Semua anggota Venus dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapat pengobatan intensif. Hanya Hendri dan Vito yang masih terjaga, sedari tadi dua pemuda itu juga saling diam.
"Vit, gue ke Toilet dulu."
"Iya, kalo lo mau balik balik aja Hen. Biar gue jagain anak-anak."
"Gak lah, kita jaga bareng-bareng."
Vito tersenyum, mendapat sahabat seperti mereka adalah anugerah terbesar dalam hidupnya. Tak ada yang pantas menggantikan Venus untuk bisa menemani hari-harinya saat ini.
"Permisi, dengan kerabat pasien?"
"Iya Dok."
"Mereka baik-baik saja, sebagian ada yang terluka tapi tidak begitu parah."
Vito berhapas lega, syukurlah.
"Saya boleh masuk Dok?"
"Silakan."
Langkah kaki Vito bergegas menemui teman-temanya. Didalam ruangan yang terdapat ranjang brankar itu, Marko dan yang lain tengah berbaring.
"Ko?"
"Wey Bos, si Hendri mana?"
Mendekati Marko. "Lagi ke toilet, lo mana aja yang kena?"
"Lumayan aman si kalo gue, si Among tuh kepalanya kena."
"Aman Bos, cuma puyeng doang dikit."
"Sorry ya, gue emang gak guna."
"Lo gak salah Vit, Garda aja yang curang. Lo liat sendiri kan tadi sebanyak apa backingan mereka cuma buat nyerang kita?" Ganu berargumen.
"Gue bener-bener minta maaf."
"Bukan salah lo Bos, emang waktunya aja gak tepat saat itu buat ngelawan yang curang. Mereka ngejebak kita kan? Gak bisa dibiarin, kudu cepet-cepet dibantai balik." Raja ikut menyahuti.
"Gue balesin buat lo semua nanti."
"Jangan solo-an juga kali, kita juga mau ikut masak daging pake darah." Ucapan Hendri kali ini diacungi jempol oleh teman-temanya.
"Dari mana lo Hen? Ngocok ya?" Si Marko memang selalu cari masalah.
"Babi."
"Anjir baru tahu pak Ustadz kasar gini." Ledek Ganu.
"Udah bacot lo semua, mau makan gak? Ada dana nih dari si Bos. Bisa buat nyicil kontrakan setahun." Ujar Hendri dengan senyum mengembangnya.
"Asik, ini yang gue suka dari lo Bos."
"Gaskeun amer sayang!" Among.
"Anak ngen, ini rumah sakit bego. Bisa dicoret dari daftar penyembuhan lo entar."
"Emang yang bilang ini rumah mak gue siapa?"
Pfftth HA HA HA
Suara tawa itu kian lantang diruangan mereka. Yaampun, padahal tadi keadaan sangat genting. Dan lagi, apa luka mereka tak cukup menyakitkan sampai-sampai masih bisa bercanda begitu? Ada-ada saja memang.
¤¤¤
@vbgskr