku menatap pantulan diriku di cermin. Ah, lagi-lagi aku melihat cermin. Apa yang terjadi sebelumnya hanya mimpi? Bagaimana bisa aku bermimpi? Bahkan aku tidak ingat kapan aku tertidur. Tidak, itu semua tidak penting. Bagaimana jika semua yang kulihat sebelumnya adalah kenyataan? Dimana Evil akan menyakiti Kenny. Rahangku seketika mengeras mengingat Kenny dalam bahaya karena diriku, begitu juga dengan Kyle dan yang lainnya. Apa yang terjadi dengan mereka? Apa traitor akan membunuh mereka?
Oh, tuhan, begitu banyak pertanyaan yang muncul dipikiranku, dan tidak ada satupun yang sudah kudapatkan jawabannya."Selesai, mari, kami akan mengantarmu kembali kekamarmu," ujar salah seorang dari tiga pelayan dengan senyuman manis di bibirnya. Aku menatap bayangan diriku kembali di cermin. Rambutku di gerai rapih dengan beberapa kepangan disisinya. Menawan. Aku selalu suka dikepang meskipun kepangannya tidak terlalu terlihat karena rambutku yang berwarna hitam.
Aku segera bangkit dan berjalan menuju pintu keluar dari ruangan tersebut diikuti para pelayan.
Ketika aku sampai dilorong, dua penjaga berjalan didepanku, memintaku untuk mengikutinya menuju kamar serba putih itu.Ketika aku menyadari seseorang menyentuh pundakku, aku sedang terlelap diranjang di kamar serba putih itu hingga aku terkejut dan bangun. Aku melihat dalam kegelapan dengan samar-samar, seorang pelayan yang aku ingat pernah membantuku merapihkan pakaianku berada disamping ranjangku, menutup mulutku, menahanku agar aku tidak berteriak.
Seketika aku melindungi seluruh tubuhku dengan logam, mengeluarkan anak panah dan busur dari tanganku, wanita itu berjalan mundur menjauhiku,
"To,tolong, aku tidak berniat menyakitimu, Nona,"
Aku terdiam sesaat. Entahlah, bisa saja dia membunuhku saat aku sedang tidur jika dia ingin. Aku terdiam menatapnya beberapa detik, hingga ia akhirnya memberanikan diri mendekatiku."A,aku memiliki kabar buruk untukmu, Nona," ujarnya terbata-bata. Aku masih tidak bergerak dari ranjangku dan wanita itu semakin mendekat.
"Aku Sleint, aku mengenal orangtuamu, kau Athena Eleia Pollysterol, kau adalah putri dari Hara Pollysterol dan Nicholas Pollysterol,"
Bagaimana bisa dia tahu nama lengkapku berikut nama kedua orangtuaku. Aku perlahan menurunkan busurku dan menghilangkannya, dengan tangan kananku menggenggam kuat anak panah."Aku yang mengurusmu dan Evil saat kalian masih kecil, aku seorang dari Abatis, aku pindah ke Charrye bersama orangtuamu, apa kau tidak mengingatku, Nona?" Apa? Mengurusku dan Evil? Apa dia bercanda? Evil bahkan tidak pernah berada dalam pohon keluargaku. Dia tidak pernah ada, aku yakin nyaris seratus persen tentang itu.
"Aku tidak ingat kau, begitu juga dengan Evil, aku tidak mengenalnya sebelum ini," balasku dengan suara berbisik. Wanita bernama Sleint itu menangkupkan kedua tangannya dan menekuk lututnya duduk di atas karpet putih di lantai ruangan tersebut.
"Ah, benar, maaf, tentu saja kau tidak mengingatnya, orangtuamu meminta bantuan seorang Saber Wager tingkat atas untuk menghilangkan ingatanmu tentang masa lalumu saat itu-"
"Orangtuaku tidak menghilangkan apapun! Aku bahkan masih mengingat apapun yang kulakukan saat aku berusia empat tahun," balasku dengan geram. Aku tidak mau Sleint menyalahkan orangtuaku atas apapun sekalipun dia tidak berniat menyalahkan orangtuaku.