Aku menatap nanar teman-temanku. Kyle menatapku dengan tatapan tidak percaya. Aku tahu tatapan matanya, tatapan tidak percaya atas apa yang aku lakukan. Aku telah membunuh seseorang yang tidak mengetahui apa-apa. Aku tahu penjaga itu berada dibawah pengaruh Evil. Aku tahu dia memiliki keluarga yang entah masih hidup atau tidak. Aku telah membunuh seseorang yang tidak bersalah.
Aku mengusap kembali mataku perlahan, masih dengan tangan menggenggam erat anak panah dengan darah menempel di matanya. Aku menarik nafasku dalam-dalam, bertanya, atau lebih tepatnya menggertak dengan suara serak,
"Aku akan membunuh kau, mereka semua, jika kau tidak melepaskan teman-temanku, mereka tidak memiliki peran apapun dalam masalah ini. Ini masalahku dan masalahmu, tidak lebih tepatnya ini masalahmu," aku menelan ludah perlahan, tidak yakin dengan apa yang kukatakan barusan, "apa maumu, Evil?"
Teman-temanku menatapku. Aku tidak mengerti apa arti dari tatapan itu. Memintaku untuk menolong mereka atau mengatakan aku gila secara tidak langsung setelah apapun yang kulakukan barusan.
"Aku mau kau mengatakan pada Kenny untuk tinggal, sementara kau dan teman-temanmu harus segera pergi dari tempat ini, sebelum aku berubah pikiran," ujar Evil tanpa senyum angkuhnya. Dia mengatakan itu dengan serius. Ubun-ubunku terasa panas, rasanya darahku mengalir dengan cepat ke kepalaku. Apa dia pikir aku akan membiarkan Kenny tinggal bersama dia semudah itu? Dia satu-satunya yang kumiliki saat ini. Satu-satunya keluargaku yang tersisa.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan dari Kenny? Dia hanya anak kecil," aku mendesis diakhir kalimat. Aku tahu apapun jawabannya hanyalah sebuah kedustaan, dan apapun yang membuatnya ingin Kenny menetap adalah sesuatu yang tidak bagus. Evil tidak menjawab, dia hanya tersenyum angkuh kemudian melangkah mengitari teman-temanku yang entah mengapa kini terlihat sangat lemah. Tunggu, kenapa mereka tidak menggunakan kemampuan mereka? Kenapa mereka hanya berdiri selayaknya manusia biasa?
"Apa yang kau lakukan pada teman-temanku?" Tanyaku dengan serak, kerongkonganku terasa tercekat. Evil tidak dapat mengambil kemampuan mereka bukan?
Evil memutar tubuhnya dan menatap teman-temanku yang berdiri dengan lemah satu-persatu, kemudian bibirnya membentuk huruf o, seakan dia teringat sesuatu.
"Aku tidak melakukan apa-apa, kurasa mereka hanya lelah," Evil mengibaskan tangannya, "bawa mereka kembali ke sel," ujarnya memerinta penjaga yang memegang rantai teman-temanku.
"Tunggu!" ujarku menghentikkan penjaga itu, berikut dengan Evil yang bergerak kearah yang berlawanan denganku. "Lepaskan mereka dan juga adikku, aku akan melakukan apapun yang kau minta, " Kyle menatapku dengan matanya yang terbelalak, "sekalipun kau menginginkanku untuk mati," lanjutku.
"Kau gila, Athena!" seru Kyle dengan nada tinggi. Aku menatapnya dengan tatapan sedatar dan sekuat mungkin. Aku tidak dapat membiarkan teman-temanku mati, lagi. Dan aku tidak dapat membiarkan Kenny merasakan semua keburukan ini. Senyum licik terbentuk dibibir jalang didepanku. Aku menatapnya tanpa mengalihkan pandanganku sedikitpun dari matanya yang mampu memanipulasi itu.
"'Sekalipun aku menginginkan kau untuk mati?'" ujarnya mengutip apa yang baru saja kukatakan. Aku menelan ludahku yang terasa menyangkut dengan berat.
"Sekalipun kau menginginkau untuk mati, tanpa terkecuali," ujarku mengulangi perkataanku sendiri, untuk meyakinkan Evil. Dibelakang sana, aku dapat mendengar teman-temanku berteriak-teriak mengatakan padaku untuk tidak membuat kesepakatan itu. Kyle terdengar geram, dia terdengar sangat marah, tapi aku berusaha untuk tidak mendengarkannya.
Evil mengulurkan tangannya, memintaku untuk menjabatnya untuk mengunci perjanjian bodoh yang kubuat sendiri. Aku menarik nafasku perlahan, menarik nafasku kuat-kuat, melunturkan pertahanan logam dari kulitku, dan melepaskan genggaman tanganku pada anak panah penuh darah tersebut, membiarkannya jatuh berdentang mengenai lantai marmer dibawah kakiku. Aku mengulurkan tanganku mendekati tangan bersisik ular Evil. Kau melakukan yang terbaik, Athena, ini demi teman-temanmu dan adikmu.
Aku menjabat tangan Evil dengan tangan masih terborgol.
Menyetujui perjanjian bodoh yang kubuat sendiri.
Selamat tinggal Kyle,
Selamat tinggal Kenny.
Haaii maaf banget banget banget baru update, ragu juga masih ada yang baca, cuma pingin nyelesaiin aja, aku sibuk banget sama tugas kuliah yang sumpah ramai banget, sampe susah ngapangapain, aku udah nulis sebenernya tapi belum aku upload doang hehe, tapii makasiih banyaaaaaak banget bangeet buat yang masih nunggu dan vote, love youu :3