"Bang..." Adik kelas Vito berlari terbirit menuju IPS 8.
"Kenapa lo lari-lari? Emang ada lomba sprint?" Marko tak pikir panjang.
"Ini bakal lebih dari lomba sprint Bang, si Samuel ada didepan sekolah kita, dia bilang mau ketemu bang Vito."
"Lah ayok gue mah, gak takut.." Marko refleks menggulung lengan seragamnya.
"Tahan dulu Ko, jangan langsung panas gitu. Inget nama Venus udah mau punah disekolah ini, tindakan gegabah bakal ngebuat kita bubar beneran." Hendri menengahi.
"Si Samuel datang sendiri doang Bang, dia cuma mau ketemu sama bang Vito."
"Apaan nih ribut-ribut?" Vito yang baru datang dari Toilet langsung diberi tahu kalau rivalnya ada didepan sekolah.
"Si sempak sendirian didepan, dia cuma mau ketemu lo." Raja.
"Dia bawa orang lagi?"
"Kagak Bang, dia persis sendiri."
"Gue kesana, kalian disini aja dulu."
"Kita lihatin dari lapangan Bos, ingat Samuel masih punya dendam. Siapa tahu ini jebakan? Kita harus tetap waspada."
"Gue setuju sama Ganu Bos, kita gaakan biarin lo temuin dia sendiri." Among ikut andil.
"Oke deh, yaudah gue duluan."
Samuel berdiri dari motornya saat melihat Vito sudah keluar dari gerbang. Pemuda itu juga melihat anak-anak Venus berjejer rapi dilapangan memperhatikan ketua mereka. Itu sudah pasti, karena anak buahnya juga melakukan hal yang sama. Berjaga-jaga.
"Ada apa nih? Lo gak terima kalah?" Vito memasukan dua tanganya dalam saku celana.
"Santai aja, gue kesini cuma mau nitip bunga sama boneka.." Menyodorkan barang yang dimaksud pada Vito. "Buat Nayla, bilang itu hadiah ulang tahun dari Samuel."
Vito menatap pria dihadapanya malas. "Kenapa gak dikasih sendiri? Gerbang sekolah gue siap dibuka lebar kalau lo mau masuk."
"Yakin?"
"Kalau perlu suruh anak buah lo ikut, biar rame."
"Sendiri juga gue berani, buat Nayla apa sih yang enggak." Samuel mengetik pesan diponselnya pada Alif.
Vito memasang smirk-nya "Suruh ikut masuk aja, anak-anak gue gak gigit."
Merasa diremehkan akhirnya anak Garda diminta ikut masuk kedalam sekolah Kasturi.
Dari kejauhan Marko sudah memberi aba-aba untuk bersiap. "Anjing emang si sempak, jangan pada lengah!" Perintah Marko.
Mereka melihat Vito berjalan menuju sekolah diikuti Samuel dan pasukanya. Bahkan Vito tak segan membukakan gerbang untuk mereka, namun sebelum itu pak satpam sudah lebih dulu melarang.
"Jangan Mas, saya mohon tertib."
"Tenang Pak, kita gak akan ribut." Ucap Vito meyakinkan.
"Saya bisa kena marah pak Kepala Sekolah."
"Mereka tanggung jawab Pak kalau sampe ada apa-apa." Tunjuk Vito pada Samuel dan pasukanya. "Tahan anak buah lo, jangan pada panas nanti didalem."
"Ya gas aja, orang gue cuma mau ngasih hadiah doang." Rutuk Samuel.
"Lah iya ini gerbangnya kagak mau dibukain." Vito tak kalah sarkas.
"Pak saya gak akan ngerusuh kok, cuma mau kasih ini aja.." Samuel mencoba merayu pak Satpam.
"Saya gak bisa."
Karena merasa lama, Marko dan yang lain ikut menyusul ke dekat pos satpam.
"Lama amat kagak masuk-masuk? Eh sempak, lo jadi nyerang gak nih? Buruan keburu pak Makmur datang." Among.