Trapped - 3

264 11 1
                                    

"Kita harus mencari makanan, kalau begini jadinya, kita akan mati kelaparan," Billy bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kearah pepohonan.

"Hanya tinggal beberapa rumah dari perumahan terdekat saja, Bill yang belum kita periksa persediaan makanannya dan lagi posisinya sangat berbahaya," Potter bangkit dari duduknya, menatap Billy dari belakang.

"Tunjukkan padaku, Potter," Billy mengayunkan tangannya, sebagai ungkapan ajakan. Potter menggelengkan kepalanya.

"Kita tidak akan sampai disana, Billy," ujar Potter. Billy memutar bola matanya jengah,

"Kita akan mati jika tidak mencari makanan, okay? Jadi, kumohon, ini untuk kebaikan kita semua," Billy menatap setiap mata yang menatapnya diruangan kecil ini.

Aku menatap mata Billy. Dia meminta bantuan setiap orang untuk bangkit dan mencari makanan untuk bisa tetap hidup. Semua orang menatap Billy seakan dia melakukan kesalahan, walaupun sebenarnya hanya dia disini yang tidak mengetahui keadaan rumah-rumah yang belum diperiksa itu.

"Jadi kalian akan diam saja?" Billy tertawa mengejek, kemudian dia tersenyum kesal, "baiklah, aku tidak akan menunggu disini sampai malaikat mengirimkan kita makanan, aku akan mencari rumah itu, sendiri, dasar, apa kalian semua berubah menjadi pemalas," Billy berjalan kearah pintu keluar dengan langkahnya yang lebar dengan trisula ditangannya. Aku ingin memberitahunya, tapi aku tidak tega mengatakannya. Aku tidak suka membuat orang patah semangat ditengah jalan, tapi apa boleh buat.

"Rumah itu berada di ujung jalan utama disisi kiri hutan kota," ujarku. Billy menoleh sesaat, kemudian tersenyum,

"Terimakasih, Kyle," Dia membuka pintu kayu didepannya.

"Dan rumah-rumah itu menjadi tempat persembunyian Cann level A, dan salah satu rumah itu adalah rumah keluarga Keygen," ucapku akhirnya. Billy berhenti sejenak. Dia menoleh kearahku, garis mukanya mengeras. Aku dapat membaca pikirannya jika kumau, tapi untuk saat ini, aku ingin menebak apa yang akan dikatakannya.

Billy membuka mulutnya, lalu kembali menutupnya. Aku dapat melihat matanya berair seperti menahan sesuatu yang mengesalkan.

"Te, terimakasih telah mengingatkanku, setidaknya aku masih memiliki ibuku yang berada di abatis saat ini," Billy tersenyum. Aku tahu dia tersenyum untuk menyembunyikan perasaan sedihnya. Billy kembali membuka pintu yang tadi telah tertutup dan berjalan keluar.

Aku segera bangkit dan menyusulnya, berjalan disisinya menuju hutan kota.

"Kau yakin kau ingin kesana? Itu akan membahayakan dirimu, Billy," ujarku padanya. Dia tidak menjawab, hanya terus berjalan.

"Aku tahu kau marah, tapi makhluk kelas A itu bukan tandinganmu, dan lagi mereka tidak hanya satu-"

"MEREKA MEMAKAN ADIKKU DAN MENJADIKAN AYAHKU BANGSA MEREKA, KYLE!" Bagus, sekarang aku telah memancing emosinya. Kami terdiam beberapa saat, aku mengerti apa yang dia rasakan, orangtuaku kini tidak berkabar. Bahkan keduanya.

"Aku mengerti apa yang kau rasakan, dengar, jangan lakukan hal bodoh hanya untuk balas dendam," Billy terdiam beberapa saat. Tidak berjalan dan tidak berkata-kata.

"Aku akan ke hutan, mencari sesuatu yang bisa kita makan dari sana, aku akan meminta bantuan Rogue untuk memanah buruan, kau kembalilah ke kabin," aku menepuk pundaknya, berusaha tidak membaca pikirannya.

Aku berjalan kembali ke kabin memanggil Rouge, untuk membantuku mencari makanan.

Aku dan Rouge berjalan menuju ke hutan kota, siapa kira warga Rotten menanam tumbuhan yang dapat dimakan disini.

"Dimana Billy?" Tanya Rouge. Aku terdiam sebentar,

"aku memintanya untuk ke kabin selagi aku memanggilmu tadi," jawabku selagi mengumpulkan buah beri diatas kainku. Rouge menghentikkan aktifitas memetik dedaunan yang aman dikonsumsi.

The StebuklasWhere stories live. Discover now