kakiku membawaku berlari sekuat tenaga menuju pusat kota dan bersembunyi ketika aku tahu para orang-orang bersenjata akan mendekatiku. aku mengumpat dibalik rumah, pohon, dan bahkan semak. rasanya seperti memasuki dunia film action dan kau adalah pemeran utama yang bodoh. pemerintah telah mengumumkan rumah aman dipusat kota, warga yang selamat berbondong-bondong berlari ditengah kepanikan mereka menuju pusat kota, tempat yang menjadi tujuanku sejak awal.
aku sudah berada di pusat jalan, orang-orang berkerumun didepan rumah aman 1, 2, dan 3. mereka memaksakan diri mereka untuk masuk kedalam rumah aman itu. tapi aku menyadari bahwa berkerumun disatu tempat merupakan sasaran empuk bagi para orang gila itu. peluit peringatan terdengar dari tower, dan seseorang berdiri di tower memperingatkan dengan keras bahwa para manusia gila itu sudah berada satu blok dari pusat kota. orang-orang semakin panik dan semakin memaksa masuk kerumah aman berikut-berikutnya hingga rumah aman itu menjadi penuh. aku tidak bisa menggerakan kakiku dari tempatku berdiri ketika aku melihat segerombolan manusia gila itu telah menembaki sekumpulan orang di depan rumah aman. darah terciprat kemana-mana. korbanpun berjatuhan dan kepanikan kembali melanda. aku memaksaan kakiku untik bergerak dan aku bersembunyi di balik tempat sampah besar di gang kecil. ada seseorang yang juga berlari kedalam gang kecil tempatku berlindung dibalik tempat sampah, tapi orang itu kalah cepat dengan peluru yang ditembakkan oleh para pemberontak. orang itu mati tepat didepan mataku. air mataku mulai meleleh dipipiku, aku tidak tahan lagi melihat semua ini, apa yang terjadi dengan dunia ini. aku sangat amat takut. aku bangkit dan berlari menuju sisi jalan lain, dimana manusia-manusia gila itu telah membunuh seisi jalan tersebut. aku berlari sekuat tenaga mencari tempat yang aman. jalanan dipenuhi mayat yang bergelimpangan di sana sini. mereka pasti bukan manusia, tidak ada manusia yang tidak berperasaan seperti itu dan tega membantai orang-orang tanpa perasaan bersalah. aku segera berbelok ke jalan lain dimana petugas militer mulai menembaki para manusia gila dan menyelamatkan penduduk. aku segera berlari menuju para militan itu, berharap mereka melindungiku. aku berlari kebelakang semak-semak dibelakang para militan untuk melindungi diriku dari senjata apapun dan saat itu seorang wanita dengan wajah familiar memanggilku, dan itulah saat dimana aku bertemu Kyle Blakestonne.