Aku terbangun ketika merasakan dinginnya udara. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Tidak, ini bukan di kamarku dan Kyle? Ini dimana?
Aku memaksa tubuhku untuk duduk dari posisi tidurku. Aku melihat sekeliling, hanya ada pepohonan saja . Aku berdiri perlahan, untuk mengetahui keadaan sekitar tapi sejauh mata memandang yang kulihat hanya kegelapan ditengan rindangnya pepohonan.
Aku hanya dapat mendengar suara-suara gemerisik daun, dan sepinya malam.
"Kyle?" panggilku. Tapi tidak ada jawaban dari siapapun. Mataku mulai berair karena takut. Aku memberanikan diriku melangkah kemanapun karena aku benar-benar tidak tahu kemana tujuanku.
Aku terus berjalan, tapi tidak menemukan apa-apa selain kegelapan dihadapanku. Aku menelan ludahku dengan susah payah, berharap ketakutanku ikut tertelan kedalam tubuhku.
Tiba-tiba aku mendengar pergerakan dibelakangku, aku menoleh kebelakang dan tidak mendapati siapapun disana. Aku mendengar suara lahi disampingku, dan aku segera memutar kepalaku mencari-mencari sumber suara tapi tidak ada seorangpun. Lagi-lagi hanya kegelapan.
Nafasku mulai memburu, bersamaan dengan tingkat ketakutanku yang terus meningkat.
Seseorang menepuk pundakku, aku menoleh. Oh tuhan, wanita bersisik itu sekarang berada dihadapanku. Menatapku tepat dimata membuatku terdiam terpaku.
Dia memajukan badannya, kepalanya sekarang berada disamping kepalaku,
"bunuh mereka, bunuh," bisiknya tepat ditelingaku. Aku merasakan bulu ditengkukku meremang. Lalu dia mengulangi kata-kata itu berulang-ulang ditelingaku. Aku berusaha untuk menggerakan kakiku meninggalkan Evil, tapi sesentipun tidak.
Perlahan aku merasa ada sesuatu yang lembut dan kasar diwaktu bersamaan menyentuh lengan atasku, lalu berjalan keatas, melewati leherku membuatku bergidik, lalu berhenti di pipiku. Tangan Evil. Dia masih membisikkan kata-kata itu. Kemudian tangannya menyentuh daun telingaku pelan, membuatku menegang lalu berikutnya yang kurasakan hanya sakit disekujur tubuhku. Aku menjerit-merit dengan keras, menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerangku.
Aku memaksa diriku membuka mataku. Aku terisak dalam tidurku, bagaimana bisa ini semua terasa sangat nyata?
Tangan Kyle memegangi wajahku, memintaku untuk menghadap kearahnya dan aku menurutinya.
Dadaku masih terasa sesak akibat menangis, dan juga nafasku tersenggal-senggal.
"Shh, kau akan baik-baik saja, Athena, dia hanya menakutimu," Kyle mengusap kepalaku, berusaha membuatku tenang. Aku menggangguk lemah. Rasa sakit itu masih dapat kurasakan ditubuku, rasanya benar-benar sakit dan menakutkan.
Kyle melingkarkan lengannya dipinggangku, wajah kirinya berada tepat didepan wajahku. Dia membuka matanya beberapa saat, lalu kembali menutup.
"Jangan khawatir, Athena," ucapnya lirih. Lalu deru nafasnya berubah teratur dan Kyle kembali tertidur.
Aku percaya pada Kyle. Mungkin Evil hanya berusaha menakutiku dan itu bekerja. Tapi untuk apa dia menakutiku? Dia bahkan seharusnya tidak tahu aku berada didunia ini. Aku menelan ludahku dengan susah payah, memejamkan kembali mataku dan kemudian memaksa diriku untuk tertidur.
Aku telah berada di lapangan bersama kelompokku dan latihanpun akan dimulai lagi. Kyle membantuku membawa sekeranjang besar anak panah yang telah kubuat secara kecelakaan itu. Teman-temanku mentertawakanku ketika mengetahui cerita aslinya dan Torch tidak mengajarkanku cara menghilangkan anak panah itu. Menyebalkan.
Aku bersama para Half archer lain sedang berlatih memanah. Torch memanah hampir selalu sempurna dan tepat ditengah sasaran. Begitu juga dengan Frozz, dia terlihat sangat lincah ketika sasarannya bergerak. Dibelakangku ada Marie dan Nick yang sedang bertarung dengan Trisula mereka. Disi lain ada Karen dan Brian yang sedang menggunakan Circle of the Deathnya. Oh tuhan, bentuknya benar-benar mengerikan, aku tidak yakin aku akan selamat jika menjadi lawan salah satu dari mereka. Jauh di sisi kananku ada Britanny dan Grey yang sedang bertarung dengan tangan kosong mereka. Eh? Baru sekarang lagi aku melihat Grey. Kemana dia semalam?