Waktu sudah berlalu lebih dari 30 menit ketika aku mendengar suara gaduh diluar kamar. Aku bangkit dari dudukku dan mengintip melalui celah kecil yang ada dipintu. Orang-orang berseragam sama berlari kesana kemari. Apa yang terjadi?
Aku terus menatap lorong melalui celah kecil, orang-orang tersebut membuka pintu ruangan diseberang sana, kemudian membuka pintu ruangan lainnya hingga akhirnya tiga dari mereka berdiri tepat didepan pintu kamarku dan Kyle. Aku melangkah mundur, dan seketika suara seseorang menggerakan gagang pintu terdengar. Seseorang berusaha membuka pintu kamarku berkali-kali hingga akhirnya orang itu berhenti mencoba. Hening menyelimuti sekitarku.
Berikutnya yang kudengar ada dobrakan keras dari pintu yang berada didepanku saat ini.
Aku melangkah mundur lagi ketika suara dobrakan terus menerus terdengar.
Oh, tuhan apa mereka akan mendobrak pintu kamarku dan Kyle? Apa aku harus keluar? Apa aku harus menghentikkan mereka? Tapi Kyle menyuruhku untuk tetap dikamar dan mengunci pintu.
Aku mengambil nafas dalam dalam dan duduk dibalik ranjang membelakangi pintu, menundukkan wajahku dan menutup kedua telingaku rapat-rapat.
Aku takut, karena aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.
Suara dobrakan pintu dibelakangku semakin keras dan beberapa saat kemudian, tidak ada suara apapun lagi. Aku menarik kedua tanganku dari telinga perlahan, untuk memastikan tidak ada suara apa-apa lagi.
Aku bangkit dari dudukku dan membalik tubuhku, menatap pintu kayu yang tidak goyah sama sekali.
BRAK!
"Athena, ikut aku, sekarang, cepat!" Kyle muncul didepan pintu dengaan nafas terengah-engah. Aku segera meraih ransel, melompati ranjang dan lari mendekati Kyle, dilorong terdapat orang-orang berseragam yang bergelimpangan disana sini.
"Ky,Kyle, ada apa? kau membunuh mereka?" Kyle menggelengkan kepalanya,
"Tidak, aku membuat mereka pingsan beberapa saat, sekarang, ayo ikut aku,"
Kyle berlari didepanku dan aku segera mengikutinya.
"Kita mau kemana? Apa yang terjadi?" tanyaku selagi aku berlari disampingnya.
"Keluar, kita harus keluar dari Abatis,"
Meninggalkan Abatis? Aku menghentikkan lariku, ketika sadar aku berhenti berlari, Kyle menolehkan wajahnya menatapku.
"Bagaimana dengan Kenny? Aku tidak akan meninggalkan Abatis tanpa Kenny, Kyle," Kyle menatapku, kemudian dia berjalan mendekatiku dan menarik tanganku, mengajakku berlari. Aku menarik tanganku lagi,
"Aku mau Kenny, Kyle," Desisku.
"Dia tidak lagi di Abatis, Athena, kita harus cepat, kita harus sembunyi,"
"Sembunyi dari apa? Kemana Kenny? Kita harus menyelamatkan dia dulu," Aku memutar tubuhku, bersiap berlari menuju gedung tempat Kenny berada, tapi sesuatu menahanku. Kyle menahan tanganku.
"Lihat aku, Athena," Kyle menatap mataku dengan mata hijau zamrudnya dan aku mendadak terdiam entah kenapa, tapi mata itu seakan memintaku untuk diam, lihat, dan dengar.
"Kenny tidak disini, okay? Dia berada di tempat persembunyian Tuan Mitch. Tuan Mitch menyelamatkannya, dan sekarang aku harus aku harus menyelamatkanmu," jelasnya. Mr. Mitch menyelamatkan Kenny? Tapi orang itu bukan Mr. Mitch, bagaimana dia bisa menyelamatkan Kenny? Mr. Mitch menyelamatkan Kenny dari mereka, lalu apa yang mereka mau dari anak sekecil Kenny?
"Siapa mereka? Orang yang berusaha menculik Kenny," tanyaku. Kyle terdiam menatapku. Dia menatap kearah belakang tubuhku, dengan gerakan tiba-tiba Kyle menarik tanganku dan membuatku merunduk.