"Denger gak si?"
"Denger."
"Jadi?"
"Apa prok..prok..prok.."
"Vito aku serius, kamu udah kelas duabelas. Tolong kasih contoh yang baik buat adik kelas." Nayla mempertegas nada bicaranya. Anak ini selalu berbuat onar saat ada kesempatan. Bisa-bisanya dia menyembunyikan seragam siswa lain? Dasar.
"Kalem aja kali, toh yang dikerjain gapapa."
"Bayangin kalo kamu diposisi dia, malu kan?"
Tersenyum tengil. "Kalo gue diposisi dia? Gak mungkin lah. Siapa yang berani iseng sama ketua Venus?"
Huh, sabar Nayla. "Dih, sombong. Pokoknya aku nggak mau tahu, sekarang kamu dihukum. Bersihin toilet guru dan siswa."
"Siswi gak sekalian?"
Gadis ini melotot. "Modus. Kamu aku pantau ya, jadi jangan macem-macem. Jangan minta bantuan temen-temen kamu juga. Paham?"
Menurut Vito, Nayla itu lucu. Sebenarnya dia juga tidak takut akan ancaman yang dilontarkan gadis imut didepanya ini, entah kenapa dirinya selalu merasa terhibur jika melihat Nayla kesal?
Apalagi jika yang membuatnya kesal adalah Vito sendiri. Lengkap sudah. "Percuma lo melotot gitu, gue gak takut." Imbuhnya meledek.
"Cukup ya Vito, aku nggak suka main-main."
"Ntar kalo gue serius lo baper?"
"M-maksudnya? Enak aja, sok kegantengan kamu."
"Ngaku aja, gak papa kok." Dan ya, akhir-akhir ini menggoda Nayla akan menjadi daftar kesukaanya. Ingat, kesukaan.
"Dih, gak jelas." Hendak pergi.
"Nay.." Namun tangan mungilnya dicekal.
Deg
"Dia apa-apaan si? Tahan Nayla tahan, jangan ge'er." Batinya menguatkan.
"Apasi? Pegang-pegang segala. Gak boleh tahu, bukan mukhrim."
"Oh jadi kalo udah mukhrim boleh?"
"Ih Vito apasi? Bener-bener gak jelas."
"Eh Nay.."
"Apalagi?"
"Lo lagi dapet?"
Sontak Nayla membulatkan matanya. Apa, haid? "Aku.." Kembali berbalik. "Enggak kok."
"Tapi, rok belakang lo basah. Tembus?"
"Hah?!"
Ahahahaahaa
Ini sangat menyenangkan? Ya, Vito tertawa. Tertawa karena lelucon yang ia lontarkan untuk gadis sekertaris itu. Bagaimana tidak, ekspresi Nayla tadi cukup menggemaskan. Ditambah dia langsung berlari menahan malu.
Oh ayolah, tadi itu hanya lelucon konyol. "Hah, sakit perut.." Memegang perutnya.
Dan sekarang, banyak siswa dan siswi yang memperhatikan kelakuan Vito. Si dingin Kasturi tertawa? Yang benar saja?
"Itu, kak Vito Bagaskara? Mata gue gak salah liat kan?"
"Sumpah demi apa Vito gemoy banget, mau gue karungin.."
"Khm.." Dan tawa itu hilang seketika. Vito melenggang dengan langkah panjang dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celana.
Ketua Venus tak lagi tersenyum.
"Yaampun ganteng." Mereka masih memuji pangeranya.
¤¤¤
"Nay, menurut lo gimana?"