JANGAN BERISIK!

13.9K 671 8
                                    

"Nesa!" Yang merasa terpanggil menoleh.

"Si Nana mana? Nggak bareng?" Dia Mela, sahabat Nesa dan Nayla.

"Kayak nggak tahu aja?" Seadanya.

"Oh, perpus? Kebiasaan tuh anak, belum makan juga udah ke perpus aja."

"Udah duduk sini, komen hidup orang mulu." Gadis itu memilih meja dekat stand bakso bujang milik Mang Ahmat.

"Kan gue perhatian sama si Nana."

"Iya, gimana yang tua aja."

"Sialan lo."

¤¤¤

"K-kamu?" Kenapa harus dia? Suara teriakan Nayla itu luar biasa. Itu sebabnya, yang dia anggap hantu kaki jadi terbangun.

Matanya masih belum bisa sinkron. Sedekat ini? Dengan pria ini? Oh ayolah, tak baik untuk kesehatan jantung seorang gadis.

Vito menatapnya. Datar, sangat datar. Tapi jaraknya dekat, tanganya menutup mulut gadis itu.

"Kenapa? Mau aduin gue ke guru? Bilang kalo ada murid yang tidur di perpus." Nayla masih diam. Mata yang indah, Nayla suka itu.

Detik selanjutnya ia bergeming. Mendorong tubuh itu untuk menjauh darinya.

"Kamu ngapain sih? Tidur disini? Ngagetin orang aja?"

Tak ada jawaban. Dan sekarang harus bagaimana?

"Masalah buat lo?"

"Iya, gara-gara kamu aku jadi kaget tahu nggak? Aku pikir tadi itu,"

"Apa?" Nayla bungkam. Rasanya, ia tak ingin berlama-lama disini?

"Aku mau ambil buku." Jawabnya langsung. "Aku bilang, aku mau ambil buku. Kamu nggak denger?"

"Denger."

"Yaudah awas, posisi kamu ngehalangin bukunya." Vito beralih. Membiarkan gadis itu pada tujuanya.

"Di rak atas?" Gumamnya. Tangan yang tak sampai itu mulai mengeluh. Tinggi sekali? Kalau begini, mana bisa digapai?

Dan Nayla baru ingat, kan ada dia.

"Vito,"

Laki-laki itu masih disana. Bersandar pada rak buku pelajaran Kimia.

"Boleh minta bantuan nggak?" Nadanya pelan. Bahkan, yang diminta tolong pun samar-samar mendengarnya.

"Menurut lo?"

"Ya,"

"Lo pikir, gue bakal ngambilin buku itu? Gue bukan orang baik Nayla," Ia bangkit, berjalan maju kearah gadis itu.

Dan sekarang, Nayla yang harus mundur. Meskipun kecil kemungkinan untuk bisa lolos, setidaknya ada usaha untuk menjauh.

Vito mengikis jaraknya. Ia pastikan, gadis itu hanya akan menatapnya saja. Nayla kikuk, posisinya sangat ia benci. Dipojokan oleh laki-laki yang menyandang banyak rumor jelek disekolah, ketua geng turun temurun SMA Kasturi, geng Venus. Komunitas ini bukanlah komunitas baik-baik, anak-anak bermasalah ada didalamnya.

Dua tanganya mengurung gadis itu.

"Vito," Nadanya parau, Nayla takut jika seperti ini.

"Gue bukan orang baik-baik. Lo tahu, gue pernah hampir bunuh orang." Nayla mengantupkan bibirnya. Shok dengan tuturan pria dihadapanya. Dia, psikopat?

"V-Vito, ini,"

"Syuut.. Jangan berisik, gue nggak suka kalo lo buka mulut. Gue lebih suka lo jadi penurut." Smirknya biadab. Nayla benci situasi ini. Siapapun, tolong!

VITO BAGASKARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang