Aku berjalan mendekati jasad Cann didepanku dengan moncong senjataku mengarah ke kepala Cann itu. Tidak, pelurunya datang dari arah pintu, bukan aku yang membunuhnya, bukan aku yang menarik pelatuknya.
"Cann kelas C," Dane berjalan mendekati jasad Cann didepanku. "Tinggat berbahaya cukup tinggi, hancurkan otaknya, maka dia akan mati," Dane menjelaskan. 4 anggota lain mulai berjalan berhati-hati mendekatiku dan Dane.
"Kenapa kau tidak menggunakan busurmu?" tanya Dane. Aku menelan ludahku dengan gugup,
"A, aku pikir, akan lebih mudah menggunakan revolver disaat berbahaya bukan?" jawabku sebisanya.
"Ya, tapi kau menghabiskan pelurumu untuk sesuatu yang sia-sia yang bisa kuatasi dengan pedangku,"
"Aku tida-"
"Aku yang menembak Cann itu bukan dia, tenang saja, dia tidak kehabisan peluru,"aku segera menoleh kearah pintu masuk, sumber suara.
Seorang wanita cantik dengan rambut pendek berwarna kehijauan berjalan dengan anggunnya kearah pintu masuk dengan revolver ditangan kanannya. Kami semua segera membentuk posisi siaga kami, aku bahkan sudah membidik ujung revolverku pada kepala wanita itu.
"Whoa, tenang, aku tidak akan menyakiti kalian," wanita itu berhenti ditempatnya dengan kedua tangannya berada di atas dalam posisi menyerah. Siapa wanita ini?
"Siapa kau?" Tanya Dane lantang.
"Tori," tangannya masih teracung keatas, masih dengan revolver ditangan kanannya.
"Jatuhkan senjatamu!" Dane melangkah mendekati wanita itu, membuatku bersiap menarik pelatuk dan Paige menarik anak panahnya, bersiap melepaskan jika sewaktu-waktu wanita itu melakukan hal bodoh.
Wanita itu menunduk dan segera kenjatuhkan senjatanya bahkan menendang revolvernya mendekati Dane.
"Sudah kukatakan, aku orang baik," dia menelengkan kepalanya ke kiri, seperti anak kucing memohon.
"Apa kalian bersama sekelompok orang yang selalu membawa senjata mereka?" Tanya Tori.
Apa yang dia maksud adalah Kyle dan yang lain atau St 2-5 lainnya?
Dane menunduk mengambil senjata Tori.
"Siapa maksudmu?" tanya Dane padanya. Tori memutar bola matanya entah karena apa,
"sekelompok orang yang menempati kabinku belakangan ini, apa kau bersama mereka?"
Kabin? Itu pasti St 3-1!
"Dimana kabinmu? Tunjukkan pada kami," ujarku. Aku melangkahkan kakiku mendekati Tori. Dia kemudian menatapku dengan heran,
"Jadi kalian tidak bersama mereka?" tanyanya lagi.
"Ya, kami bersama mereka, tapi kami terpisah, sekarang katakan, dimana kabinmu," jawabku cepat.
"Aku tidak yakin mereka masih berada disa-"
"Jangan banyak omong, ayo cepat antarkan kami kesana," sela Dane. Dia terlihat kesal dengan perempuan ini entah karena apa.
Tori memutar bola matanya lagi dengan jengah, aku tidak mengerti apa maksudnya.
"Aku akan mengantarkan kalian kesana, jika kau mengembalikkan senjataku," Tori mengangkat wajahnya dengan angkuh. Dane berdecak kemudian melemparkan kembali revolver Tori pada pemiliknya. Tori memutar tumitnya kemudian melambaikan tangannya pada kami,
"Ayo," ujarnya. Aku dan Dane segera berjalan di belakang Tori membuntutinya menyebrangi jalanan kosong,
"Tunggu!" Cyrus menghentikkan langkah kami. Dia memandangi Tori dengan tatapan curiga,