Seseorang membuka pintu kamarku dengan kasar membuatku tersentak, Kyle. Dia berjalan lebih cepat dari biasanya seperti terburu-buru,
"kau harus pindah, kau pindah ke kamarku, ruangan ini akan dipakai untuk para pengungsi yang masih hidup dari Charrye," Kyle mengangkat ranselku dan membantuku turun dari ranjang. Aku menggenggam ponselku di tangan kiri dan tangan Kyle di tangan kananku, "ada yang tertinggal lagi? Mantel?" Oh ya dia benar, aku meninggalkan mantelku di lemari kecil didepan ranjangku. Aku segera mengambilnya dan aku menyadari, mantelku bernoda banyak darah yang mengering. Ini menjijikan. Aku menghampiri Kyle dan berjalan bersamanya keluar ruangan.
"Apa mereka menyediakan Laundry disini?" aku membentangkan mantelku, melihata sebanyak apa noda yang tertinggal disana. Kyle melihat mantelku yang kubentangkan, dia tertawa kecil, "ya, ada diruang bawah, aku akan mengantarkanmu kesana,"
"bagus," aku melipat kembali mantelku dan terus berjalan mengikuti Kyle menuju kamarnya.
Kami telah tiba di kamarnya. Kyle meletakkan ranselku disamping pintu. Ruangan ini lebih besar dari kamarku di Country Avenue. Aku berjalan mendekati frame foto yang terpajang di dekat meja tempatnya menaruh barang-barang. Ada seorang wanita cantik difoto itu, disebelahnya ada Kyle yang sedang tertawa mengangkat pedangnya dan wanita itu juga mengangkat pedangnya yang berwarna putih dan terlihat sangat keren. Dan mereka terlihat bahagia, sangat bahagia.
"Sangat cantik bukan?" Kyle menghampiriku,
"ya, sangat cantik, siapa dia?" tanyaku, mataku tetap menatap wanita cantik yang berada di frame foto tersebut. Kyle menghela nafas, membuatku memandangnya.
"Ibuku," Ibunya?
"Ibumu? Kupikir Ibumu Isabelle Blakestonne?"
"Ya, dia adalah ibu angkatku di Charrye, tapi, dia, adalah ibu kandungku disini, di abatis," Kyle mengambil frame foto itu dan melihat wajah ibunya dengan seksama. Kurasa Kyle adalah orang asli abatis, orang yang sedari lahir tinggal di abatis, bukan di Charrye sepertiku.
"Aku lahir di Abatis, lalu orangtuaku membuatku tinggal di Charrye karena ada sesuatu yang harus kulakukan disana, jika aku sudah besar. Mereka menetap di Abatis, dan aku tetap kembali ke abatis jika ada waktu, untuk menemui mereka," Kyle tersenyum di akhir kalimat, senyum yang dipaksakan dan dia menatapku yang berdiri disampingnya dan menunjukkanku frame foto dengan foto yang lain. Seorang pria tampan, Ayahnya, Ibunya Kyle, dan Kyle yang berada ditengah mereka.Aku membalas senyumnya.
"Jadi, dimana orangtuamu, sekarang?" tanyaku. Kyle terdiam beberapa saat, ekspresi wajahnya menjadi tegang. Apa orangtuanya sudah meninggal? Oh, yatuhan,
"Ma, maaf Kyle, aku tidak bermaksud-"
"tidak, tidak, orangtuaku masih hidup, mereka hanya sedang tidak-disini,"
"jadi?" tanyaku, lagi. Kyle terdiam beberapa saat lalu dia mulai membuka mukutnya berusaha mengeluarkan beberapa kata, lalu menutupnya lagi, lalu dia membuka mulutnya lagi,
"mereka berada di- kerajaan Evil,"
Oh, tuhan. Bagaimana bisa mereka berada di kerajaan wanita bersisik itu?
"ba,bagaimana bisa?" tanyaku,
"untuk menyelamatkanku, dari para Cann," sinar matanya meredup,
"lalu? Apa mereka akan baik-baik saja?"
"Mereka Saber Wager yang sangat handal, tidak ada yang perlu kita khawatirkan," Kyle terdiam sesaat, memandang kosong kearah lantai kayu dibawahnya, "ya,mereka pasti selamat, pasti" dia tersenyum tapi raut wajahnya menjadi suram, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Kyle menggelengkan kepalanya pelan, lalu menatapku, berusaha menghapuskan kesan sedih di wajahnya dengan tersenyum manis,