Sebelum membaca!
Dibawah ada gambar khusus 17+, mohon untuk yang belum masuk umur jangan di download! Meskipun sudah Author blur!
Terimakasih, selamat membaca.
"Lo yakin ini tempatnya?"
"Iya Bos, kemaren gue ikutin si Dion kesini."
"Kaya juga seleranya?"
"Bokapnya yang punya Kastil Aksara."
Kastil Aksara adalah sebuah tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Disana kita disuguhkan dengan beberapa sejarah tentang negara Indonesia. Semua duplikat dan keterangan daerah di Indonesia, bisa dijumpai disana. Menambah pengetahuan sekali bukan?
"Bokapnya tajir, anaknya taik." Komen Samuel pedas. "Cabut, kita cari targetnya." Mereka masuk kedalam, nuansa disini tidaklah remang, tempat ini lebih memasuki gaya elegan Amerika. Arsitektur yang dipakai pun sangat mewah dan terlihat mahal. Ya, untuk kalangan orang kaya memang harus nomor satu.
"Gue duduk disana, lo liat-liat, siapa tahu Dion ada disini." Anak buahnya mengangguk. Mereka mulai menikmati setiap jamuan para wanita cantik disana.
¤¤¤
"Tumben si taik kagak ikut kumpul?"
"Tadi si lagi mules-mules katanya?" Jawaban Among kurang meyakinkan. Sesakit apapun mereka, kalau masih bisa jalan, tidak pernah melewatkan nongkrong di Toling. Apalagi ini malam minggu.
"Samper aja kerumahnya."
"Yaudah gini, mending kita telpon. Gimana?" Yang lain setuju. Kalau bisa dari jauh kenapa tidak?
"Nggak usah. Bentar lagi juga dateng..."
"Elah Bos, cenayang lo? Si Raja kalo nggak dipaksa mana mau?" Penuturan Ganu memang benar.
"Bacot mulu dah? Biarin aja apa? Tuh anak lagi males keluar kali?" Wakil ketua menengahi.
Mereka mulai bersenda gurau seperti biasa. "Permisi? Silakan minumnya.."
"Eh Cici? Makasih ya Ci? Tahu aja Aa Marko lagi kemarau?" Gadis keturunan Tiongkok itu tersenyum.
"Kak Vito, mau pesen apa? Yang lain pada pesen minum lho?"
"Sabar.." Dengan cepat Hendri meraba punggung sahabat malangnya.
"Perasaan yang paling welcome gue? Tetep aja, yang diperhatiin si taik?" Cibir Marko sedih.
"Air putih aja Ci, tapi yang harus buat kamu." Yang lain tertawa. Hah, ini sih gelagat bikin panas.
"Terus To terus, gue mah sabar."
Yang digoda hanya tersenyum. "Iya Kak."
"Mampus, makanya Ko, usaha tuh biasa aja. Kalo udah tahu nggak dianggep kan susah?"
"Diem lo, dukung kek kalo temen lagi pedekate?"
"Ya gimana, kan udah jelas Cici-nya nggak suka sama lo?" Among sialan.
¤¤¤
"Yakin nggak mau dianter?"
"Yakin. Ini juga masih jam tujuh."
"Gue telpon Jajang ya? Suruh jemput lo kesini?"
"Jangan Rik, aku bisa sendiri kok." Gadis ini sedikit keras kepala.
"Yaudah gue pesenin taxi."
Kendaraan yang dipesan ketua Osis sudah datang. Ia membuka pintu mobil meminta rekan sekolahnya segera masuk.