ASET BERHARGA SEKOLAH.

7.2K 386 4
                                    

Hari ini Nayla nampak membawa banyak buku.

"gimana si anak perpus? Buku sebanyak ini kok mereka tinggalin di taman? Kalo ilang kan sayang." Mulutnya terus menggerutu.

"Ikan lele ikan mujaer.."

"Cakep Nu!"

"Bukan mau pantun pe'a, gue lagi ngapalin nama-nama ikan."

"Sue emang." Anak Venus menjitaknya segan.

"Eh, Nayla tuh. Kayaknya lagi butuh pembantu?"

"Bantuan bego,"

"Sama aja, sama-sama ada 'bantu' nya."

Alhasil mereka langsung melihat pada gadis itu. Ya, nampak sedikit kesusahan memang.

"Lo nggak mau bantuin dia?" Marko pada Raja. Yang ditanya menggeleng saja.

"Insaf? Katanya lo naksir?" Tambah Marko lagi.

"Gue nggak mau ninggalin lo Ko." Percaya atau tidak, Raja membelai manja wajah pria itu. Tentu ini fenomena mengejutkan yang benar-benar langka.

"Ih taik, jijik anjir, homo jangan sama gue." Mendorong bahu Raja lalu mengusap wajahnya cepat.

Semua tertawa.

Nayla sadar jika langkahnya mulai mendekati gerombolan nakal Kasturi. Dia berhenti ditempat. "Ada mereka lagi?" Jalan satu-satunya adalah putar balik.

"Takut?!" Suara ini, Vito Bagaskara. "Payah."

Dengan cepat Nayla berbalik lalu mempercepat langkahnya untuk sampai tepat dihadapan pria sombong itu. Dengan tangan yang masih setia memegang buku, ia akan memarahi pria ini, lihat saja.

"Kamu ngomong sama aku?"

Ucapanya hanya dibalas dengan tajam.

"Apa melotot-melotot gitu? Kamu pikir aku takut? Denger ya, kalo nggak ada kerjaan, seenggaknya nggak ngatain orang lain."

"Emang kenyataanya lo payah." Ingin rasanya menjambak rambut orang sombong ini.

"Kamu kenapa sih sensi banget kalo sama Aku? Ada masalah?" Beban ditanganya sudah cukup membuatnya berkeringat, apa harus ditambah dengan ucapan sadis si jangkung sombong ini agar semakin berkeringat panas?

"Pergi lo." Ia mengerutkan keningnya.

"Jahat." Nayla pergi dengan cepat. Sudah cukup, pria itu harus diberi pelajaran.

Yang lain menatapnya heran.

"Bos, lo jadi sensian gini? Kenapa?" Ganu menginterupsi.

"Jangan gitulah Vit kalo sama cewek." Tambah Marko.

"Lo nggak komen Ja?" Among menyenggol pelan lenganya.

"Mau ngomong apa?" Jawab Raja seadanya. "Lagian gue nggak ada hubungan apa-apa sama Nayla."

"Wiih udah sadar ternyata temen gue." Hendri menyindir. Raja diam saja, dia hanya tidak mau menjadi beban untuk gadis itu. Sepertinya Nayla juga tidak suka padanya?

"Tolling yuk balik sekolah?" Ajakan Ganu disetujui.

"Bu Ratih woy,"

"Khmmm, pangeran-pangeran belum pada masuk kelas?" Guru dengan postur tubuh tak terlalu tinggi itu melipat tanganya didepan dada.

"Ibu cantik banget hari ini,"

Bu Ratih nampak menahan emosinya.

"Satu titik dua koma, saya tahu pantun ini sudah sering dilantunkan Bu. Tapi, Ibu cantik siapa yang punya?"

VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang