Abatis

385 13 0
                                    

Aku dapat mendengar sebuah suara memintaku untuk bangun dan pergi. Tentu saja suara Kyle yang ada ditelingaku saat ini, dan juga dia mengguncang tubuhku dengan kuat. Aku membuka mataku perlahan, dan melihat wajahnya yang sekarang berada tepat didepan mataku.

"Bangun, Athena, para Cann menuju kesini," Aku terkesiap dan dengan sigap bangkit dari tidurku dan segera memasukkan pakaian yang diberikan oleh pekerja sosial kedalam ranselku yang benar-benar telah penuh.

"Kau bilang para militan telah mengatasinya, kenapa sekarang Cann akan masuk?" tanyaku sedikit panik. Aku benci darah, aku benci pembunuhan dan aku benci Kanibal.

"Aku tidak tahu pasti, tapi instingku mengatakan kalau mereka berhasil menghabisi para militan penjaga diluar sana. Para pengungsi lain telah berjalan mendahului kita, sebagian dsri mereka telah diangkut ke bunker lain," Ujar Kyle, mengecek kembali barang bawaannya.

Aku dan Kyle tengah berjalan menyusuri lorong melawan arah pintu utama berada. Pintu-pintu kamar terbuka dan tidak ada seorangpun didalamnya, kuharap mereka telah pergi menuju bunker lain. Aku tahu bunker ini pasti memiliki jalan keluar lain selain pintu utama, dan juga pintu lain itu pasti akan penuh sesak dengan lautan manusia yang panik ingin keluar dari bunker ini. Kyle terus menggenggam tanganku agar tidak terpisah dengannya di lautan manusia yang berbondong-bondong berjalan ke satu arah yang sama. Aku selalu benci teriakan panik orang lain, dan juga berdesak-desakkan karena itu hanya akan membuatku panik dan kehabisan oksigen dengan bodohnya. Aku selalu membenci kelemahanku itu.

Ketika kami telah sampai didekat pintu keluar kedua, aku dapat mendengar teriakan histeris dan dentuman senjata. Cann. Mereka telah menemukan jalan keluar kami dari Bunker. Nafasku tersengal-sengal, kepanikan melanda diriku dengan skala yang besar. Airmataku mulai menggenang dan aku akan segera kehabisan oksigen, sesak nafas.

Aku melangkah mundur perlahan menjauhi kerumunan yang berteriak histeris didepan pintu. Tapi tangan Kyle menggenggam tanganku dengan eratnya. Aku menghempas-hempaskan tanganku dan mendorong tangan Kyle, berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya, tapi bukannya melemah genggamannya malah semakin kuat, "lepaskan aku, Kyle," bisikku parau. "Aku tidak mau mati disini," Aku tahu airmataku telah meleleh, tapi aku tidak berniat untuk menghapusnya karena aku benar-benar dilanda ketakutan sekarang. Kyle tiba-tiba menarikku minggir ke ruang yang kosong dan memelukku erat. Aku tidak mengerti apa maksudnya, tapi itu membuatku terkesiap dan airmataku berhenti mengalir. Aku mendorong tubuhnya, berusaha melepaskan diri dari pelukannya, tapi Kyle masih tetap memelukku. Aku tidak mengerti apa yang ada dalam pikirannya.

"Aku ada disini untuk menjagamu, Athena," Menjagaku? Jangan bercanda disaat genting begini, "Jangan khawatir, mereka tidak akan bisa menyentuhmu semilipun," aku tertawa kecil disela-sela kekhawatiranku. Janjinya benar-benar tidak masuk akal.

Kyle melepaskan pelukannya terhadapku, lalu berpindah menggenggam tanganku dengan kuatnya dan menarikku kembali kejalan keluar yang sekarang telah dipenuhi para pengungsi yang semakin mundur kearah lorong. Para pengungsi lain berusaha menjauhi pintu keluar itu demi keselamatan nyawa mereka dan akupun pasti akan melakukan hal yang sama dengan mereka kalau saja tidak ada Kyle yang mencengkram kuat tanganku.

Kami sudah berada didepan pintu keluar sekarang dan nafaskupun semakin memburuk, panik kembali melanda diriku. Aku menyembunyikan wajahku dibalik punggung lebar Kyle, menahan rasa ketakutanku agar tidak keluar dari kotaknya dan membuatku mendadak kehilangan oksigen.

"Jangan khawatir, kau bisa mempercayai janjiku, Athena," Kyle membawaku melangkah keluar dari zona aman, dia membuatku keluar dari bunker ini bersamanya. Dan lagi para Cann itu menatap kearah kami. Kyle segera menutup pintu besi dibelakangku guna menyelamatkan para pengungsi, tapi kurasa dia tidak berniat sedikitpun untuk menyelamatkanku karena sekarang dia membiarkanku menjerit histeris diluar bunker.

The StebuklasWhere stories live. Discover now