"A,aku tidak bisa melakukan ini.."
aku menolehkan kepalaku kearahnya, menatap mata zamrudnya dalam-dalam. Aku melihat ketakutan didalam sana. Ada apa sebenarnya?
"Kau baik-baik saja, Kyle?" Aku melingkarkan lenganku di lengannya dan menyentuh punggung tangannya. Dia menatapku sekilas kemudian menunduk.
"Aku tidak baik-baik saja, Athena," dia menghela nafas panjang beberapa kali sambil menunduk, sesekali melirik kearah layar hologram didepannya yang masih menampilkan gambar kabin.
"Ada apa?" Aku menyentuh tanda silang pada layar hologram dari HW Kyle, membuat gambarnya menghilang.
"Orangtuaku mati didalam hutan Montregor," Kyle menunduk menatap sepatunya. Apa? Orangtuanya sudah mati? Seingatku Kyle mengatakan kalau orangtuanya berada di kerajaan Evil demi menyelamatkan Kyle.
"Tidak, Athena, aku berbohong untuk bagian orangtuaku berada di kerajaan Evil, tapi aku tidak berbohong kalau mereka tertangkap dan dibunuh oleh Evil demi menyelamatkan aku," Kyle menunduk, menatap kosong kearah tangannya. Menyelamatkanmu dari apa? Bagaimana mereka bisa mati didalam hutan Montregor? Bibirku ingin bertanya, tapi rasanya hatiku berkata untuk tidak menanyakan tentang orangtuanya. Jadi, aku hanya mengusap punggungnya perlahan berharap dia akan merasa lebih baik tanpa berkata sepatah katapun.
Kyle menggelengkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya,
"Ayo, kita harus segera pergi ke kabin itu," Kyle menarik tanganku dan membuatku mendadak berdiri. Bagaimana bisa dia berubah secepat itu? Raut wajahnya sekarang tidak menunjukkan wajah sedih sedikitpun. Kini wajahnya menunjukkan raut wajah tenang seperti biasanya.
"Jangan khawatir, sekarang kita hanya harus segera membawamu ke kabin demi menyelamatkan dirimu," Kyle tersenyum tulus kemudian berjalan mendahuluiku menuju jalan yang aku tidak mengerti dengan tangan kanannya memegang erat pergelangan tanganku.
Kami berjalan menyusuri hutan menuju kearah hutan Montregor, setidaknya itulah yang Kyle katakan padaku ketika aku bertanya kearah mana kita berjalan.
Kyle terlihat lebih tegang dari sebelumnya, dia tidak berbicara banyak seperti biasanya. Maksudku, Kyle biasa berbicara banyak, basa-basi lebih tepatnya.
"Hey," aku menarik lengannya, membuatnya terhenti dan menoleh kearahku. Dia mengangkat alisnya, seakan bertanya ada apa.
"Kau tidak perlu memaksakan diri, Kyle," ujarku. Aku terdiam sejenak, mencermati kata-kata yang baru saja keluar dari mulutku.
"Aku tahu aku tidak setangguh kau, tapi aku mungkin bisa pergi ke kabin itu sendiri selagi kau menunggu di tempat lain," sambungku. Kyle tidak membalas kata-kataku sedikitpun. Dia hanya diam seperti sebelumnya.
"Aku berjanji akan menemuimu setelah aku bertemu dengan Grey dan yang lainnya. Mereka pasti akan mengerti jika aku meminta mereka mengantarkanku untuk menemuimu," Kyle tetap diam, seakan mencerna setiap perkataan yang baru saja kuucapkan.
"Kau bisa melewati jalan lain sebelum kita terjebak di dalam hutan Montreg-"
Kyle mengamit tanganku dan lanjut berjalan, tanpa sedikitpun membalas kata-kataku, membuatku sedikit tersentak.
Kyle berjalan lebih cepat dari sebelumnya, membuatku tertatih-tatih berusaha menyamai langkahnya yang jauh lebih lebar daripada langkah kakiku.
"Kyle-" Kyle mendadak berhenti, membuat kepalaku terbentur punggungnya dengan keras. Dia membalik tubuhnya, menatap manik mataku dengan matanya hijau zamrudnya dengan tegang dan serius.
"Dengar, Athena. Aku tahu kau tangguh dan aku memang tidak baik-baik saja. Tapi, dengar, aku tidak akan pernah membiarkan kau, Kitten, menghadapi bahaya sendirian. Jadi berhenti memintaku untuk meninggalkanmu sendirian, mengerti?" Ujar Kyle dengan nada memerintah. Aku tidak pernah mendengar nada suara itu keluar dari mulut Kyle dan ini terdengar sangat menekanku untuk melakukan perintahnya. Aku mengangguk pasrah.
~~~~~~~~
Hutan yang hitam dan gelap kini berada didepan mataku. Kami berdiri si perbatasan antara hutan Montregor dan hutan Sybel yang sekarang menjadi tempat kami berdiri.
Hutan ini memang benar-benar gelap. Aku secara tidak langsung dapat merasakan aura kegelapan dari dalamnya yang mampu membuat bulu kuduk ku meremang seketika.
Tangan kiri Kyle menggenggam erat tanganku. Aku menoleh sedikit kearahanya, berusaha membaca ekspresi yang dia tunjukkan.
Sebilah pedang telah terbentuk di genggaman tangan kanannya. Dengan melihatnya saja, aku tahu kalau dia merasakan ketakutan yang lebih pada hutan ini karena aku Kyle menggenggam tanganku lebih erat dari sebelumnya.
"Kau yakin kau mau mengantarkanku ke kabin?" Tanyaku pada Kyle, memecah keheningan yang terbentuk diantara kami.
Kyle mengangguk mantap masih dengan tatapan lurus kearah hutan yang terasa kelam didepan kami.
Aku melangkahkan kakiku lebih dahulu daripada Kyle, untuk menunjukkan kalau semuanya akan baik-baik saja.
Kyle mengikutiku tepat di belakangku, berjalan dengan waspada dan siaga.
Kami memang baru melangkah beberapa langkah kedalam hutan kelam ini. Tapi, auranya benar-benar terasa gelap dan mencekam. Seakan pepohonan disekitar kami memiliki mata untuk melihat apapun yang kami lakukan. Aku melirik ke kanan dan kekiri. Tidak ada yang kulihat selain bayangan pohon-pohon warna hitam disekitar kami.
"Kabinnya disebelah sini," Kyle menarik tanganku, membawaku kearah lain. Tangan kami terus menerus saling menggenggam dan aku dapat merasakan dinginnya tangan Kyle meskipun dibatasi oleh sarung tangan tebal. Kyle benar-benar takut kurasa.
Maaag baru update sibuk banget nugas huhu T.T tapi makasih buat yang tetep nunggu hehe, dont forget to vote and comment :) love you all guys